Part 26

420 22 0
                                    

Aku tau cinta kamu ke aku sama besar dengan cinta kamu ke dia. Sampai kamu ragu bahkan gak mampu untuk memilih dia atau aku.

-Anastasya Farhanda.

Klik...

Pintu Cafe yang terbuka itu menghasilkan bunyi, menampakkan dua siswa yang masih dengan seragam abu-abu lengkap di badannya itu keluar dari Cafe. Seorang gadis terlihat seperti sedang mendumal kepada pria di sampingnya.

"Kenapa lo mutusin Putri? Kan udah gue bilang! Lo jangan ambil keputusan disaat emosi. Lo bakal nyesel nantinya!" Protes Ana.

Sedangkan pria yang diprotes terus saja melangkah tak memperdulikan setiap kata demi kata yang gadis itu ucapkan. Nafasnya memburu, langkahnya terburu, tujuannya sekarang adalah menemui motor itu.

Sedangkan perempuan yang baru saja ditinggal kekasihnya itu hanya bisa menatap nanar ke arah luar yang terhalang oleh tembok kaca Cafe tersebut. Matanya yang berkaca-kaca hampir saja menjatuhkan bulir-bulir air ke pipinya yang mulus, namun kini berubah menatap tajam. Bukan menatap tajam sang kekasih, ah lebih tepatnya mantan kekasih. Tapi mata tajam itu menatap perempuan yang berada di samping mantan kekasihnya itu.

"Liat aja lo Ana! Gue bakal rebut Kevin lagi dari lo!" gumam gadis yang masih terdiam di dalam Cafe itu.

Kini motor itu melesat meninggalkan Cafe dan menuju tempat tujuannya. Namun dua orang yang berada di atas motor sekarang itu memiliki tujuan yang berbeda. Ana heran dengan arah yang Kevin tuju kini bukan rumahnya, padahal gadis itu ingin pulang.

"Kenapa belok kiri? Rumah gue kan belok kanan," ucap Ana sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Kevin khawatir tak terdengar.

"Kita ke warbudew dulu," balas Kevin yang juga teriak.

"Gue pengen pulang!"

"Bentar aja!" Kevin melirik kaca spion untuk melihat Ana. "Gue udah janji mau nyusul ke sana sama anak-anak, Herni juga ada di sana di ajak Adin." Tambahnya.

"Hufttt!" Ana menghembuskan nafasnya kasar.

Setelah perdebatan kecil itu, selama perjalanan hanya hening. Tak ada yang protes maupun teriak. Keduanya hanya diam dengan fikiran masing-masing.

Setelah sampai Kevin menarik tangan Ana, namun tangan pria itu ditepis dengan lembut.

"Gue bisa jalan sendiri," ucap Ana dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Kevinpun hanya menuruti saja kemauan Ana, kemudian masuk ke warung Bu Dewi untuk menemui sahabatnya.

Pemandangan yang sudah biasa Kevin lihat itu tak membuatnya iri maupun kesal. Kini Fauzan sudah dengan posisi tidur berbantalkan paha kekasihnya, memainkan gamenya yang sedang di jaili Rere dengan menutup matanya. Disisi lain Adin sedang tak henti-hentinya menggombali Herni dan membuat Herni tertawa lepas tak terkontrol.

Sampai di ambang pintu, Kevin memalingkan pandangannya ke belakang, melihat gadis yang mengekorinya kemudian melemparkan pertanyaan.

"Mau gabung sama mereka atau pisah?" Suara dingin itu membuat gadis yang semula menundukkan kepalanya lesu kini mendongak menatap laki-laki yang lebih tinggi darinya itu.

"Terserah," jawab Ana tak bersemangat.

"Kita ke belakang aja ya?" Nada Kevin berubah melembut, mungkin karena melihat Ana yang lesu saat ini.

Ana hanya mengangguk kemudian melangkah mengikuti Kevin.

"Permisi, Bu." Ucap Kevin.

Semua org yang berada di sana lantas menoleh melirik sang pemilik suara. Kevin menyapa sahabatnya terlebih dahulu, mereka bertosan menyatukan jari-jemari mereka yang mengepal.

Couple SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang