19. jelek

4.4K 363 1
                                    

Hari ini adalah hari dimana seluruh anak sekolah melakukan upacara pengibaran bendera merah putih. Ya, sekarang adalah hari senin. Hari yang sangat menjengkelkan bagi sebagian siswa.

Garvin dan Azkia kini berangkat ke sekolah tidak menaiki motor untuk sementara karena berhubung lengan tangan Garvin yang belum sembuh jadi Tiffany menyarankan mereka di antar oleh supir pribadi.

Kali ini tugas Azkia akan semakin berat karena ia harus mengurus cowok bernyawa bayi itu yang tidak bisa di tinggal sebentar saja. Dia pasti akan marah dan lagi-lagi memakinya dengan cacian pedasnya.

Kini mereka sedang berada di dalam mobil yang sudah melaju menuju sekolah Azkia dan Garvin.

Di dalam mobil itu hanya keheningan yang ada. Baik Azkia maupun Garvin tidak ada yang memulai pembicaraan. Tetapi, tanpa Azkia ketahui Garvin diam-diam mencuri pandang ke arah perempuan itu yang tampak fokus ke arah jendela.

Setelah menunggu lima belas menit akhirnya mereka pun sampai ke tempat tujuan mereka, yaitu SMA ALANGSARI.

Garvin dan Azkia sama-sama turun dari dalam mobil itu dan membuat mereka menjadi pusat perhatian semua orang.

Belum sempat Azkia melangkahkan kakinya hendak pergi menuju kelas. Tiba-tiba saja Garvin menarik tasnya dari belakang sehingga membuatnya itu hampir saja terjatuh.

Azkia menatap Garvin dengan tatapan kesal. Hari ini mood perempuan itu sedang tidak baik karena seluruh badannya remuk. Semalam Garvin tidak membiarkannya tidur dengan nyaman karena laki-laki itu selalu saja bangun meminta minum dan tidur lagi begitu seterusnya.

Garvin menarik pergelangan tangan Azkia dengan tangan kirinya menuju ke suatu tempat. Perempuan itu hanya bisa pasrah dengan apa mau Garvin saat ini. Laki-laki itu ternyata membawanya ke Perpustakaan sekolah. Terdapat suatu ruangan yang Azkia baru tahu di sana. Ternyata di balik buku-bukuan yang berada di perpustakaan terdapat ruangan yang berisi kasur king size, lemari pakaian dan barang-barang lainnya.

Setelah membuka pintu rahasia itu Garvin kembali menutupnya dan menghidupkan lampu supaya ruangan gelap itu berubah menjadi terang.

Garvin melempar tasnya ke atas kasur king size itu dan duduk di pinggirnya.

"Pasangin gua dasi!" pinta Garvin yang membuka pembicaraan setelah lama tercipta kesunyian di antara mereka.

"Cuma minta pasangin dasi kakak bawa Kia kesini?" tanya Azkia kesal, "Kia mau balik aja. Sebentar lagi pasti bel bunyi."

Baru saja ingin berbalik tiba-tiba Garvin memutar tubuh mungil Azkia dengan menarik pinggang rampingnya.

"Lo ngebantah gua?" tanya Garvin dengan datar.

"Cukup hari ini biarin Kia bebas dulu, Kak. Kia juga ke sekolah mau belajar bukan sepenuhnya untuk ngurus Kakak," bantah Azkia dengan kesal dan jangan lupakan bahwa Garvin masih memeluk pinggangnya.

Mendengar itu membuat Garvin menggeram dan mengencangkan pelukannya di pinggang Azkia. Ia mencengkram seragam Azkia dan membuat kulit perempuan itu terasa sakit.

"Shh," ringis Azkia yang merasa sakit di kulitnya.

"Lo merasa terbebani ngurus gua?" Garvin kembali bertanya namun saat ini berbeda. Suara Garvin tampak mengerikan saat ini.

"Sh-sakit, Kak," ringis Azkia yang kesakitan.

"Hari ini lo nggak boleh ikut belajar." tekan Garvin lalu melepaskan cengkramannya dan sedikit mendorong tubuh Azkia.

"Kakak kok jadi pemarah gini, sih? Sikap Kakak itu selalu aja berubah-ubah! Itu buat Kia ..."

Cup

Tiba-tiba saja Garvin membekap mulut Azkia dengan menempelkan bibirnya di bibir merah perempuan itu.

AZKIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang