41 - Tahanan Rendi

66 2 0
                                    

“Mudah untuk kita tersenyum jika kita bersama orang yang paling di sayang.”—Flashback.

Setelah kejadian menggemparkan 3 hari lalu, dimana Nefa melawan Meta dan membuat kapten basket putri itu dikeluarkan dari SMA Merah Putih, Nefa lebih memilih sendiri dan menghabiskan waktu di ruangan Black Team

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian menggemparkan 3 hari lalu, dimana Nefa melawan Meta dan membuat kapten basket putri itu dikeluarkan dari SMA Merah Putih, Nefa lebih memilih sendiri dan menghabiskan waktu di ruangan Black Team.

Nefa bangga karena sudah membuat Meta hengkang dari sekolah tapi ia juga sedih karena Ara juga pindah dari SMA Merah Putih. Alasannya, orang tua Ara tidak mau Ara bersekolah di sekolah yang memperlakukan anaknya seperti binatang. Nefa sedih karena tidak bisa mempertahankan gadis manis itu.

"Anef." Panggilan itu berasal dari seorang siswa yang berdiri di depan pintu seraya menatap Nefa. Melihatnya, Nefa langsung mengangkat kepala.

"Masuk, Ka," perintahnya yang langsung dilakukan oleh siswa yang terkenal memiliki otak pintar namun memiliki sikap yang sangat dingin itu.

Noka berdehem singkat saat sudah duduk di samping Nefa, cowok itu tampak membenarkan posisi duduknya beberapa kali. "Anef ... gue." Noka memejamkan mata saat kata yang ia susun untuk berbicara pada Nefa hilang entah kemana.
Nefa memicingkan mata saat melihat gelagat aneh Noka, ia merasa ada sesuatu yang Noka ingin ucapakan namun tidak tau harus berbicara bagaimana. Hal itu tentu mengundang rasa penasaran Nefa, karena tidak biasanya cowok dingin itu begini.

"Kenapa lo? Mau ngomomg sesuatu?" Nefa bertanya seraya membereskan beberapa buku yang berada di depannya.

Wajah Noka memerah hingga ke telinga, cowok itu terlihat menggaruk lehernya dengan canggung. "Iya, gue mau ngomong."

"Ya udah sih ngomong aja, ngapa lo jadi aneh gini?"

Noka makin tak nyaman pada posisinya saat Nefa menyadari sikapnya yang aneh, cowok asal Bandung itu benar-benar malu saat ini. Padahal Noka belum mengatakan apa yang ada dipikirannya, namun sudah malu saja.

Noka menghela nafas panjang sebelum berbicara. "Lo 'kan udah punya pacar, dan gue udah ijinin, sekarang giliran lo."

Nefa mengangkat alis heran saat ucapan Noka terasa janggal di telinganya. "Maksud lo sekarang giliran gue? Lo mau pacaran?!"

Wajah Noka makin merah dibuatnya, dan itu sudah menjawab pertanyaan Nefa. Sejenak, Nefa shock mendadak dengan wajah kaget yang membuat Noka memalingkan wajah kearah lain. Menghindari untuk tidak melihat wajah Nefa yang semakin membuat Noka salting.

"Anjir! Sama siapa, Arkian? Emang ada yang mau sama lo, ya?" Wajah Noka langsung berubah sinis, sialan sekali ucapan frontal Nefa ini.

"Maksud lo?! Gue ganteng kalo lo lupa!" Rasa malu Noka mendadak hilang dan bergantikan wajah jengkel karena mulut Nefa yang sangat kurang ajar itu.

"Iya-iya! Emang sama siapa?" Nefa mendekatkan diri pada tubuh Noka karena penasaran dengan siapa perempuan yang sudah berhasil menaklukan hati Noka.

"Jangan kaget lo dengernya." Nefa menganggukan kepala semangat membalas ucapan Noka.

FLASHBACK || Antara Nefa Dan Rendi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang