Pukul 06.45 Ana baru sampai ke sekolah. Pagi ini Ana kesiangan bangun pagi, karna Mamahnya tidak membangunkannya, sedangkan Bi Jumi sedang pulang kampung.
"Sial hampir aja pintu gerbang ditutup, kalo sampe telat bisa abis gue dimarahin Pak Bambang." gerutu Ana dengan nafas yang masih tersenggal karena berlari mengejar waktu.
Ana harus melewati koridor kelas 11 Ips 1 untuk menuju kelasnya.
Pagi itu Kevin, Fauzan dan Adin sedang berada di koridor kelas mereka sambil menunggu guru masuk. Bercanda gurau sampai terbahak-bahak tidak jelas apa yang mereka tertawakan.
Tetapi cowok dengan rahang yang tegas itu hanya tertawa sekilas dengan posisi berdiri yang bersandar pada tembok di samping pintu dan tangan bersembunyi di dalam saku celana. Sedangkan teman temannya memilih duduk di pilar yang berhadapan langsung dengan cowok itu. Kevin, ya cowok yang berdiri dengan tangan yang dimasukan ke dalam saku itu adalah Kevin.
Langkah Ana harus terhenti sekejap ketika melihat satu gerombolan anak laki-laki di depan koridor kelas yang akan ia lewati itu. Fikirannya bingung harus melewati gerombolan itu atau ia harus putar arah dengan jarak yang lebih jauh untuk ke kelasnya. Ana berfikir itu buang-buang waktu saja. Akhirnya ia memilih untuk melewati gerombolan laki-laki itu. Ketika Ana melewati mereka dan hendak mengucapkan permisi tapi Fauzan sontak memanggil Ana terlebih dahulu.
"Ana!!"
"Eh, Zan. Kenapa?"
"Balik sekul lo temenin Rere ya buat ketemu gue hari ini, di tempat nongkrong biasa. Warbudew, nanti gue traktir mie instan deh!"
"Emmmm gimana ya? Yaudah boleh deh, tar gue temenin dia sekalian jadi obat nyamuk lo berdua!"
Mendengar Ana mengatakan itu Fauzan dan teman-temannya tertawa kecuali Kevin. Pria dengan rambut yang selalu berantakan itu hanya menunjukan ekspresi yang datar.
Ana pun mencoba menyapa Kevin terlebih dulu untuk melepas kecanggungan.
"Eh, Vin. Diem aja sih lo. Ketawa kali!" Ucap Ana.
"Apaan" jawab Kevin ketus
"Buset, galak bener. Yaudah gue ke kelas duluan ya semuanya, bye!!" Ana melambaikan tangan.
Kevin memperhatikan punggung cewek lugu itu yang semakin menjauh dan menghilang dilahap pintu kelas yang menjadi tempat gadis itu menuntut ilmu sehari-hari.
Kringggg..
Bel istirahat pun berbunyi, seperti biasa Kevin cs pergi ke kantin hanya untuk sekedar membeli minum, karna mereka akan makan sepulang sekolah di warbudew.
Di sisi lain Ana dengan sahabatnya Herni, mereka kini sudah berada di kantin dengan nikmatnya melahap boci (bakso aci).
Ana dan Herni bersahabat sejak kelas 10. Mereka saling mengenal ketika masa bimbingan siswa baru. Dan ketika kelas 10 mereka harus terpisah kelasnya, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang sama sekali untuk mengenal lebih jauh dan menjadi sahabat seperti sekarang.
"Astaga!! Gue baru sadar kalo dari pagi gue gak ngeluarin handphone." kata Ana memecah keheningan.
"Lagian lo tumben telat, eh hampir telat maksudnya, eh tapi lo mah telat mulu sih." kata Herni yang terus meralat perkataannya, kemudian beralih menyendok baksonya.
"Mamah gue gak ngebangunin gue, soalnya biasa yang ngebangunin gue Bi Jumi, sedangkan Bi Juminya pulang kam-" belum selesai Ana menjelaskan, tiba-tiba ia menjerit karna hal tak terduga yang ia dapat.
"Arggghhhhh!! Demi apaaa dm gue dibales sama Keee- eh hehehe" Ana nyengir kuda karna merasa malu sudah berteriak dan mengganggu ketenangan siswa lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Simple
RomanceKisah Kevin yang labil untuk menentukan kembali ke masa lalu, atau mencoba cinta baru. Dan kisah Anastasya yang dengan sabar selalu menerima kehadiran Kevin, karena menurutnya Kevin adalah laki-laki yang bisa ia jadikan kekasih sekaligus figur seora...