Part 15

430 26 2
                                    

Yang harus kamu tau! Melupakan dan menghapuskan kenangan dengannya tak semudah aku menuliskan kalimat ini.
Mereka berkata lepaskan, tanpa pernah mereka tau rasanya tulus mencintai itu seperti apa.

-Kevin Antonio Mardil

***

Fauzan dan Adin berlari menuju ruang inap Kevin, mereka harus memberi tahu kejadian ini, padahal kenyataannya Kevin sudah mengetahuinya lebih dulu.

"Vin, Ana Vin!" Fauzan memberi tahu sambil nafas yang ngos-ngosan.

"Gue liat, gue tau." Kata Kevin yang berusaha terlihat dingin.

Namun jika hatinya dapat dilihat orang, mungkin ia akan ketahuan berbohong karena sesungguhnya Kevinlah yang paling khawatir atas Ana.

"Terus lo biasa-biasa aja kaya gini?" Tanya Fauzan.

"Ya mau gimana lagi, orang lagi dirawat kok disuruh ngejar orang." Putri meladeni.

"Gara-gara lo nih!!" Fauzan menyalahkan sambil menunjuk Putri.

"Apaan sih lo, kok jadi gue?"

"Lo apain si Kevin sampe dia mau balik lagi sama cewek sampah kaya lo?" Tanya Fauzan tak suka.

"Jaga ya omongan lo! Kenapa gak lo tanya aja sama Kevin kenapa mau balik sama gue?" Tantang Putri sambil menatap Fauzan sinis.

"Lo berdua cuma gak pernah ada diposisi gue," jawab Kevin datar.

"Tapi Vin Ana yang udah nyembuhin lo dari luka yang cewek samp..." Perkataan Fauzan langsung dipotong oleh Kevin.

"Lo gak akan ngerti," suara Kevin langsung menyela omongan Fauzan.

***

Disatu sisi Ana terus saja menangis dipelukan Rere.

"Gue gatau gue harus kemana sekarang, bahkan tempat satu-satunya yang menjadi tujuan gue saat ini udah berubah menjadi tempat yang ngasih gue luka juga." Ana melepaskan pelukannya kemudian menatap Rere dengan nanar.

"Kita ke rumah Herni sekarang!" Saran Rere.

"Gue gak mau ngerepotin dia terus."

"Terus lo mau kemana? Ini udah malem. Atau gak lo nginep di rumah gue malem ini, besok juga libur kan." Saran Rere.

"Gak apa-apa? Apa gue gak ngerepotin?"

"Gapapa. Nggak Ana, lo temen gue sekarang, jadi gue bakal di sini sama lo. Ayo!" Kemudian Rere menarik Ana untuk menunggu angkot.

Sedangkan di puskesmas dokter memberi tahu bahwa Kevin sudah diperbolehkan pulang besok. Fauzan dan Adin pun mengabari orang tua Kevin untuk menjemput Kevin besok. Malam ini biar Fauzan dan Adin yang akan menjaga Kevin.

"Aku nginep di sini ya, aku jagain kamu malam ini." Kata Putri sambil menggenggam tangan Kevin erat.

Namun pernyataan Putri berhasil mengejutkan Fauzan dan Adin yang tengah duduk di sofa.

"Gak perlu, udah ada kita!" Tolak Adin.

"Biarin dia disini." Kevin menyela.

Adin berdiri hendak protes, namun Fauzan menarik paksa lengan Adin hingga Adin kembali terjatuh duduk.

"Percuma," gumam Fauzan.

"Terserah lo!" ucap Adin.

Kemudian tak ada yang membuka suara baik Adin maupun Fauzan. Mereka kesal dengan Kevin yang tak punya pendirian. Dan mengapa Kevin harus kembali pada cewek yang menyelingkuhinya dulu. Dan menyia-nyiakan cewek sebaik Ana.

"Kita minum obat dulu ya," kata Putri kemudian mengambil obat yang tersedia di meja lalu memberikannya pada Kevin, "Ini obatnya udah aku bukain." Putri melemparkan senyum yang begitu manis.

Setelah Kevin menelan habis semua obatnya lantas Putri meminuminya.

"Aku bisa minum sendiri Put," kata Kevin ketika Putri memegangkan botol minum untuknya.

"Gak apa-apa aku pegangin," jawab Putri.

"Makasih ya, promise me! You can't leave me?" Kevin bergumam lirih.

"I'm promise," jawab Putri dan lalu mencium tangan Kevin.

"Sekarang kamu tidur ya, istirahat biar besok udah sehat total. Aku sedih liat kamu kaya gini. Selamat tidur, aku tungguin di sini." Suruh Putri sambil mengelus-ngelus rambut Kevin.

"Jangan kemana-mana lagi ya?" Gumam Kevin yang dibalas senyuman oleh Putri.

"Aku akan tetap di sini, akan selalu sama kamu."

Saat itu rasanya Fauzan dan Adin ingin muntah masal mendengar ucapan Putri yang mengatakan bahwa ia akan tetap di sini bersama Kevin. Padahal sudah jelas bahwa dulu dirinya menyelingkuhi Kevin.

"Najis," ucap keduanya berbarengan.

"Iki ikin titip di sini silili simi kimi." Gumam Adin dengan bibir yang menye-menye.

***

Handphone Fauzan berdering dengan nama Rere yang tertera dilayarnya.

"Hallo," kata Fauzan.

"Hallo, aku udah di rumah sama Ana tadi pulang naik angkot, kamu jangan lupa makan ya!" Ucap Rere memberi tahu.

"Besok aku ke rumah ya, Kevin juga udah boleh pulang besok." Ucap Fauzan.

"Syukurlah, tapi kamu jangan bilang sama Kevin kalo Ana ada di rumah aku ya!" Peringat Rere.

"Iya bu bos, baik-baik ya di rumah, see u tomorrow i love you." Kemudian Fauzan menutup teleponnya.

"Kenapa?" tanya Adin.

"Rere udah balik duluan, dia udah sampe di rumahnya." Jawab Fauzan.

"Terus Ana?"

"Ana ikut sama Rere." Fauzan berbisik agar tidak dapat didengar oleh Kevin dan Putri.

"Bagus deh." Adin lega.

***

Setelah menelepon Fauzan, kini Rere beralih untuk menelepon Herni diam-diam tanpa sepengetahuan Ana.

"Hallo, ada apa Re?" Suara serak khas bangun tidur itu bertanya pada Rere.

"Lo udah tidur?" Tanya Rere khawatir mengganggu Herni.

"Belum, kenapa? Tumben."

"Ana di rumah gue, mood dia lagi berantakan, keadaannya kacau, dia gak mau makan, dan ngelamun terus."

"Kok bisa?"

"Ceritanya panjang, besok lo ke rumah gue aja, gue gatau harus ngapain, gue kenal Ana sama lo juga kan baru-baru ini." Jawab Rere.

"Kenapa dia gak ke rumah gue?"

"Dia udah banyak nyusahin lo katanya."

"Astaga, namanya juga temen, lagian gue gak pernah ngerasa dia nyusahin gue. Ya udah, besok gue ke situ. Untuk sekarang lo bujuk dia buat makan aja, takut sakit. Hati-hati, lo terus awasin Ana jangan sampe lo tinggalin takut dia berbuat macem-macem, Ana punya depresi."

"Iya gue juga lagi bujuk dia terus kok, oke gue gak akan tinggalin dia."

"Makasih ya lo udah gantiin gue buat jaga dia."

"Sama-sama, lagi pula dia kan temen gue juga sekarang. Yauda gue tutup teleponnya ya, bye." Kemudian Rere menutup teleponnya.

***

Happy reading...
Wait part selanjutnya ya temen-temen, and staysafe.

Couple SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang