"Selamat pagi putri cantik," sapa Kevin yang sudah bertengger di depan rumah Ana, menjemput gadis itu.
Ana tersenyum, cantik sekali. "Selamat pagi juga tuan Mardil."
"Siap?" Tanya Kevin.
"Siap dong. Kan kemarin udah ditemenin kamu seharian," jawab Ana.
Kevin menautkan pengaman helm pada Ana. Gadis itu menyadari bahwa benda yang terpasang di kepalanya adalah benda asing.
"Helm baru?" Tanya Ana.
Kevin mengangguk, "biar kamu gak ngerasa gak enakan terus." Kemudian jari telunjuknya mencolek ujung batang hidung Ana.
Ana tertawa, "kamu yang beli?"
"Enggak. Mamah yang ngasih."
"Serius?"
Kevin hanya tertawa ringan sebagai jawabannya, "udah ayo berangkat!"
Mereka berdua kini sudah di atas motor menuju ke sekolah. Selama diperjalanan Ana bercerita tentang suasana rumah ketika Kevin dan teman-temannya pulang.
"Kemarin pas kamu sama temen-temen pulang, papah pulang ke rumah." Cerita Ana.
"Ngapain?" Tanya Kevin.
"Minta maaf ke mamah sama aku, terus dia minta kesempatan buat jadi suami dan papah yang baik buat aku sama mamah."
"Terus?" Tanya Kevin.
"Mamah bilang kasih mamah waktu buat jawab semuanya,"
"Kalo kamu gimana?" Tanya Kevin lagi.
"Aku sih nerima-nerima aja, malah bagus dong papah gak jadi cerai sama mamah. Aku masih punya keluarga lengkap."
"Tapi kalo keluarga lengkap itu ternyata bikin kamu mati perlahan juga tetap gak baik buat kamu Ana."
"Maksudnya, Vin?" Ana tak mengerti.
"Nanti aku jelasin."
Tak ada percakapan lagi setelah itu, Kevin langsung mengantarkan Ana ke kelasnya, dan langsung pergi ke kelas dirinya, tak ingin berurusan dengan Dona bahkan melihatnya.
Namun hari ini sepertinya tidak bersahabat dengan Kevin, ketika ia sampai di kelasnya, Dona sudah berada di bangkunya.
Kevin menghampiri Adin, "kita tukeran tempat duduk dulu." Kata Kevin malas berurusan dengan Dona.
Dona tak kunjung menyerah rupanya, ia menghampiri Kevin dibangku Adin.
"Kevin aku mau minta maaf sama kamu," ucapnya manja.
Kevin hanya diam sambil memainkan ponselnya.
"Kevin jawab akuuu," Dona merengek sambil menguncangkan lengan Kevin.
"Bisa gak sih, lo sehari aja gak usah ganggu gue." Balas Kevin.
"Maafin aku dulu,"
"Mending lo ke kelas deh."
"Gak mau sebelum kamu maafin aku!"
Kevin tak menanggapi lagi, perduli setan dengan rengekan Dona. Ia tak mood berbicara pada orang sepertinya.
"Mending lo ke kelas deh, dari pada si Kevin tambah marah," usul Fauzan yang sedari tadi tak tega melihat Kevin terganggu.
"Emang lo bisa jamin kalo gue ke kelas terus Kevin bakal maafin gue?" Tanya Dona.
"Kevin pasti maafin lo, dia bukan tuhan emang, tapi dia pemaaf orangnya, asal lo gak ngeganggu dia lagi!" Fauzan beralasan agar Dona cepat pergi dari kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Simple
RomanceKisah Kevin yang labil untuk menentukan kembali ke masa lalu, atau mencoba cinta baru. Dan kisah Anastasya yang dengan sabar selalu menerima kehadiran Kevin, karena menurutnya Kevin adalah laki-laki yang bisa ia jadikan kekasih sekaligus figur seora...