Part 27

412 25 0
                                    

Perempuan hebat adalah perempuan yang masih setia dengan siap mengobati lukamu. Tanpa pernah perduli sudah berapa kali kamu melukainya, sudah berapa besar kamu memberinya luka, dan sudah berapa sering kamu membuatnya menangis.

-Kevin Antonio M

Pria itu masih mendekap gadis yang masih sesenggukan akibat tangisnya. Tangannya terus memeluk gadis itu erat meskipun tak mendapat balasan dari gadis itu.

"Udah ya, jangan nangis, jelek!" Ejek Kevin melepaskan pelukannya.

Ana mendaratkan sebuah pukulan pada dada bidang Kevin. "Ish!!" Umpatnya.

"Gabung yuk sama anak-anak" ajak Kevin. Mencekal pergelangan tangan Ana kemudian mengajaknya gabung bersama Fauzan dan yang lainnya.

Mata Fauzan dan yang lainnya menyipit, menatap Ana dengan tatapan mengintimidasi. Terutama Herni sahabatnya, ia langsung bergegas menghampiri Ana yang padahal hendak menuju ke sana.

"Lo nangis?" Tanya Herni memegang kedua pipi Ana dan mendekatkan pandangannya memastikan. Ana hanya diam.

Kini tatapan Herni beralih pada laki-laki di sebelah Ana. Menatapnya tajam bagai elang yang siap memangsa makanannya.

"Lo apain Ana?!" Tanya Herni tegas tak terima, sudah berapa kali cowok itu membuat sahabatnya menangis.

Kevin mengangkat satu alisnya, "Gak gue apa-apain."

"Bohong! Lo apain dia?" Suara Herni meninggi, mengangkat jari telunjuknya menunjuk muka tampan Kevin. "Ngaku gak?!"

Ana yang melihat emosi Herni semakin tak terkendalipun segera menjawab pertanyaannya. "Gue gapapa," jawab Ana.

"Ana lo jangan bohong sama gue, gue tau lo abis nangis, lo di apain sama dia? Bilang ke gue!" Tanya Herni memegang kedua bahu Ana dan menggoyangkan tubuh gadis itu meminta jawaban.

"Gue gapapa Her, beneran." Jawab Ana lagi kemudian tersenyum meyakinkan sahabatnya.

"Bagus deh kalo lo gapapa," ucapannya terhenti, tatapannya kembali pada Kevin.

"Awas ya lo kalo sampe nangisin Ana lagi! Jangan harap lo bisa ketemu lagi sama dia!" Tatapan Herni tajam, nada bicaranya tak main-main tentu membuat seisi warung kaget dan bertanya-tanya, mengapa Herni bisa segalak dan sekejam itu hanya untuk membela sahabatnya? Tentu saja, siapa yang rela sahabatnya di sakiti?

Yang di tatap hanya diam, muka pria itu terlihat datar, meski begitu tetap saja tampan. Herni geram sendiri melihat muka Kevin yang datar.

"Ishhh, LO DENGER GUE GAK SIH?!" Tangan Herni mengepal, giginya menyatu bergesekan, greget.

Kevin hanya mengedikan kedua bahunya kemudian duduk di samping Fauzan, bergabung bersama Fauzan, Adin, dan Rere.

Fauzan dan yang lainnya hanya tertawa melihat Herni yang di buat kesal oleh tingkah Kevin, tanpa terkecuali Ana, ia cekikikan dengan mulut yang tertutup telapak tangan berusaha menyembunyikan tawanya.

"Udah gak usah marah-marah bep, nanti cantiknya ilang loh. Mending duduk lagi sini di samping aku!" Kata Adin alay sambil menepuk- nepuk kursi mengisyaratkan agar Herni duduk di sampingnya.

"Tuh denger kata pacar lo. Ayo duduk!" Kata Ana membenarkan ucapan Adin.

"Ish bukan pacar!" Kesal Herni membenarkan kesalahan kata yang Ana ucapkan.

"Iya iya bukan pacar, tapi calon pacar kan?" Goda Ana mencubit dagu sahabatnya kemudian berlari kecil dan duduk di samping Rere, sengaja tidak mengambil posisi di samping Kevin, Herni menyusul gabung, duduk disamping Adin.

Couple SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang