╰☆◈ empat ◈☆╮

342 41 0
                                    


Sepuluh anak manusia sedang berada di markas dengan keadaan tidak beraturan. Rata-rata mereka gabut; sibuk dengan urusannya masing-masing. Kata Yuda, sedang dalam mode tidak niat untuk kebersamaan.

“Tarik sis!” ujar Naya asal.

“SEMONGKO!” balas semuanya; masih tetap fokus pada urusannya. Hanya bibirnya yang andil.

Saat ini Naya sedang berselanjar di aplikasi asal Negeri China alias Tiktok. Tapi, kebanyakan video yang masuk ke berandanya hanya video halu. Maklum, ia memang sering kepo dan suka dengan konten semacam itu.

Setidaknya, itu lebih baik menurutnya daripada konten yang merugikan orang lain, seperti; merendahkan, menjelek-jelekkan, dan berbagai opini lain yang niatnya viral lewat jalur hujatan.

“Nay, bikin video yuk!” ajak Bella. “Mumpung lo lagi buka Tiktok juga.”

“Boleh. Pake akun gue?”

“Lo kan udah punya banyak followers tuh,” kata Lian. Ia tahu kalau Naya mempunyai followers yang bisa dibilang tidak sedikit. Kalau tidak salah sudah lima puluh ribu lebih kayaknya.

“Apasih, baru berapa juga. Ga sebanyak punya Reemar Martin,” balas Naya merendah.

Ini nih kalau orang yang suka merendah tapi jatuhnya malah meroket. Tapi, Naya memang tak suka dielu-elukan seperti itu. Ia ingin apa yang dicapainya dianggap biasa saja.

Jadi gimana we, kok Naya manis we~” Rama menyanyikan potongan lagu.

Rama jatuh cinta terngiang-ngiang e
Rama jadi gimana-gimana gitu ya, Nar
Jenar suka Rama, tapi Rama suka Naya~” sambung Naya.

“Naya gendeng!” Jenar melempari Naya sebuah buku yang entah milik siapa. Tergeletak begitu saja di meja.

Tak memikirkan balasan Jenar, Naya mulai mencari musik yang bagus untuknya berjoget. Mumpung ada yang mau, ga papa lah bareng-bareng. Toh, Naya senang, siapa tahu malah bisa fyp lagi.

“Yang tarik sis, de yang gatal-gatal sa, aja,” saran Bella.

Naya mengangguk dan mulai mencari sound. Tapi, ia agak malu take video diliatin gini. Biasanya kan dia take sendiri di kamar. Pintu tutup rapat, jadi aman. Ga ada masalah bakal diliatin orang lain.

Usai memilih sound dan efek yang bagus, Naya menyerahkan ponselnya kepada Rama. “Ram, tolong videoin dong!”

“Ogah! Lo yang mau bikin, gue yang ikutan repot.”

“Ayolah, Ram. Lo kan baik, ganteng, tidak sombong. Bantuin kita ya, pliss!” pinta Bella sambil mengeluarkan puppy eyes.

“Tetep ga mau.” Rama menolak.

“Rama kan putih, bantuin ya,” ucap Naya menambahkan.

“Oke!”

Entah ini diiyakan karena Naya yang meminta atau karena kata Rama putih. Tapi, sepertinya opsi yang kedua lebih menjerumus ke kebenaran. Sebab, Naya sering menggunakan kalimat itu untuk membujuk Rama dan berakhir diiyakan.

“Sekarang gue tau gimana cara buat membujuk Rama. Ternyata ini rahasia lo, Nay,” kata Nathan.

Pada akhirnya, Rama yang bertugas mengambil video. Tak apalah, daripada ngerjain yang ga jelas. Sekalian beramal. Nyenengin cewek kan dapat pahala.

relationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang