Kringgg
Bel istirahat berbunyi. Bagai surga para murid, terbebas dari jeratan soal maupun pelajaran meski hanya dalam waktu yang singkat.
Kini Kevin, Fauzan dan Adin sudah berada di kantin, menduduki area biasa yang selalu mereka tempati. Meja mereka sudah berisi mie dan tea jus seperti biasa, bahkan Fauzan dan Adin sudah lebih dulu menyantapnya. Kevin hanya mengaduk-aduk mienya, matanya menatap sekeliling seakan mencari sesuatu.
"Kemaren ayam gue bengong eh tiba-tiba kesambet setan!" Ucap Adin menyindir Kevin yang hanya bengong.
"Gak usah ngada-ngada, mana ada ayam kesambet. Lo mau gue tampol?" Sergah Fauzan.
Adin mendelikan matanya, kesal dengan Fauzan yang tak peka. Dagu Adin menunjuk Kevin seakan memberikan kode pada Fauzan. Sedangkan Fauzan mengangguk baru mengerti.
"Nyari siapa sih?" Tanya Fauzan kemudian menyeruput minumannya.
Kevin menoleh pada Fauzan tapi tak menjawab, kemudian tatapannya beralih pada Adin.
"Herni gak ke kantin Din?" Tanya Kevin yang sebenarnya mencari jawaban mengapa Ana tak ada di kantin.
"Nanyain bebep gue apa nanyain Ana nih?" Ledek Adin sambil tertawa ringan.
Fauzan yang mendengar itupun ikut tertawa. "Gue agak risih liat lo begini Vin, tapi gue juga seneng lo udah bisa terima orang baru di idup lo. Jangan berlebihan gue takut lo kaya dulu lagi," ucap Fauzan sambil menepuk bahu Kevin.
"Idih parnoan lo!" Cibir Adin.
"Iri bilang bosss!!" Ucap Fauzan.
Kevin tak menjawab apapun, yang pasti ia bersyukur memiliki dua sahabat yang lebih dari cukup.
Kini Kevin berdiri, mengambil beberapa snack yang ada di kantin dan memasukannya ke dalam kantung plastik. Begitu banyak hingga kantung plastik yang lumayan besar itu mengembang penuh. Ia juga membeli air mineral yang tak dingin.
"Gue ke kelas duluan," pamit Kevin pada keduanya.
"Ke kelas lo apa ke kelas Ana nih?" Tanya Fauzan.
"Udah gak usah di godain mulu Zan. Ya udah lo duluan aja. Gue nitip salam ya buat ayang bebep gue!" Ucap Adin seraya nyengir kuda memamerkan giginya yang putih bersih.
Kevin hanya mengangguk sebagai jawaban kemudian pergi meninggalkan Adin dan Fauzan di kantin.
***
Di kelas, Ana dan Herni tengah berkutat dengan soal-soal yang ada di LKSnya, hal yang membuat mereka tidak bisa ke kantin kali ini. Mereka lebih memilih menahan lapar dari pada harus menunda tugasnya.
"Jangan terlalu serius," suara berat itu lantas membuat Ana dan Herni mendongakan kepala dan menatap ke arah sumber suara.
Kevin telah sampai di kelas Ana, tak lupa dengan satu jinjingan plastik hitam yang penuh beserta tangan satunya yang memegang dua botol air mineral. Kevin menghampiri meja Ana dan Herni, menatap gadis yang juga tengah menatapnya heran.
"Nih!" Kevin menyodorkan plastik dan air mineral itu pada Ana.
Ana membelalakan matanya kaget dengan plastik besar yang isinya penuh itu.
"Buat gue?" Tanya Ana.
"Buat Dona," jawab Kevin.
"Kok ditaro di meja gue?" Tanya Ana lagi polos.
"Dasar!" Kevin mengacak-acak rambut Ana. "Buat lo Anaaa," tambahnya.
Ana mengecek isi plastik itu. Isinya lebih banyak roti, sedangkan ciki-cikian hanya ada beberapa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Simple
RomanceKisah Kevin yang labil untuk menentukan kembali ke masa lalu, atau mencoba cinta baru. Dan kisah Anastasya yang dengan sabar selalu menerima kehadiran Kevin, karena menurutnya Kevin adalah laki-laki yang bisa ia jadikan kekasih sekaligus figur seora...