Lian mengamati seseorang lewat jendela kelas. Berhubung kelasnya ada di lantai teratas ia bisa memantau orang-orang yang berjalan dari arah parkiran.
Meskipun agak minus namun Lian bisa menebak bahwa yang baru saja datang adalah sahabatnya —Naya. Tapi, kok sama Alden? Tumben amat; batinnya.
Dua orang itu sangat sulit dipercaya kalau akur, apalagi sampai berangkat bareng. Pasti ada apa-apa. Lian sudah menyiapkan seribu pertanyaan untuk diajukan kepada Naya saat cewek itu sampai di kelas.
Maka dari itu Lian segera duduk di kursinya sambil membuka buku biologi. Sekedar baca-baca saja, sebab gurunya yang satu ini selalu memberi pertanyaan perihal bab yang mereka pelajari kemarin. Itulah alasan mengapa ia perlu membaca sebentar.
Tak berapa lama yang ditunggu-tunggu akhirnya datang bersamaan. Terlihat bahwa Naya dan Alden sedang berbincang-bincang sesuatu.
“Yan, rajin amat lo baca buku. Ada apaan?!” tanya Naya heran. Ya kalau tidak ada apa-apa untuk apa Lian bawain buku segede gaban.
“Ada mapel biologi, Naya. Lo ga inget kalo guru kita yang baperan itu suka ngasih pertanyaan tiba-tiba?!”
Naya baru ingat itu.
“Lo duduk sini, gue mau nanya sesuatu.”
Lian menepuk tempat duduk di sampingnya. Itu membuat Naya bingung. Ada hal apalagi yang membuat Lian kepo banget.
“Lo ada hubungan apaan sama dia?!” Lian menunjuk Alden dengan kode mata.
Naya langsung mengernyitkan dahinya bingung. “Hah, hubungan apaan?! Gue ga ada apa-apa kali sama si Alden.”
“Tapi kok berangkat bareng?”
“Coba gue tanya, lo ada hubungan apa sama Yuda?!” Naya bertanya balik.
Lian mengerjap kaget menerima serangan balik dari Naya. Ia menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan yang dibalas anggukan oleh Naya.
“Ya, gue ga ada hubungan apa-apa lah sama Yuda. Sebatas sahabat aja sih.”
“Yaudah, gue juga ga ada. Emang kalo mau berangkat bareng harus ada hubungan dulu gitu?! Pacarin aja noh ojol seluruh indonesia. Ga pernah jomblo lo, gue kata.”
Lian menyenggol lengan Naya, “Ih, Naya!”
“KENAPA LAGI SIH?!”
“Lo kok jawabnya gitu sih?!”
“Gitu gimana coba?! Gue jawabnya biasa, Lian... Lagian lo juga yang ngasih pertanyaan ga jelas gini.”
Cewek itu mencebikkan bibirnya kesal. Ia melanjutkan membaca materi di buku yang dibawanya. Naya pun juga melakukan hal yang sama. Dikarenakan semalam ia sama sekali tidak membaca apapun tentang biologi, jadi ia mengebutnya sekarang. Takut juga kalo diserang pertanyaan secara tiba-tiba.
“Gue balikin buku lo. Thanks ya!” Alden mengulurkan buku bersampul coklat kepada Naya.
Beberapa hari yang lalu ia meminjamnya untuk menyalin catatan. Maklum, Alden waktu itu sedang bolos di kantin, jadi tak sempat mencatat.
“Ah elah, iya iya.”
Tanpa permisi Alden mengangkat buku paket Naya untuk melihat buku apa yang dibaca oleh cewek itu. Takutnya kalau ada ulangan mendadak dan Alden tidak tahu. Kan dirinya juga tidak belajar semalam.
nongkrong di warung deket rumahnya sampai malem.
“Ulangan emang?!” tanya Alden baik kepada Naya maupun Lian.
KAMU SEDANG MEMBACA
relationshit
Teen Fiction[ ft. 00 line ] hubungan kita sulit untuk dijelaskan, karena bukan sekedar berteman. © bluezennie_, 2O2O