18 - Luka Rendi

97 14 1
                                    

Bantu share ya, gak enak kalo lapak ini sepi:(

Mengetahui Luka seseorang itu bukan hal biasa, namun hal luar biasa yang sudah membawa kita ke dalam dunianya.”—Flashback.

Jangan nyerah ya, Ren. Tuhan kasih cobaan yang besar buat lo itu artinya dia pengen nunjukin kalo lo manusia paling kuat di antara yang lainnya. Takdir emang kejam. But, itu gak menjadi alasan untuk seseorang menyerah dengan hidupnya. Sekalipun hidupnya udah hancur dari kata hancur itu sendiri”—Queen Nefa Mahendra.

__Happy Reading__

"Sampek sini dulu latihannya ya, makasih buat kalian semua dan maaf karena harus latian sampek mau malem gini!" Teriakkan Reskan mengakhiri latihan basket kali ini.

Setelah mengucapkan terimakasih kembali para junior pun mulai berjalan pergi menuju gedung olahraga untuk berganti baju. Termasuk Rendi dan Nefa yang sudah memiliki rencana untuk melihat senja di Rooftop sekolah.

Namun panggilan Reskan yang memanggil Nefa menghentikan langkah dua orang berbeda gender itu.

"Kenapa, Kak?" tanya Nefa setelah Reskan berada di depan mereka.

"Gini, kita 'kan udah lama gak jalan bareng karena sibuk. Gimana kalo sore ini kita jalan? Cuman berdua," kata Reskan santai seolah melupakan keberadaan Rendi disana.

Rendi melihat ke arah Reskan, ia tau bahwa sahabatnya itu menyukai Nefa dan dulu Rendi tidak mempermasalahkannya, tapi kenapa sekarang ia tidak rela jika Nefa jalan dengan Reskan?

Nefa melirik Rendi sebentar sebelum menjawabnya. Cowok itu juga sedang melihat kearahnya. Seolah Nefa sedang meminta persetujuan dari Rendi.

"Maaf Bang, Nefa ada janji buat jalan sama gue." Bukan Nefa yang menjawab melainkan Rendi.

Kening Reskan mengkerut namun sedetik kemudian ia menormalkan ekspresinya.

"Jadi gak bisa ya?" tanya Reskan seraya melihat ke arah Nefa.

"Maaf Kak, lain kali aja ya," jawab Nefa sambil tersenyum canggung.

Reskan menganggukkan kepalanya, ia memberikan senyum lebarnya yang selalu Nefa lihat saat Reskan sedang memperhatikannya.

"Oke, gue duluan ya. Enjoy kalian berdua! Jangan lupa jagain Nefa, Ren!" Setelah Reskan mengatakan itu barulah Rendi berbalik dan berjalan bersama Nefa.

"Gak usah ganti baju ya, gue takut gak bisa liat senja soalnya," ucap Nefa seraya menahan tangan Rendi yang ingin pergi ke gedung olahraga.

"Tapi keringetan lhoo, Nef."

"Duh udah ayok!" Seolah tuli Nefa malah menarik tangan Rendi untuk berlari menuju tangga.

Rendi pasrah, ia pun berusaha menyamakan langkah kakinya dengan Nefa. Mengeratkan tas di bahu agar tidak lepas saat berlari kencang.

Teryata kekuatan Nefa besar juga, buktinya setelah latihan basket yang cukup menguras tenaga, power Nefa tidak turun untuk berlari ke rooftop.

Sesampainya disana nafas mereka tidak beraturan, langit memang sudah akan bewarna orange. Namun tidak sepenuhnya. Membuat Nefa bernafas lega karena masih bisa melihat senja.

"Duduk di tepian, yuk!" ajak Nefa pada Rendi.

"Lo gak takut jatuh?" tanya Rendi sambil berjalan mengikuti Nefa yang sudah duduk di tepian rooftop.

FLASHBACK || Antara Nefa Dan Rendi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang