26. mencoba belajar

3.6K 303 24
                                    

Sore ini Garvin berjalan keluar dari Supermarket dengan kedua tangannya yang menenteng dua kantung plastik berisikan cemilan dan coklat milik Azkia. Sedangkan perempuan itu, ia hanya asik berjalan di samping Garvin sambil memakan coklat yang di belikan tadi.

Garvin membukakan pintu mobil bagian belakang lalu meletakkan kedua kantung kresek itu dan setelahnya ia menutup pintu itu kembali kemudian bergegas membukakan pintu mobil bagian depan untuk Azkia.

Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil. Garvin memperhatikan Azkia yang lahap melahap coklat yang berada di tangannya itu.

"Jangan banyak-banyak makan coklatnya," peringat Garvin yang hanya Azkia acuhkan.

"Kalau lo sakit gigi jangan ngadu sama gua." kesalnya.

Azkia terus melahap coklat sampai habis tanpa mendengarkan cemoohan Garvin.

"Enak banget," ucapnya senang.

Kini tangan Azkia terdapat bekas coklat yang melekat. Ia bingung harus mengelapnya dengan apa, hingga pada akhirnya ia memilih untuk mengelapnya ke rok sekolah yang masih ia kenakan itu.

Garvin yang melihat pergerakan Azkia pun langsung menepis tangan perempuan itu dari roknya tersebut.

"Apaan, sih?!" kesal Azkia sambil menatap murung Garvin.

"Lo gak tau kebersihan, yah?" datar Garvin.

Garvin mengambil beberapa tissue lalu membersihkan tangan Azkia yang terkena coklat itu.

"Kia bisa sendiri," ketus Azkia sambil merebut paksa tissue yang di gunakan Garvin untuk membersihkan tangannya.

Garvin hanya bisa menghela napas pasrah. Ternyata Azkia masih marah dengannya.

Pagi tadi, Garvin sudah mendapatkan amukan kemarahan Azkia tentang dia yang pergi entah kemana. Garvin mencoba membujuk, namun ia tidak tahu caranya. Sungguh laki-laki yang membosankan.

Azkia membuang tissue itu keluar dari jendela.

"Ini," Garvin memberikan botol yang berisi air mineral pada Azkia, "minum dulu."

Azkia melihat botol air mineral yang di tangan Garvin sejenak lalu mengambil botol itu dan meneguk airnya.

Garvin mengambil satu tissue untuk mengelap air yang tumpah dari botol tersebut akibat Azkia yang terlalu cepat meneguk air itu.

"Pelan-pelan, Kia," peringat Garvin yang tak habis pikir dengan Azkia yang tampak seperti anak-anak. Tetapi ia suka.

Garvin mengelus rambut Azkia dengan lembut lalu sedikit menarik ujung bibirnya membentuk senyuman kecil.

"Cantiknya Garvin masih marah, hm?"

Azkia mencoba untuk tetap biasa saja dengan mempertahankan wajah datarnya sambil memandang ke arah luar mobil tersebut.

"Cepetan berangkat. Kia kepanasan," ketus Azkia dengan wajah murung tanpa menatap sang lawan bicara.

"Makanya rambutnya jangan di lepas gini, sayang," ucapnya pelan sambil mencari sesuatu yang bisa ia buat sebagai pengikat rambut Azkia.

Garvin membuat Azkia membelakanginya lalu mengikat rambut perempuan itu. Ini sangat sulit namun Garvin berusaha mencobanya.

"Akh!" jerit Azkia yang merasakan rambutnya yang tertarik.

Garvin meringis pelan, "maaf,"

Garvin kembali mencoba mengikat rambut Azkia dengan benar lagi.

"Sakit tau!" kesal Azkia sambil menjauhkan rambutnya dari tangan Garvin dan kini rambutnya kembali tergerai.

AZKIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang