Setelah kedatangan Rendy, Kevin menjadi tak enak bergerak. Ia tak ingin dikira ikut campur dalam masalah rumah tangga orang tua kekasihnya ini.
"Ana." Panggil Kevin membuyarkan lamunan gadisnya.
Ana menoleh, "hm?"
"Kamu mau aku pulang apa tetap di sini?" Tanya Kevin tak enak.
Gasis dengan pikiran yang tak karuan itu menatap Kevin dalam-dalam. "Kalau aku minta kamu tetap di sini, keberatan?"
Kevin tersenyum dan menggeleng cepat. "Sini." Tangan Kevin dengan sigap merengkuh tubuh Ana dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya.
"Semuanya pasti akan cepat membaik." Ucapnya tulus.
Samar-samar Ana dan Kevin mendengar percakapan kedua orang tua yang berada di dalam kamar.
"Tapi ini menyangkut bisnis aku." Ucap Rendy, Papa Ana.
"Tapi jika di teruskan, hal seperti ini akan terulang kembali Rendy." Protes Retno, Mama Ana.
"Aku mohon Retno." Suara Rendy begitu lirih.
Retno membuang pandangannya ke langit-langit, malas dengan drama yang hanya dibuat demi kepentingan sendiri.
"Aku sudah urus-urus kelanjutan perceraian kita. Bukankah kamu yang memberikan aku surat gugatan itu? Sekarang kamu kembali pada wanita itu, dan untuk Ana dia akan aku rawat dan aku jamin masa depannya." Ucap Retno.
"Dengan apa kamu akan menjamin masa depan Ana? Sedangkan kamu tidak kerja apa-apa."
"Kamu lupa? Bahkan bisnis kecil kamu sekarang ini berkembang berkat bantuan Papa aku." Retno mengungkitnya angkuh.
Kadang kita perlu bersikap angkuh ketika di rendahkan bukan?
Rendy tak bisa berbicara apa-apa lagi. Semua yang di ucapkan Retno benar.
"Seharusnya, dulu kamu tak perlu pura-pura mencintai aku hanya untuk menyelamatkan bisnis yang sudah di ujung tanduk itu." Tutur Retno.
"Tapi Retno, kali ini saja bantu aku. Putriku bersama Sarah tidak akan mau hidup susah."
Retno tersenyum miring, "kamu pikir putriku mau hidup sengsara dengan terus menangisi tingkah lakumu? Tidak Rendy!" Suara Retno kali ini benar-benar tegas.
"Jika kita bersama kembali, aku akan menjamin masa depan Ana." Janji Rendy.
Retno lagi-lagi tertawa, "apa kamu bisa jamin kesehatan mentalnya di masa depan?"
Rendy diam mematung, membuat Retno bertambah geram.
"Bahkan untuk pertanyaan sesimpel itu saja kamu tidak bisa jawab. Kamu sudah mengganggu istirahat aku, sekarang lebih baik kamu pulang dan persiapkan diri untuk di pengadilan nanti."
"Retno ayolah." Rendy masih bersikeras.
"Dalam hitungan ketiga kamu tidak keluar, aku akan usir kamu secara kasar."
Mendengar ancaman Retno, dengan terpaksa Rendy keluar kamar meninggalkan Retno seorang diri.
Di ruang tamu, tatapan Ana dan Kevin sudah menyambutnya. Rendy menatap kedua anak muda itu bergantian. Kemudian melenggang pergi meninggalkan rumah minimalis itu.
Ana berdiri, hendak menghampiri sang Mama. "Kamu tunggu di sini dulu gak papa?" Tanya Ana tak enak meninggalkan Kevin sendiri.
"Gapapa," jawab Kevin kemudian tersenyum.
Ana langsung bergegas ke kamar sang Mama. Menanyakan apa yang terjadi.
"Papa kamu meminta Mama untuk tidak jadi mengurus-ngurus kelanjutan perceraian."
![](https://img.wattpad.com/cover/206328591-288-k812127.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Simple
RomanceKisah Kevin yang labil untuk menentukan kembali ke masa lalu, atau mencoba cinta baru. Dan kisah Anastasya yang dengan sabar selalu menerima kehadiran Kevin, karena menurutnya Kevin adalah laki-laki yang bisa ia jadikan kekasih sekaligus figur seora...