2 - About Rendi

404 59 5
                                    

Spam komen #Pasukan_Renfa🏀 yuk:)

"Rasa sakit terbesar adalah saat kamu tidak dipedulikan oleh Keluarga, hanya mendapat marganya tapi tidak dengan kasih sayangnya!" — Athara Putra Rendi

__Happy Reading__

Rendi pulang ke apartemennya dengan keadaan lesu, sial sekali dia harus mengikuti Reskan yang gila itu.

Bukannya di ajak makan, malah disuruh menemani dia bermain basket di rumah seniornya itu, udah disiksa gak dikasih makan pula, kejam memang Reskan itu.

Reskan dan Rendi sudah berteman sejak SMP, mereka cuman beda satu kelas saja, jika sekarang Reskan kelas 2 SMA maka Rendi kelas 1 SMA, mereka sudah layaknya saudara, jadi tak ayal jika sedang berlatih basket mereka selalu bercanda bersama.

Saat Rendi melihat ke arah depan pintunya, ia melihat dua pria berpakaian hitam-hitam sedang berdiri di depan apartemennya.

Rendi meneguk ludah, ia tau siapa yang datang, dan itu berhasil membuat rasa takutnya keluar, saat ingin berbalik badan, sebuah panggilan mengagalkannya.

"Tuan Rendi! Anda sudah ditunggu Tuan besar dan Nyonya di dalam!" kata salah satu penjaga itu.

Ini dia yang membuat Rendi takut setengah mati, ditunggu orang tuanya. Jika biasanya seorang anak akan senang ditunggu orang tuanya karena sudah lama tidak berjumpa, maka lain dengan Rendi, ia sangat tidak suka bertemu dengan orang yang ia sebut 'Ayah dan Bunda'.

Selalu ada rasa takut pada hati Rendi jika berurusan dengan orang tuanya, secara tiba-tiba tangannya bergetar, badannya berkeringat, seakan lelaki tinggi itu kepanasan, padahal tempat ia berdiri sangat sejuk.

Dengan langkah takut, Rendi berjalan menuju pintu apartemennya, jantungnya berdegup lebih cepat seiring langkahnya mendekat ke arah ruang tamu.

Rendi langsung menunduk saat matanya tak sengaja bersitatap dengan mata Adit, kakinya bergetar seiring langkah Adit mendekat kearahnya.

Plak!

Satu tamparan keras langsung di terima Rendi dari Adit, membuat lelaki tinggi itu harus rela tersungkur ke lantai karena kerasnya tamparan.

"Mas!" tegur Ratna sang Bunda yang sangat di benci oleh Rendi.

"Dasar anak sialan!" maki Adit dengan keras.

Hati Rendi sakit. Setiap kali Ayahnya datang ke apartemennya, tak pernah Rendi diperlakukan dengan baik, kekerasan fisik dan batin selalu di dapatinya dari sang orang tua.

Membuat Rendi trauma dan takut sendiri dengan orang tuanya yang seharusnya memberikan kasih sayang pada Rendi.

"Kamu tau apa kesalahan kamu?!" tanya Adit dengan nada membentak.

Rendi tidak menjawab, ia tak pernah tau kesalahannya apa saat dia marahi seperti ini, baginya kata 'kesalahan'  itu adalah omong kosong Adit.

Ayahnya itu hanya ingin berniat menyiksa dirinya, tak ada yang salah dengan Rendi ataupun sikapnya, Adit sangat membenci Rendi dan ingin anaknya itu pergi dari dunia.

Jangankan untuk berbicara, tak sengaja menatap mata Adit saja, sudah berhasil membuat emosi pria tua itu naik dan berujung menyiksa Rendi kembali.

Sakit dan melelahkan batin memang, Rendi juga sudah ribuan kali mencoba bunuh diri, tapi entah kenapa ia selalu saja selamat, seolah Rendi ditakdirkan untuk hidup dan menerima segala siksaan dari Ayahnya.

Bugh!

Rendi meringis pelan saat Adit menendang perutnya, ia tidak boleh bersuara, jika itu terjadi maka Adit akan kembali memukulinya.

FLASHBACK || Antara Nefa Dan Rendi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang