Part 22

412 27 0
                                    

Aku akan merelakanmu jika orang baru yang kamu temui itu mencintaimu melebihi aku.

-Anastasya Farhanda

***

Selama pelajaran dimulai, gadis dengan rambut yang terurai kehitam-hitaman itu hanya melamun dan memikirkan sesuatu.

Enaknya ketemu dimana ya? -Batin Ana bergumam.

Tiba-tiba dia mengingat suatu tempat. Tempat dimana ia pertama kali jatuh cinta dengan seorang laki-laki yang belum terlepas dari masa lalunya. Warung Bu Dewi.

"Tapi kalo Kevin hari ini nongkrong gimana?" Tanya Ana pelan pada dirinya sendiri. "Nanti coba nanya Fauzan aja deh." Tambahnya.

"Lo jadi ketemu si Putri hari ini?" Tanya Herni.

"Jadi."

"Mau di mana?"

"Kayaknya sih di warbudew aja deh."

"Emang Kevin gak nongkrong?" Tanya Herni memastikan.

"Nanti kita tanya Fauzan."

Tidak ada percakapan lagi setelahnya. Kedua gadis itu fokus pada materi yang disampaikan oleh guru, mendengarkan secara seksama dan menyimpannya di otak.

***

Terlihat dua orang laki-laki sedang berjalan menuju parkiran. Adin dan Fauzan, mereka hanya berdua tanpa Kevin. Ana yang melihat itupun segera berlari, berteriak agar kedua laki-laki itu berhenti melangkah sehingga Ana dapat menyusulnya. Herni tetap berjalan santai tanpa berniat menyusul Ana yang mengejar mereka berdua.

"Fauzannnnn!! Adinnnn!!" Panggil Ana dengan suara yang begitu cempreng.

Yang dipanggil pun terkejut kemudian memutar badannya 180°.

"Udah kaya di hutan aje lo teriak-teriak!" Kata Fauzan.

"Langkah kalian besar, jalan kalian juga cepet. Jadi gue gak bisa nyusul, mangkanya gue teriak!" Jelas Ana.

"Kenapa?" Tanya Fauzan.

"Ish di bilangin karena jalan kalian itu cepet!"

"Bukan itu Anaaaa!" Jawab Adin dengan memanjangkan bagian belakang nama Ana.

Fauzan hanya menepuk jidatnya karena fikiran Ana yang loading lama.

"Maksud Fauzan itu... " perkataan Adin terpotong.

"Nah jelasin Din!" Potong Fauzan dengan memetikkan jarinya.

"Fauzan nanya, lo kenapa manggil kita berdua? Gitu Anaaaaa!" Jelas Adin sambil memanjangkan bagian belakang nama Ana lagi.

"Cakep. Tumben pinter?" Ucap Fauzan memuji dengan kecepatan otak Adin dalam menyerap perkataannya, walaupun kadang-kadang.

"Mangkanya kalo ngomong yang jelas jangan cuma satu kata, kalian itu bukan Kevin jadi gak cocok kalo so dingin!" Kata Ana mengingat Kevin yang jika berbicara dengannya hanya satu kata waktu itu.

"Jadi gini, kalian mau pada ke warbudew?" Tanya Ana.

"Jelas!" Jawab keduanya kompak.

"Terus Kevin nongkrong juga?" Tanya Ana memastikan.

"Enggak. Dia udah balik duluan, tau sendiri orang galau gimana." Jawab Fauzan.

"Bagus deh. Ya udah makasih ya!" Ucap Ana kemudian menarik lengan Herni untuk pergi meninggalkan mereka berdua.

Fauzan dan Adin saling bertatapan bingung kemudian kembali berjalan melanjutkan niatnya untuk nongkrong.

Ana sudah mengabari Putri untuk bertemu dengannya di warbudew. Dan Putri menyanggupinya.

Couple SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang