Kini tinggallah Azkia seorang diri di dalam kelas karena bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Tangannya tergerak membereskan barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam tas. Seusai itu Azkia pun langsung keluar dari kelas itu hendak pergi mencari sosok Garvin.
Ia berjalan di koridor sambil memegang tali tasnya seraya berharap ia tidak akan bertemu dengan Rachel dan Triela. Hingga tanpa ia perhatikan lantai yang berada di depannya basah di karenakan kran air yang tidak di tutup.
Bug!
Azkia tergelincir dan berakhir jatuh ke lantai yang basah itu. Kini roknya yang kering berubah menjadi basah.
"Shh," ringis perempuan itu seraya berdiri.
Disela saat ia meringis kesakitan, Azkia melihat sosok laki-laki yang ia cari sedang berjalan menuju parkiran bersama seorang perempuan.
Ia mencoba untuk bangkit dan melupakan rasa sakit di bokong dan pinggangnya. Azkia berjalan sedikit cepat untuk menyusul Garvin dan mencari tahu siapa perempuan yang berada disampingnya. Perempuan itu melangkah mengikuti arah Garvin berjalan dan sampai di titik akhir yaitu parkiran sekolah. Terlihat tangan laki-laki itu terangkat mengelus pucuk kepala perempuan yang bersamanya serta memeluknya.
Deg
Apa yang di lihat Azkia cukup membuatnya terdiam. Kini ia dapat melihat secara jelas siapa Gadis yang bernama Garvin, Audi. Ya, Gadis itu adalah adalah Audi
Garvin melepas pelukan itu dan menatap manik mata Audi yang berkaca-kaca.
"Gue ada buat, lo. jangan khawatir," ucap Garvin dengan lembut.
"Kamu gak bakalan ninggalin aku sama seperti kedua orang tuaku, kan?" tanya Audi dengan gemetar.
Garvin sedikit menarik ujung bibirnya keatas dan terbentuklah senyuman kecil.
Garvin menggeleng, "itu gak bakalan terjadi." ucapnya.
"Janji?"
Garvin lagi-lagi mengangguk, "Janji." katanya dengan senyuman lebar terbit dibibirnya.
Tin tin ....
Sebuah mobil berwarna putih datang dan berhenti tepat di depan Garvin dan Audi.
"Tuh, jemputan lo udah datang," tunjuk Garvin pada mobil Toyota Alphard tersebut.
Audi menatap Garvin dengan wajah memelas, "padahal aku mau pulang bareng kamu," ucapnya dengan lesu.
"Udah pergi, gih!"
Dengan terpaksa Audi pun menghembuskan napas gusar lalu pergi menaiki mobil jemputannya itu.
Setelah melihat mobil itu yang sudah pergi membuat Garvin menghela napas pendek. Garvin terlihat mengambil ponselnya dari saku celananya.
Ting!
Azkia tersentak kala ponselnya berdeting. Dengan cepat ia pun melihat siapa yang mengirimkannya pesan, tidak biasanya.
+62812********
Ke parkiran sekarang!Perempuan itu sempat bingung dengan pesan dari nomor tak di kenal itu. Ia pun memilih untuk mengabaikannya saja hingga ponselnya kembali berdeting.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [END]
Teen Fiction"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu tenang, hujan itu awal dari kisah kita dan juga akhirnya. Begitulah cara alam menyambut dan memisahk...