Seperti yang Kevin bilang bahwa dirinya akan kembali menemui Retno, dan sepulang dari warbudew ia benar-benar menemui ibu kekasihnya.
Kini mereka bertiga berada di ruang tamu, di meja sudah tertera banyak sekali hidangan seperti puding coklat, bolu pisang, pie buah, dan air putih.
"Tante kira pas semalem kamu bilang tawarannya di simpan untuk besok itu cuma becanda." Ucap Retno pada Kevin. (Kalau lupa ada di chapter 42)
"Tante sama Ana itu sama," jawab Kevin.
Retno mengerutkan keningnya bingung, "sama gimana tuh?"
"Sama-sama ga pantes dijadiin becandaan, pantesnya di seriusin." Jawab Kevin.
Ana mengerutkan bibirnya, "berarti kamu mau nikahin Mama juga dong?" Tanya Ana.
"Kalo Tante Retno say yes sih aku gas." Jawab Kevin becanda, semakin membuat Ana mengerucutkan bibirnya.
Muka gemas sang kekasih membuat Kevin merengkuh tubuh Ana dan memeluknya. "Becanda Anatasya." Kemudian ia terkekeh geli.
Retno geleng-geleng kepala menyaksikan tingkah dua anak muda di depannya, "kalian lanjut aja ya. Tante mau ada urusan di luar, dari pada jadi obat nyamuk kalian."
Kevin menatap jendela, "sore-sore begini, Tan?" Pertanyaan Kevin di angguki oleh Retno.
"Mau kemana Ma?" Tanya Ana penasaran. Tak seperti biasanya Retno keluar sore hari seperti ini.
"Sebentar aja kok. Jangan macam-macam ya, Tante nitip Ana ya Kevin."
Kevin berdiri, "ayo Kevin antar, Tan." Sigap Kevin.
Retno dan Ana melongo tak percaya. Lagi-lagi tingkah Kevin membuat mereka kagum.
Retno mengibaskan tangannya. "Gak usah, deket kok."
"Serius, Tan?"
Retno mengangguk, "jagain Ana aja di rumah sampai Tante kembali."
Kevin mengangguk, "okay. Hati-hati Tan."
"Hati-hati, Ma." Ucap Ana ikut-ikutan.
***
Pagi ini, Kevin lebih awal menjemput Ana. Ia sudah bertengger di samping mobilnya yang terparkir di depan rumah Ana.
"Selamat pagi, Anatasya Farhanda." Sapaan Kevin membuat Ana tersenyum.
"Pagi kembali tuan Mardil."
Entah mengapa, Ana lebih senang menyapa Kevin dengan sebutan tuan Mardil.
Setelah memastikan seatbelt terpasang sempurna, Kevin segera melajukan mobilnya menuju sekolah. Ia mengendarai dengan kecepatan sedang, dengan satu tangan memegang setir dan tangan yang lain menggenggam jemari Ana.
Perjalanan mereka di iringi dengan alunan musik genre romance berjudul "It's You" -Sezairi. Dengan riang, Ana ikut bernyanyi beriringan dengan suara Kevin yang juga ikut menyanyikan liriknya.
"You, you're my love, my life, my beginning." Seru Kevin.
"And I'm just so stumped I got you." Seru Ana.
"Girl, you are the piece of me missing," timpal Kevin. "Remember it now." Tambahnya.
Keduanya sama-sama berhenti dan saling melemparkan senyum. Kepala Ana tergerak untuk bersandar di bahu Kevin, kemudian tubuhnya mendekap lembut tubuh laki-laki itu.
Tangan Kevin melepaskan genggamannya untuk kemudian beralih mengelus surai hitam milik Ana.
"Bahagia terus kaya gini ya, jangan pernah ngerasa sendiri." Ucap Kevin dengan tangan yang masih setia mengelus rambut Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Simple
RomanceKisah Kevin yang labil untuk menentukan kembali ke masa lalu, atau mencoba cinta baru. Dan kisah Anastasya yang dengan sabar selalu menerima kehadiran Kevin, karena menurutnya Kevin adalah laki-laki yang bisa ia jadikan kekasih sekaligus figur seora...