Tepat setelah Jenar meletakkan plastik bawaannya, semua langsung merapat seperti ayam diberi makan. Yang tadinya mengolok-olok Denis hanya memikirkan makanan saja —sekarang juga ikut bergabung minta makan.“Gue seneng punya temen kaya lo, Nar. Royal, ga itung-itungan. The best deh pokoknya!” Rama mengacungkan jempolnya kearah Jenar. Tangan kirinya sibuk memegang tusukan sempol.
“Mau gratisan berkedok muji,” sindir Naya.
“Elo mah kalo iri sama Jenar karena ga pernah gue puji bilang aja, ga usah segala nyindir kaya gini,” balas Rama.
“Ogah banget iri cuma gara-gara dipuji sama lo. Najis!”
“Heran deh gue sama lo berdua, ribut mulu kerjaannya kalo ketemu. Ga ada acara lain apa?!” ujar Lian sambil geleng-geleng kepala.
“Jodoh kali tuh,” tukas Cila yang sedari tadi diam.
“OGAHH!” sahut Rama dan Naya secara bersamaan.
Dua orang itu memang bisa dibilang Tom & Jerry-nya Kepyoh Squad; ribut terus kerjaannya kalau bertemu. Kalau akur, bisa dipastikan mereka sedang dalam mode bekerja sama.
“Tapi lucu tau love-hate relationship gini. Bakalan langgeng kalo kata orang-orang mah.”
“Ga ada! Apaan tuh relationship-an segala. Males banget ada hubungan sama ini daki bekantan,” protes Naya.
“Anjrit ya lo! Gue juga ogah sama lo! Dasar pecinta plastik! Tukang halu!”
Hampir saja Naya akan mencolok mata Rama menggunakan tusuk sempol. Namun, tangannya sudah keburu dihalangi oleh Arga.
Kalau sudah menyangkut dunianya yang disenggol —Naya harus segera diamankan.
“MAJU LO KALO BERANI, DASAR SAMPAH PLASTIK! BERANI-BERANINYA YA LO NGATAIAN MEREKA. GUE TANDAIN, LO TUH JELEK, ITEM; BILANG AJA KALO SEBENERNYA LO IRI. BEBAN KELUARGA SOK-SOKAN NGATAIN!”
“Buset, body shaming, Ram.” Denis menyenggol lengan Rama.
“Lah, ga lucu lo, Nay, bawaannya fisik. Gue kan cuma bercanda doang.”
“Ngatain berkedok bercanda; bagus banget ngelesnya ya bunda,” sindir Lian. Ia sendiri juga lumayan gedeg dengan tingkah
teman-temannya; terutama cowok.Mereka sering mengatai —kadang menjelek-jelekkan idol mereka. Namun, pas dikatain balik, bahkan ditegur pasti bilangnya ‘bercanda doang’. Lucu memang.
“Gue kasih tau ya, Ram, lo jangan sekali-sekali nyenggol tuh pacarnya Naya. Yang ada, sakit hati sendiri lo jadinya.”
Sebab, Arga pernah mengalami.
Yang ada dirinya malah jadi overthinking. Mikirin bahwa semua kejelekan yang dikatakan oleh Naya benar adanya.
Suara motor mengalihkan perhatian mereka. Nathan datang bersama dengan Bella. Ini artis mereka yang ditunggu sejak tadi.
Ngaretnya lama banget. Tidak tahu entah kemana. Sampai-sampai Cila yang datang paling awal mengantuk menunggunya. Huftt.
“Halo, guys!” sapa Bella dengan riang.
“Halo!” balas Rama, Denis, Yuda, dan Arga bebarengan dengan tanpa semangat. Mereka masih agak tidak terima dengan permasalahan soal Bella yang memilih Nathan.
Sebenarnya, bukan tidak setuju ——tapi lebih ke mereka berada di pihak Yuda.
“Baru dateng, kemana aja lo berdua?!” tanya Cila sedikit emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
relationshit
Novela Juvenil[ ft. 00 line ] hubungan kita sulit untuk dijelaskan, karena bukan sekedar berteman. © bluezennie_, 2O2O