Bella turun dari motor Nathan. Ia melihat sekeliling rumah Nathan yang sepertinya sepi. Cewek itu mengikuti Nathan yang berjalan masuk ke rumahnya.
Hari ini Nathan memang sengaja mengajak Bella ke rumah sebelum keduanya pergi jalan-jalan bersama. Jujur, Bella sedikit takut datang ke sini.
Secara, keluarganya Nathan itu terpandang dan bisa dibilang sulit dijangkau.
Meakipun keduanya bersahabat, namun rumah Nathan adalah yang paling jarang dikunjungi. Terlebih lagi ini adalah kali pertama Bella datang ke rumah Nathan dengan status sebagai pacarnya.
Dulu ia juga pernah kesini dan bertemu dengan bundanya Nathan, tapi hanya sebagai teman saja. Terlebih lagi dahulu bersama dengan teman-teman yang lain. Jadi, waktu itu ia tidak begitu gugup.
"Nat, gue takut!" ungkap Bella sambil memegangi belakang seragam Nathan.
"Kenapa sih, bunda ga gigit kok." Nathan berhenti dan merangkul pundak Bella. Ia mengajak cewek itu untuk berjalan bersamaan.
Memang seharusnya begitu sih. Bukannya malah Bella disuruh ngikutin. Seperti tak ada effort sekali dirinya sebagai cowok.
Ga gentle kalo kata Arga.
"Udah yuk masuk!"
Bella tetap ikut Nathan meskipun dalam hati ia deg-degan parah. Dirinya hanya takut saja kalau tidak sesuai dengan kriteria bundanya Nathan.
Tepat sekali saat kedunya baru saja membuka pintu sudah disambut dengan senyum lebar. Langsung saja Bella ikut bersalaman seperti apa yang dilakukan oleh Nathan.
"Eh, anak bunda udah pulang," sambutnya sambil mengelus pundak Nathan. "Sama Bella ya. Pasti abis ini mau kencan, iya 'kan?"
Nathan tersenyum malu, sementara Bella hanya hanya tersenyum kaku. Ia bingung harus menanggapi bagaimana. Jujur saja dirinya merasa canggung. Ini bukan Naya, Jenar, Lian, ataupun Cila yang bisa ia ajak bercanda sesukanya.
"Nathan tinggal ganti ya, bun! Jagain dulu pacarnya Nathan biar ga kenapa-napa. Jangan sampe lecet ya, bun!" pamit Nathan sambil bercanda.
"Iya tenang bunda jagain. Sini Bella deketan sama bunda!" ajak bundanya Nathan kepada Bella supaya mendekat.
Nathan tertawa senang lalu segera pergi menuju ke kamarnya untuk berganti baju. Ia merasa senang kalau bundanya bisa akrab dengan Bella. Secara, selama ini setiap Nathan dekat dengan cewek pasti bundanya selalu kurang sreg. Pasti ada saja yang tidak disukai.
Itulah alasan kenapa setiap Nathan menjalin hubungan pasti tidak pernah langgeng. Selalu ada bundanya yang ikut campur soal urusan percintaan Nathan.
Tidak enak ya?
Memang begitulah nasib menjadi anak kesayangan bunda.
Itu pula yang menjadi alasan mengapa anak cowok di Kepyoh Squad sering meremehkan Nathan, karena cowok itu yang sering didekengi mamanya. Meskipun Nathan ikut berbagai kegiatan keren, tetap saja mereka menganggap bahwa Nathan lembek karena sering dimanja oleh keluarga.
Sebenarnya, Nathan tidak seburuk itu. Dibalik itu semua dirinya merasa tertekan. Ia merasa tidak bisa bebas.
Ia ingin menjalani masalah percintaan sesuai dengan keinginannya sendiri, bukan berdasarkan kriteria bundanya. Ia juga sering melakukan hal-hal yang biasa cowok lakukan.
Dibanding dengan teman-temannya yang lain, justru Nathan lebih sering ikut kegiatan yang melatih fisik. Ia mengikuti hampir semua organisasi di sekolahnya; sebelas dua belas dengan Naya. Bahkan, tahun lalu dirinya dicalonkan sebagai pasukan pengibar bendera.
KAMU SEDANG MEMBACA
relationshit
Teen Fiction[ ft. 00 line ] hubungan kita sulit untuk dijelaskan, karena bukan sekedar berteman. © bluezennie_, 2O2O