Tidak ada satu wanitapun yang kuat ketika melihat laki-laki yang dicintainya tertawa bersama wanita lain.
-Anastasya Farhanda
🌞🌞🌞
Tok tok tok...
Suara ketukan pintu yang berasal dari rumah minimalis itu berbunyi dan kemudian terbuka menampakkan sang pemilik rumah. Rere, ya itu rumah Rere.
Seperti yang sudah Herni katakan semalam bahwa hari ini ia akan menemui Ana di rumah Rere.
"Ayo masuk!" Ajak Rere, kemudian berjalan menuju kamarnya.
Orang tua Rere sedang tidak ada di rumah, mereka sedang sibuk sengan bisnisnya masing-masing.
Ana yang dari semalam masih saja bersahabat dengan lamunan dan lukanya kini sudah beralih memeluk Herni dengan begitu erat, seakan-akan ingin membagi rasa sakitnya.
Sungguh dikhianati oleh dua laki-laki yang begitu ia cintai dalam satu waktu yang bersamaan adalah luka yang baru kali ini ia rasakan, dan rasanya ia tak bisa lagi menahan untuk menipu semua orang bahwa dirinya baik-baik saja seperti biasanya.
"Sakit," lirih Ana sambil menangis dalam dekapan Herni.
"Gue ngerti apa yang sekarang lo rasain, tapi please jangan nyiksa diri lo kayak gini ya?" Herni berupaya menenangkan, Herni sudah tau masalah Ana karena Adin meneleponnya tadi pagi.
"Kevin udah dibawa pulang ke rumah, nanti kita jenguk dia dan minta penjelasan ke dia ya. Tapi apapun nanti jawaban Kevin gue harap lo terima atas itu." Kata Herni lagi.
"Disatu sisi gue seneng Kevin udah pulih, disisi lain gue sedih harus ngeliat dia sama cewek lain. Gue udah percaya sama Kevin. Gue gak bisa suka sama cowok gitu aja cuma gara-gara rasa trauma gue di rumah. Dan Kevin cowok pertama yang udah bikin gue ngerasa kalo gue punya rumah. Tapi kenapa sekarang dia sama bokap ga ada bedanya?" Ana sesenggukan.
Herni langsung paham apa yang dikatakan Ana, ia sudah mengetahui keadaan keluarganya yang kacau, namun Rere hanya mendengarkan saja tanpa berkomentar walaupun sebenarnya ia bingung atas apa yang dikatakan Ana.
"Terus kita mau ke rumah Kevin kapan?" Tanya Rere dan membuat Ana melepaskan pelukannya kemudian beralih menatap Rere.
"Sore ini, tapi lo harus makan dulu. Gue gak mau kalo nantinya lo sakit!" Ucap Herni pada Ana.
"Gue gak selera makan," jawab Ana.
"Gue gak mau tau. Lo makan atau kita gak jadi ke rumah Kevin?" Ancam Herni. Perempuan ini memang pandai sekali mengancam Ana sehingga Ana menuruti perintahnya.
***
Kedua orang tua Kevin sudah membawa Kevin pulang hari ini. Tak lupa pula ditemani oleh perempuan yang pernah jadi masa lalu Kevin yaitu Putri. Sedangkan Adin dan Fauzan sudah pulang ke rumah mereka masing-masing sejak subuh tadi.
"Mamah senang banget kamu udah boleh pulang hari ini," kata Mamah Kevin sambil membantu Kevin untuk membaringkannya di kasur. "Mamah kangen nyiapin roti selai kacang pagi-pagi buat kamu sarapan tau gak sih?!" Katanya lagi.
"Iya, Mah. Kevin juga kangen makan roti selai kacang bikinan Mamah." Jawab Kevin kemudian mengubah posisinya menjadi duduk.
"Putri, sebaiknya kamu pulang dulu, lagi pula kamu sudah menginap kemarin." Usir Mamah Kevin secara halus.
Sebenarnya Renny tidak suka ketika melihat Putri berada di puskesmas kemarin dan bukan Ana yang di sana.
Ia mengingat kejadian 1 tahun lalu, dimana anaknya pulang ke rumah tengah malam dengan kondisi yang amburadul. Mulutnya yang bau alkohol, rambutnya yang berantakan, jemarinya penuh darah karena menonjok sesuatu hanya karena cewe yang kini tengah berada di hadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Simple
RomanceKisah Kevin yang labil untuk menentukan kembali ke masa lalu, atau mencoba cinta baru. Dan kisah Anastasya yang dengan sabar selalu menerima kehadiran Kevin, karena menurutnya Kevin adalah laki-laki yang bisa ia jadikan kekasih sekaligus figur seora...