CHAP 12 - HUKUMAN

59 7 0
                                    




UPLOAD SETIAP HARI!!

[Beberapa Part di private, follow terlebih dahulu untuk dapat membaca]

Jadilah pembaca yang bijak! Mohon maaf bila terdapat kesamaan tokoh, latar dan tempat.

***

Hyades terus melangkahkan kakinya ke arah Qilla, sementara Qilla berusaha mundur untuk menghindari pria itu.

Di belakang Qilla terdapat sebuah pohon, sehingga ia tidak dapat melangkah mundur lagi, tamatlah riwayatnya. Qilla memikirkan satu cara untuk kabur dari Hyades, yaitu..LARI.

1...2....3 LARI, ucap Qilla dalam hati.

Hup

Hyades mengetahui pergerakan Qilla dan menangkap gadis bertubuh mungil itu dengan mudahnya.

"Kabur?" tanya Hyades menatap Qilla tajam.

"Qilla ta-tadi mau pu-pulang soalnya takut dimarahin mamah sama papah hehehe," alibi Qilla cengengesan.

Hyades mendekatkan kepalanya ke arah Qilla. Mengurung Qilla di antara ke dua tangannya.

"Kamu ma-mau ng-ngapain?" tanya Qilla gugup.

"Gue mau makan," ucap Hyades tersenyum miring.

"Ma-mau makan apa? di rumah Qilla banyak makanan kok," ucap Qilla lega.

"Lo" ucap Hyades tersenyum tipis.

"Hah? Qilla gak ngerti," ucap Qilla polos menggemaskan.

"Gue.mau.makan.lo," ucap Hyades penuh penekanan di setiap katanya.

"Emang Qilla bisa dimakan?" tanya Qilla belum mengerti.

Di mata Hyades sekarang ini, Qilla terlihat sangat menggemaskan. Rasanya ia ingin menyimpan Qilla di pulau terpencil agar tidak ada yang dapat melihat Qilla. Hanya dirinya seorang yang boleh memiliki Qilla.

"Bisa," ucap Hyades gemas.

Cup

Hyades mencium tepat pada bibir Qilla dengan penuh perasaan, sampai ia tidak menyadari bahwa mereka sudah berciuman cukup lama.

Qilla memukul dada Hyades karena ia sudah kehabisan nafas, akan tetapi Hyades belum melepaskan ciumannya.

Hah Hah Hah

Qilla dapat bernafas lega sekarang, rasanya tadi ia mau mati saja. Sungguh menyesakkan dan mengerikan, tapi kalau sama Hyades gak papa deh. Plin plan memang gadis ini.

"Itu hukuman buat lo," ucap Hyades tersenyum smirk.

"Hukuman?" tanya Qilla gugup.

"Kalau lo sampai salah nyebut lagi, gue akan hukum lo dengan cara tadi," ucap Hyades memegang dagu Qilla.

"Kok gi-gitu? Qilla gak mau" ucap Qilla menolak.

"Lo gak mau?" ucap Hyades marah, ia paling benci penolakan.

Tanpa menjawab pertanyaan Hyades, ia hanya menggelengkan kepalanya menandakan dirinya tidak setuju.

Cup

Hyades mencium bibir Qilla lagi dan lagi, tetapi kali ini tidak ada kelembutan. Hyades melumat bibir Qilla dengan kasar.

Hiks Hiks Hiks

Hyades mengutuk dirinya sendiri karena telah membuat Qilla menangis. Ia segera mengusap bibir Qilla lembut dan menghapus air mata yang mengalir dari mata cantiknya.

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang