Part 29

378 33 4
                                    

"percayalah! ketika kamu memilih untuk pergi kala itu, perhatianmu selalu menjadi objek yang selalu aku rindukan"

-Kevin AntonioM

***

Matahari hadir dengan cahaya dan terik yang cukup kuat, membuat manusia yang berada di bumi merasakan kehangatan yang alami.

Seorang laki-laki terlihat sedang menunggu di depan rumah minimalis, mendudukan tubuhnya di atas motor dengan kaki yang tertumpang di pahanya. Pintu rumah itu terlihat terbuka dan menampakan sang pemilik rumah.

Ana belum sadar akan kehadiran Kevin yang tengah menunggunya karena sedari tadi Ana hanya sibuk mengecek isi tas yang ia sampirkan ke depan. Matanya membulat setelah sampai di depan pagarnya, tak menduga bahwa Kevin akan benar-benar menjemputnya.

"Dari kapan di sini?" Tanya Ana setelah mengontrol mimik mukanya yang tadi sedikit terkejut.

"Baru," jawab Kevin berbohong, tak enak jika harus mengatakan bahwa ia telah menunggu gadis itu cukup lama. Khawatir membuat Ana merasa bersalah.

"Oh," jawab Ana seadanya dengan posisi yang masih sama dan di tempat yang sama pula. Matanya menatap ke arah jalan, tak berniat menatap lelaki yg ada di depannya itu.

"Lagi pengen di hukum?"

Pertanyaan Kevin lantas membuat Ana menantapnya, tak mengerti apa yg di katakan oleh orang aneh di depannya ini.

"Gue?" Ana balik bertanya.

"Masih betah berdiri?" Bukannya menjawab, Kevin justru melemparkan pertanyaan yang berbeda.

"Maksud lo apa sih? Bisa gak kalo apa-apa tuh to do point gak usah pake basa basi segala," cecar Ana kesal.

"Lo bisa gak sih kalo gue ngomong tuh responnya cepet?" Kevin tak mau kalah.

Ana menghempaskan nafasnya dengan kasar, mengapa bisa pria yang berada di depannya begitu menjengkelkan di pagi hari seperti ini?

Kevin membenarkan posisi tubuhnya, ia bersiap untuk mengendarai motor, namun beralih melepaskan helm yg ia pakai, memberikannya pada Ana.

"Pake buruan, kita bisa telat!"

"Terus lo?" Tanya Ana sambil memakai helm yg di berikan Kevin.

Bibir Kevin tersenyum simpul, merasa senang dan hangat ketika Ana masih memperhatikannya meskipun hanya hal yang kecil.

"Gapapa, naik!" Suruh Kevin.

Ana pun hanya menurut saja daripada ia harus di hukum karena telat.

***

Kota Jakarta pagi-pagi seperti ini memang sudah sangat ramai, banyak orang-orang yang berlalu lalang. Mulai dari yang memakai jas hingga yang memakai kemeja.

Motor Kevin membelah jalanan yang sedikit padat namun tidak macet. Meski begitu, keadaan jalanan yang padat ini menyulitkan Kevin untuk melajukan motornya dengan cepat. Ia melihat arloji di tangannya yang menunjukan pukul 06.50 WIB.

"Gawat bisa telat!" Gumam Kevin.

"Ana pegangan!" Kevin sedikit berteriak karena suara deru angin pasti mengalahkan suaranya hingga tak terdengar oleh Ana.

"Apaaa?" Ana ikut berteriak.

"Pegangan! Gue mau ngebut, kita bisa telat." Kevin menaikan volume suaranya.

Ana meneguk salivanya grogi. Meski pada akhirnya ia memilih memeluk Kevin dari pada harus terapung-apung karena laju motor yang begitu cepat.

Tangan Ana melingkar di perut Kevin, menyandarkan kepalanya di punggung Kevin, matanya tertutup menahan takut.

Couple SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang