Part 13

452 27 0
                                    

Tak ada satu orangpun yang siap kehilangan, termasuk aku.

-Anastasya Farhanda

🌚🌚🌚

"Ana sekarang kamu pulang ya cantik, istirahat, kamu juga kan udah dari pagi disini, nanti biar diantar Papah Kevin ya." Suruh mamah Kevin.

"Gapapa Tante, Ana biar pulang naik ojek aja." Tolak Ana tidak enak.

"Eh gak bisa gitu dong. Anggap aja ini sebagai tanda terimakasih karena kamu udah jaga Kevin dari pagi."

Ana menatap Kevin meminta jawaban, lantas Kevin pun mengangguk mengiyakan agar Ana pulang bersama papahnya, lagi pula hari sudah malam, terlalu bahaya jika anak perempuan pulang sendiri.

"Tapi gak ngerepotin nih Tan? Om?" Tanya Ana.

"Nggak atuh, sekalian Om juga mau ke minimarket, beli cemilan buat di sini." Kata Papah Kevin.

"Pah, Mah keluar dulu boleh gak? Kevin mau ngobrol dulu sama Ana sebentar." Usir Kevin.

"Awas jangan ngapa-ngapain ya." Tangan Renny menunjuk Kevin dan Ana sambil tertawa.

"Oke siap bu bos." Kata Kevin sambil tangannya beralih hormat, namun ia memekik karena ia tidak sadar bahwa yang diangkat adalah tangan yang sedang diinfus.

"Aw!" Pekik Kevin.

"Ya Tuhan, lagian lo gaya-gayaan pake hormat segala." Ana sontak memegang tangan Kevin.

"Sakit?" Tanya Ana sambil mengelus tangan Kevin yang terlihat sedikit darah keluar dari infusan, ia pun segera mengambil tisu dan mengelap darah itu.

"Nggak." Jawab Kevin sembari memperhatikan wajah Ana yang sedang serius merawatnya.

"Makasih ya," ucap Kevin lirih.

"Buat apa?" Tanya Ana tak mengerti.

"Udah rela bolos demi gue, udah nungguin gue sampe ketiduran," senyum Kevin mengembang.

"Sama-sama tuan Kevin Antonio Mardil, jika anda butuh sesuatu silahkan pencet bel ini!" Ucap Ana sambil menunjuk bel yang biasa memanggil suster.

"Emang kalo gue pencet ini, lo bakal dateng?" Tanya Kevin.

"Nggak lah! ya kali, yang bakal dateng itu dokter atau nggak suster." Jawab Ana sambil mencubit hidung Kevin kemudian tertawa.

"Dasar gila! Ya udah lo hati-hati, lo besok kesini lagi kan?" Tanya Kevin.

"Iya, besok gue ke sini lagi kok."

"Sekali lagi makasih ya," ucap Kevin sambil mencium punggung telapak tangan Ana.

"Sama-sama tuan Mardil, selamat beristirahat ya!" Jawab Ana sambil meletakkan tangan Kevin dipipinya kemudian menciumnya balik.

"Bye, see you!" Pamit Ana kemudian keluar dengan menutup pintu.

Adin, Fauzan, dan Herni sudah pulang sejak sore, namun Ana memilih untuk menunggu Kevin sampai orang tuanya kembali.

"Udah ngobrolnya?" Tanya Mamah Kevin.

"Udah ko tante,"

"Yaudah, terimakasih dan selamat beristirahat ya gadis cantik," kata Mamah Kevin seraya mencium pipi Ana.

"Selamat beristirahat juga, Tan."

Papah Kevinpun mengantar Ana sampai rumah dan mampir sebentar untuk menjelaskan kepada orang tua Ana sekaligus meminta maaf karena Ana pulang larut malam. Orang tua Ana pun memaklumi.

Couple SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang