╰☆◈ sepuluh ◈☆╮

181 26 4
                                    


Dengan sangat terpaksa Lian mengambil tasnya di lemari. Ia malas harus keluar, tapi Yuda memaksanya. Cowok itu memintanya untuk menemani pergi ke toko buku.

Yuda bukanlah tipe anak rajin yang selalu kemana-mana membaca buku. Ini hanya tuntutan tugas dari guru mapel.

Karena Yuda bodoh sekali dalam hal seperti ini, maka ia mengajak Lian. Bisa dibilang, supaya Lian yang melakukannya. Ia mah tinggal mengantarkan saja.

Saat keluar rumah Lian sudah melihat Yuda sedang duduk nangkring di motornya. Cowok itu sedang memainkan ponsel.

"Woi, lo tuh ganggu gue nyantai tau ga!" omel Lian.

"Dimintain tolong aja."

"Lagian lo tuh kenapa sih tumben-tumbenan amat nyari buku?! Biasanya disuruh buka aja ga mau."

"Terpaksa. Kalo bukan gara-gara dihukum dan kudu beli, ga mau gue."

Jadi, kemarin Yuda tertidur waktu pelajaran bahasa indonesia. Biasanya sih ia tidak pernah ketahuan. Sialnya, hari itu adalah hari buruknya.

Guru bahasa indonesia-nya memergoki ia sedang tidur. Ditambah, sewaktu gurunya bertanya Yuda tidak bisa menjawab.

Itulah mengapa Yuda harus membeli buku karena ia dihukum untuk menceritakan kembali novel yang sudah dibacanya.

Alasan kenapa Yuda tidak memilih untuk meminjam di perpustakaan ialah karena ia kemungsuhan dengan penjaga perpustakaan. Entah dosa apa yang pernah Yuda lakukan di masa lalu, tapi penjaga perpustakaan sangat sengit ketika Yuda datang.

"Helm-nya dipake yang bener!" suruh Yuda.

Lian merotasikan bola matanya malas, namun tetap megikuti perintah Yuda dengan membenarkan helm yang dipakainya.

"Iya iya. Males banget kudu pake kaya gini, bikin sakit leher aja," protes Lian.

Tapi, semalas-malasnya Lian memakai tetap saja ia menurut apa kata Yuda. Soalnya, mulutnya Yuda itu malesin banget kalau sudah mengomel.

Biasalah, tukang nyinyir.

"Udah belum?" tanya Yuda memastikan bahwa Lian sudah naik di motornya dan siap berangkat.

"Meluncur bosku!"

Segera saja tanpa berfikir dua kali Yuda menjalankan motornya menjauhi pekarangan rumah Lian.

Cuacanya tidak begitu panas. Jangankan panas, ada tanda-tanda cerah saja tidak. Istilahnya, mendung lah.

"Yan!" panggil Yuda.

"Apa?!" jawab Lian sedikit malas dan sekenanya. Ia sedang sibuk melihat jalanan. Sedari tadi Lian juga diam saja. Malas berbicara; karena memang Lian seperti itu ketika berkendara.

"Nathan ternyata suka sama Bella."

Seketika Lian langsung memajukan kepalanya untuk mendengar lebih jauh. "Kata siapa?! Bukannya Nathan ada cewek."

"Punya cewek ga menjamin seseorang ga bisa suka sama cewek lain."

"Iya sih, tapi 'kan-"

Ingin Lian menyangkal tentang hal itu, namun Lian juga percaya. Ga ada yang melarang tentang seseorang harus suka dengan siapa.

Entah Lian yang terlalu lugu atau bodoh soal cinta, karena ia percaya saja ketika seseorang sudah memiliki pasangan itu artinya cinta milik orang itu hanya teruntuk pasangannya. Sungguh, seperti itulah pemikiran Lian.

Kolot.

Cewek itu sendiri juga belum pernah menjalin hubungan dengan lawan jenis. Yang artinya bahwa ia benar-benar buta soal percintaan.

relationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang