32 - Pergi Ke Bandung

73 4 0
                                    

Halo Passenger KaptVa 03!!! Ketemu lagi sama Kaptenz Eva R yang bakal bawa kalian ke demensi 0317!!  Di mana demensi ini  menceritakan masalalu Rendi dan Nefa😍

Para pecinta couple ini mana suaranya!!! Pasukan Renfa mana suaranya!!!

Bantu Kaptenz untuk share cerita ini ya guys, biar makin rame😍

Thank you Passenger!🖤

“Mendengar suaramu dan melihatmu kembali adalah sebuah kelegaan yang selama ini tak pernah aku rasakan.”—Athara Putra Rendi.

Cowok tinggi yang kerap di panggil Rendi itu terlihat mondar-mandir di depan sebuah rumah minimalis yang terlihat indah di Bandung, pulang dari rumah Valerie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cowok tinggi yang kerap di panggil Rendi itu terlihat mondar-mandir di depan sebuah rumah minimalis yang terlihat indah di Bandung, pulang dari rumah Valerie. Rendi langsung memacu motor kesayangannya untuk menghampiri Nefa yang kata Valerie sedang berada di Bandung lewat lokasi yang sudah Valerie kirimkan.  Menghiraukan waktu jika sekarang sudah jam 9 malam.

Rasa rindu dan khawatirnya terhadap Nefa lebih besar daripada rasa lelahnya, ia ingin secepatnya menemui Nefa dan meluruskan masalah di antara mereka. Namun Rendi bingung apakah harus masuk atau tetap di depan gerbang yang tertutup rapat itu, Rendi takut menganggu mengingat ini sudah sangat malam dan waktunya untuk istirahat.

Menelfon Nefa pun sudah ia lakukan, namun tetap saja nomor Nefa tidak aktif. Membuat rasa khawatir itu makin besar adanya. Rendi menghembuskan nafas berulang kali untuk menetralkan dingin yang menyerang badannya. Sekalipun Rendi kedinginan tapi entah kenapa ia masih belum beranjak dari tempatnya berada. Seolah ada sesuatu yang menahannya untuk tidak pergi darisana.

"Nefa, lo kemana sih? Gue khawatir!" Rendi bermonolog seraya menatap rumah itu dengan intens.

"Rendi?" Suara lembut namun tegas milik gadis yang hari ini ia rindukan terdengar dari belakang tubuhnya, membuat Rendi langsung berbalik dan menemukan Nefa yang sedang menatapnya bingung.

"Nefa." Dalam satu detik, tubuh Nefa sudah berada di dekapan hangat Rendi, perasaan lega yang tak pernah Rendi rasakan sebelumnya menyeruak dan membuat Rendi seketika sakit perut karena sakit senangnya melihat Nefa.

"Rendi, lo kenapa ada disini?" Nefa bertanya setelah Rendi melepaskan pelukan itu, wajah Rendi pun memerah hingga ke leher dan ke telinga, terlihat malu ketahuan memeluk Nefa seerat tadi.

"Ya-ya gue cariin lo lah! Gila ya lo pergi gak bilang-bilang! Gue khawatir, begok! Mana handphone lo mati!" Rendi ngegas bicaranya, membuat Nefa kesal dan berujung memukul lengan kekar Rendi.

"Bajingan! Bisa gak lo ngomongnya pelan-pelan aja? Gak usah ngegas gitu!" Baru tadi Nefa baper karena di peluk Rendi sangat erat, kini sudah di buat kesal saja.

"Lo juga ngegas! Bukan cuman gue doang!" Rendi membela diri dengan delikan tak terima yang Rendi layangkan pada Nefa.

Nefa hingga ingin membalas ucapan Rendi, namun suara tegas mengintrupsi mereka berdua hingga sama-sama diam.

FLASHBACK || Antara Nefa Dan Rendi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang