╰☆◈ dua puluh lima ◈☆╮

98 14 1
                                    

Lian bingung mengapa Bella tiba-tiba mengajaknya bertemu. Aneh saja, cewek itu tak biasanya mengajak bertemu hanya berdua. Biasanya, selalu ada Naya atau tidak yang lain.

Ini tumben-tumben amat. Ia duga pasti ada sesuatu.

Lian memilih tempat duduk karena ia yang datang terlebih dahulu.

Cewek itu mengirim pesan kepada Bella; mengatakan bahwa ia sudah sampai di tempat tujuan.

Meskipun tadi sempat bingung akan ke sini naik apa, tapi Lian mengusahakan untuk bisa datang atas permintaan sahabatnya. Beruntung saja ia tidak bodoh untuk memesan ojek online.

Sambil menunggu Bella datang Lian memilih untuk berselancar di aplikasi Youtube dan menonton video boygroup idolanya. Selagi ada wifi gratis, pikirnya.

Agak menjengkelkan memang, Bella yang mengajaknya ketemuan, tapi malah cewek itu yang terlambat datang. Ini sudah lebih dari sepuluh menit dari waktu yang ditentukan oleh Bella sendiri.

Beruntung saja tak berapa lama kemudian Bella datang diantarkan oleh seorang cowok yang sepertinya Lian kenal. Bukan teman-temannya di Kepyoh Squad.

Sepertinya sih teman satu sekolahnya Bella. Dari motor yang dipakainya seperti familiar bagi Lian. Dia cowok yang lumayan famous menurut Lian. Karena, kalau cowok yang biasa-biasa saja mana mungkin Lian bisa kenal. Dirinya tidak sesenggang itu untuk mengenali cowok-cowok.

“Udah nunggu lama, Yan?” tanya Bella lalu duduk di depan Lian.

“Belum sih, tapi cukup buat gue nonton lima MV-nya NCT,” jawab Lian santai.

Bella jadi tak enak hati, meskipun tidak menyukai K-pop tapi ia tahu berapa kisaran durasi setiap MV. Gini-gini, dulu ia juga fans BTS sebelum memilih untuk menggilai cowok irl.

Sorry banget ya, Yan, tadi nunggu jemputan gue agak lama. Gue juga jadi ganggu waktu lo,” ucap Bella.

“Santai aja, gapapa kok. Lagian gue kan emang gabut orangnya, jadi punya banyak waktu senggang.”

“Pesen dulu aja ya, Yan, gue mau curhat banyak soalnya,” suruh cewek itu.

Lian mengangguk. Ia memanggil pelayan dan mulai mengatakan apa yang ia inginkan.

“Ngomong-ngomong lo mau curhat soal apa, kok tumben banget ngajak gue?”

Bella menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung menjelaskannya dari mana. Sebenarnya, ia juga gimana gitu karena tiba-tiba saja curhat kepada Lian.

“Soal temen lo sih.”

Lian memiringkan kepalanya agak bingung. Soal temannya yang mana lagi? Ia rasa temannya tak ada yang bermasalah dengan Bella.

“Temen gue apa temen kita?” tanya Lian hati-hati.

Bella merotasikan bola matanya, “Oke, temen kita.”

“Siapa?”

Wajah Bella mendadak jadi kesal. Ia malas membahas soal ini. Namun, dirinya butuh tempat untuk bercerita. Ia harus membagikannya kepada orang lain.

“Naya.”

Lian langsung kaget mendengar nama itu disebut. Bukankah Bella dan Naya adalah teman baik sejak mereka masih kecil? Bahkan, pertemanan antara keduanya lebih lama dibandingkan dengan Lian.

“Ada masalah apa sama kalian berdua?!”

Sebelum memulai bercerita Bella menghela nafas dan mempersiapkan diri.

“Temen lo tuh sukanya makan temen,” adu Bella.

“Makan temen gimana? Kanibal gitu maksud lo?!”

relationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang