CHAP 47 - OUR QUEEN

53 5 0
                                    



Seorang gadis melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, melewati setiap mobil dan motor yang menghalangi jalannya. Sesampainya di sebuah tempat dimana semua hal buruk itu terjadi. Walaupun begitu, banyak sekali kenangan di tempat ini. Sudah lama sekali Qilla tidak mengunjungi tempat ini, mungkin hari ini adalah saat yang tepat.

Ia tiba di suatu tempat yang familiar, tempat tersebut adalah rumah pohon. Tempat dimana kejadian itu terjadi, entah mengapa kakinya mengarahkan Qilla ke tempat ini. Gadis itu duduk di tepi danau, menatap danau tersebut dengan tatapan kosong. Yaa.. dari tempat inilah semua bermula. Mulai dari pertengkaran Hyades dan Arsen sampai ia harus pergi ke luar negeri untuk berobat.

"Sendiri?" ucap seseorang sambil menepuk bahu Qilla.

Qilla menoleh ke samping melihat dengan jelas, siapa orang tersebut. Pasalnya hanya mereka berlima yang mengetahui tempat ini. Apakah Hyades? Kiev? Arsen? atau Faren? ahh tidak mungkin Faren.

Dugaan Qilla salah total. Orang yang Qilla anggap tidak mungkin datang ke tempat ini justru sekarang berada di hadapannya.

"Kenapa? kaget gue ada disini?" tanya Faren tertawa ringan.

"Gak," ucap Qilla sambil menggelengkan kepalanya, meskipun saat ini ia benar-benar terkejut melihat kehadiran Faren.

"Lo gak berubah dari dulu, tetap Qilla yang gue kenal," ucap Faren tersenyum tipis. Sejujurnya ia sangat rindu dengan persahabatan mereka dulu. Namun, mamahnya melarang dirinya untuk berteman dengan Qilla oleh karena itu ia selalu berbuat jahat dengan gadis itu. Akan tetapi beberapa hari yang lalu, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan sehingga meninggal ditempat. Hal itu membuat Faren merasa sangat terpuruk dan di hari yang sama Qilla datang membantunya tanpa ragu ketika tidak seorang pun datang menolongnya.

Apakah kalian masih ingat kejadian dimana Faren ditunjuk oleh Mr.Snape untuk mengerjakan test (cHapter 43 - HARI TERAKHIR )? tepat dihari itu kedua orang tuanya meninggal, namun tidak seorang pun tahu akan hal itu. Hanya Qilla yang selalu ada untuknya, mulai hari ini ia berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Ia akan selalu ada untuk gadis bertubuh mungil itu.

"Thanks," ucap Faren menatap lurus danau yang berada dihadapannya.

"Buat?" tanya Qilla bingung, pasalnya ia tidak berbuat apa-apa dan secara tiba-tiba Faren mengucapkan terima kasih. Sangat aneh.

"Semuanya," ucap Faren tersenyum senang, Qilla semakin bingung melihat sikap misterius gadis itu.

Qilla mengalihkan pandangannya ke arah rumah pohon yang berada tepat di samping danau, ia pasti akan merindukan tempat ini. Apakah suatu saat ia masih dapat melihat tempat ini? semoga saja.

"Lagi ada masalah?" tanya Faren memecah keheningan. Sedari dulu Qilla memang tidak dapat menyembunyikan apapun dari gadis berambut blonde itu.

Qilla hanya mengangguk kaku mengiyakan perkataan Faren. Sejujurnya ia kaget ketika mendengar pertanyaan Faren, bagaimana bisa gadis itu dapat mengetahui bahwa ia sedang memiliki masalah dengan begitu mudahnya? ia pikir Faren masih marah dengannya, entah apa yang telah ia lakukan sehingga membuat Faren marah.

"Gue mau pergi," ucap Qilla menunduk sedih. Sementara Faren tidak mengucapkan sepatah katapun, setia menunggu kelanjutan dari perkataan Qilla. Walapun saat ini, matanya memanas mendengar 3 kata yang keluar dari mulut Qilla.

"Grandma kritis," lanjutnya tak kuasa menahan tangis.

Faren mendekatkan dirinya kearah Qilla kemudian mendekapnya erat, "Everything will be fine," ucap Faren berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Gue tunggu lo pulang," ucap Faren mengusap punggung Qilla, menghibur sahabatnya itu. Walaupun saat ini ia ingin menangis kencang, mengapa disaat ia ingin memulai lembaran baru ada saja masalah yang datang?

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang