Brakk"MONYONG KUDANIL," ucap salah satu dari gadis yang sedang duduk sambil memegang dadanya kaget. Untung saja ia tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
"Enak yaa lo berdua makan disini, lah gue muter-muter kayak orang gila," ucap Hazel menumpahkan seluruh kekesalannya.
"Hehehe ututututu tayangg akuu," gadis berambut pirang.
"Lagian udah gak tau jalan, sok pergi sendiri lagi," ucap Qilla sambil menyuapkan daging ke mulutnya.
Cella menyenggol kaki Qilla menyuruhnya untuk diam sebelum gunung merapi meledak. Sementara gadis yang sedari tadi dibicarakan hanya memasang muka cemberut. Ia ingin marah namun tidak bisa.
"Apaan sih lo," ucap Qilla kesal, pasalnya ia paling tidak suka bila diganggu ketika sedang makan.
"Hazel duduk dulu sini, mau Cella pesenin makanan apa?" tanya Cella menghibur temannya itu.
"Cella pesenin dulu yaa," ucap Cella menarik tangan Hazel untuk duduk, memang jika kedua temannya ini sedang berantem maka Cella lah yang akan menjadi penengah.
Qilla fokus kepada makanannya tanpa berniat untuk mengeluarkan sepatah katapun sementara Hazel hanya menatap bermain telepon genggamnya sesekali melirik sekilas ke arah Qilla.
"Sama siapa tadi kesini?" tanya Qilla seusai menghabiskan seluruh makananya sampai tak bersisa, yahh begitulah Qilla. Ia dapat berubah dalam hitungan detik, padahal Hazel mengira bahwa Qilla akan marah pada dirinya akan tetapi Qilla dapat mematahkan asumsi itu. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkan gadis berambut coklat itu.
"Orang," ucap Hazel singkat, yaa memang ia tidak mengenal siapa pria tersebut. Ia lupa menanyakan nama pria tampan itu.
"Cowo?" tanya Qilla tepat sasaran, sepertinya Qilla keturunan cenayang.
"Iya," ucap Hazel memalingkan wajahnya.
Deg
Seorang pria tampan sedang menatap dirinya dengan tatapan yang arghh...Hazel pun tidak tahu tatapan apa itu. Yaa...itu adalah pria yang tadi menolongnya.
"Ohh itu," ucap Qilla tiba-tiba.
Hazel hanya menganggukkan kepalanya tanpa melepaskan pandangannya dari pria tersebut.
Prang
"Sorry gue gak sengaja," ucap seorang gadis.
Seluruh pasang mata menatap ke arah seorang gadis dengan baju yang terkena noda saos kemudian gadis tersebut melayangkan tangannya bersiap untuk memberikan pukulan cantik.
Hap
"Dia udah minta maaf"ucap gadis lain.
"Hai bestie!" ucap Faren tersenyum sinis, yaa dia adalah Farensca Pranada. Ratu Bully di sekolah ternama itu, ia juga merupakan teman masa kecil Qilla.
Faren baru saja pulang dari luar negeri bersama dengan sang mamah, ia kembali ketika mendengar kabar bahwa ada seorang gadis yang berusaha mendekati Hyades dan beberapa orang mengatakan bahwa gadis tersebut sangat cantik. Ia penasaran siapa orang yang berhasil mengalahkan kecantikannya?
Qilla hanya terdiam tanpa berniat untuk menjawab perkataan Faren, jauh di lubuk hatinya ia merindukan kebersamaan mereka dulu. Akan tetapi, sekarang semuanya telah berubah. Itu hanyalah masa lalu.
"Kenapa lo balik lagi? gue kirain lo udah mati,"lanjutnya.
Gadis mungil itu tidak menanggapi semua ucapan Faren, prinsipnya adalah ia akan bertindak jika ada seseorang yang menyentuh dirinya maupun orang-orang di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQILLA
RomanceUPLOAD SETIAP HARI!! - Raqilla Sequoia Aurora Rossler - seorang gadis cantik bak dewi yunani, rambut coklat, mata sebiru lautan siapapun yang melihatnya pasti terpesona akan kecantikannya. Akan tetapi, kehidupannya tidak semulus kedengarannya. Perci...