Part 36

209 16 0
                                    

Setelah menemani sang Papa meeting Kevin benar-benar kembali ke rumah Ana. Ia menemani gadis itu semalaman dengan penuh tangis. Di hari ini Kevin berjanji untuk membuat gadis itu tersenyum.

"Ana gak mau ke sekolah Tan?" Tanya Kevin pada Retno, mamah Ana.

Kevin sudah berada di rumah Ana pagi-pagi sekali, niatnya ia akan mengajak Ana sarapan bubur paling enak sekitaran jakarta. Tetapi yang diharapkan Kevin kini harus hangus, Ana tidak mau pergi sekolah untuk hari ini.

"Dari semalem dia cuma nemenin Tante," balas Retno.

"Boleh Kevin ke kamarnya Tan?" Tanya Kevin.

"Boleh, kamu bujuk dia ya." Titah Retno.

Kemudian keduanya menaiki anak tangga menuju kamar Ana. Retno mengetuk pintu kamar putrinya.

"Ana, ini ada tamu. Ayo dibuka pintunya." Ucap Retno dari luar.

"Ana lagi gak pengen diganggu, Mah." Balasnya.

"Liat dulu siapa yang datang." Ucap Retno.

Beberapa detik kemudian pintu itu terbuka, menampilkan Ana yang pucat. Baik Kevin maupun Retno tentu khawatir dengan kesehatan gadis itu. Namun keduanya tetap berusaha untuk terlihat tenang.

"Kevin?!" Ucapnya heran, ah dia lupa memberitahu Kevin bahwa tidak akan pergi ke sekolah hari ini.

"Masuk!" Ana mempersilahkan Kevin masuk.

Retno meninggalkan mereka berdua, Kevin dan Ana pun mengerti untuk tidak menutup pintu kamar.

"Kenapa gak mau sekolah?" Tanya Kevin yang duduk di kursi belajar Ana.

Ana bersila di atas kasur. "Gak enak badan,"

Kevin berdiri, berjalan menghampiri Ana. Punggung tangannya menyentuh kening Ana.

"Panas," ucap Kevin setelah mengecek suhu badan Ana. "Kita ke dokter ya?" Bujuk Kevin.

Ana menolak, "besok juga sembuh, aku cuma butuh istirahat aja."

Kevin terkekeh seraya mengelus puncak rambut gadis itu gemas. "Yaudah, sekarang kamu istirahat. Tidur ya!" Suruhnya.

Ana menurut, ia membaringkan tubuhnya. Kevin langsung menaikan bed cover hingga membungkus badan mungil gadis itu. Kevin menaruh tasnya di meja belajar Ana kemudian keluar kamar menuju dapur.

"Cari apa Vin?" Tanya Retno keluar kamar karena mendengar suara grasak-grusuk di dapur.

"Mau kompres Ana, Tan. Cari baskom,"

Retno membantu Kevin untuk menemukannya, sekaligus memberinya sapu tangan.

"Terimakasih, Tante." Kevin tersenyum.

"Tante yang terimakasih karena udah ngerepotin kamu pagi-pagi begini," balas Retno.

"Gak ngerepotin kok, Tan. Kevin ke kamar Ana lagi ya," pamitnya.

Ana tertidur dengan tidak nyenyak, bagaimana bisa ia tertidur dalam keadaan berantakan? Ketidak nyenyakan tidurnya bertambah karena ia merasakan benda basah yang menempel pada dahinya. Ia perlahan membuka mata.

"Kevin," Ana mencoba mendudukan tubuhnya, tetapi ditahan oleh Kevin.

"Gapapa tiduran aja." Tahan Kevin.

"Padahal gak perlu di kompres juga. Kamu harus ke sekolah."

"Aku nemenin kamu dulu hari ini," balas Kevin yang masih mengompres Ana.

"Kemarin kan seharian kamu udah nemenin aku."

"Hari ini juga aku masih mau nemenin kamu," balas Kevin tak mau kalah. "Tidur lagi ya," suruh Kevin.

Couple SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang