12 - Waktu Bersama Rendi (1)

111 19 4
                                    


#Pasukan_Renfa🏀

"Siapapun dia. Baik buruknya dia, kalo dia pantes dibaikkin atau dibantu kenapa enggak? Seenggaknya kalo kita gak berguna bagi hidup kita sendiri, kita masih berguna bagi orang lain, mungkin dengan begitu Tuhan jadi baik sama kita. Itu yang namanya hidup Ren! Lo baik Tuhan baik, lo jahat Tuhan bisa lebih jahat. Gak perlu jadi superhero untuk rubah dunia. Dengan sikap kecil kayak gini aja lo bisa rubah dunia orang lebih baik. Ini simpel namun beharga bagi mereka."-Queen Nefa Mahendra.

__Happy Reading__

Rendi, Anov, Riski, Reskan dan beberapa senior lainnya berjalan bersama menuju kantin. Lontaran kalimat yang membuat orang tertawa terus keluar dari mulut Anov. Cowok itu sangat humoris, membuat semua orang senang berteman dengan dia.

Tak ayal, teman Anov sangat banyak di dalam maupun luar sekolah. Karena memang cowok itu seasik itu untuk dijadikan teman.

"Kan gue udah bilang Nov, seenggaknya kalo gak ganteng itu harus keren, dari sikap maupun penampilan. Jadi kalo orang liat tuh gak minus-minus amat. Lo disuruh keren malah bobrok, mana ada yang mau!" celetuk Rendi dengan wajah tengilnya.

"Maksud lo gue gak ganteng gitu?! Potongan Harvey Petito gini masak gak ganteng." Anov membenarkan tatanan rambutnya dengan wajah songong.

"Harvey Petito apaan! Potongan kentang kayak lo ngaku-ngakunya kejauhan!" Reskan menoyor kepala Anov gemas. Tawa sedari tadi keluar terus dari mulutnya. Karena ulah juniornya yang satu itu.

Anov merenggut, percuma membela diri. Semuanya sangat suka bila dirinya sengsara. Menyebalkan memang! Tapi Anov sabar orangnya.

"Eh, Nefa tuh!" tunjuk Anov pada Nefa yang sedang membaca sebuah kertas di tepi lapangan.

Semua orang langsung melihat ke arah Rendi, cowok tinggi itu sudah tidak tenang sejak melihat Nefa.

Pesan yang kemaren niatnya iseng itu membuat Rendi ketar ketir saat melihat Nefa. Menghindar lebih baik daripada harus bertemu Nefa yang akan mengumpat dan memukulnya.

Baru juga akan berbalik badan, tapi teriakkan dari Anov benar-benar membuat Rendi rasanya ingin membunuh orang.

"Nefa cantik! Dicariin Rendi nih!" teriak Anov dengan keras.

Nefa menoleh ke arah gerombolan itu, dan senyum miring Nefa terbentuk saat melihat Rendi memutus kontak mata dan langsung berbalik badan.

Nefa tau jika Rendi menghindarinya. Pesan Rendi yang di kirim ke grub mampu membuat dia tertarik. Dan benar-benar menunggu momen dimana ia bertemu dengan Rendi.

Tapi cowok tinggi itu selalu menghindar, alhasil 2 hari ini Nefa tidak bertemu dengan Rendi.

"Kak Reskan!" panggil Nefa sambil berjalan kearah kumpulan cowok itu.

Nefa terkekeh saat melihat Rendi berbalik badan dan berjalan dengan cepat, terlihat sekali bahwa cowok itu menghindarinya.

"Iya Nef, kenapa?" tanya Reskan seraya tersenyum manis ke arah Nefa.

"Nanti sore gue gak bisa ikut latihan Kak, soalnya Black Team mau ngadain rapat dadakan," jelas Nefa dengan sopan.

"Oh iya gak papa, nanti gue kirim lewat WA apa aja yang udah tim basket junior pelajari. Nanti lo pelajari sendiri dan praktek bareng gue, Meta sama Pak Erick, oke?"

Nefa mengangguk, Reskan memang peduli tentang dirinya dan Black Team. Bahkan seniornya itu sangat mendukung adanya Black Team di SMA Merah Putih.

"Oh iya Kak, Rendi kemana tadi?" tanya Nefa dengan iseng.

FLASHBACK || Antara Nefa Dan Rendi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang