╰☆◈ sembilan belas ◈☆╮

106 17 0
                                    


Semenjak kedatangan Nathan suasana menjadi agak berbeda. Terlihat sekali bahwa semuanya menjaga jarak dengan cowok itu, kecuali Lian, Naya, Cila, dan Jenar —yang notabene tak mengetahui permasalahan ini.

Lian dan Naya asik menyedot es teh sambil berpandang-pandangan. Sementara Cila dan Jenar sibuk melihat isi ponsel masing-masing.

Bella dan yang lainnya juga fokus dengan urusannya sendiri.

Naya menyenggol kaki Lian —mengode cewek itu supaya membuka obrolan. Sudah sejak beberapa menit yang lalu mereka terjebak di suasana pahit juga asam ini.

Lian hanya melebarkan matanya seolah berkata ‘apasih, Nay, yang jelas dong!’. Lagipula, Lian bukan orang yang tepat untuk urusan semacam ini.

Naya membuka ponselnya bermaksud untuk memberitahu Lian lewat pesan. Namun, ia malah teralihkan dengan sebuah pesan dari Alden yang dikirimkan sejak beberapa menit yang lalu.

wah, sial.

Alden

|b.ing udh?
|bagi jwbn dong

belum |
gw masi diluar nih |
ntar malem kalo inget wkwk |

|ye
|kalo udh kabarin
|besok gue beliin boneka boba

SERIUS LO DEMI APA?! |
ih alden lo baik bgtsi (╥﹏╥) |

|apaan deh alay.

tapi beneran kan? |

|apanya?

IH ALDEN!|

|iya beneran nayaaa

oke, ntar malem gw kirim ke lo |
gw tagih besok beli berdua |

|dih
|minta noh sm kak zean


Naya menggigit sedotannya keras-keras. Ia tidak bisa berteriak ataupun guling-guling sekarang. Jadi, ia hanya bisa melampiaskannya pada sedotan.

“Oh, lo sekarang deket sama Alden ya, Nay?!” kata Nathan tiba-tiba.

Naya yang tadinya fokus menggigit sedotan langsung berhenti sejenak. Bisa-bisanya Nathan langsung mengatakannya tanpa berfikir terlebih dahulu. Dasar mulutnya emang.

“Nathan! Lo ngintip chattingan gue ya?!” tuduh Naya.

Nathan dengan sigap mengangkat kedua tangannya. “Mana ada gue ngintip! Keliatan tuh dengan jelas kalo lo lagi chattingan sama dia,” tunjuknya ke layar ponsel Naya.

“Tapi ‘kan—SAMA AJA GA SOPAN, NATHANN!”

“Ga usah lo tutup-tutupin semua pasti udah tau kali, Nay.”

Hampir saja Naya akan melemparkan plastik berisi es teh yang digenggamnya, tapi ia terlalu sayang.

Arga melihat adegan itu dengan tatapan tak suka. “Lo deket sama Alden?” tanya Arga datar.

Naya berganti memandang Arga dengan tatapan aneh. Apaan coba maksudnya bertanya seperti itu. Ikut-ikutan saja itu bocah. Padahal, tadi sudah ikut fokus ke Bella.

relationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang