CHAP 39 - IS THIS ENOUGH?

42 7 0
                                    



Sementara Hyades yang ditatap tajam oleh Qilla hanya tersenyum tipis melihat raut wajah Qilla yang baginya sangat menggemaskan itu, padahal menurut orang lain wajah Qilla bila sedang marah sangat menyeramkan. Hal ini tidak berlaku bagi Hyades, justru baginya apapun yang Qilla lakukan akan terlihat menggemaskan.

"What's wrong honey?" tanya Hyades menggoda Qilla, ahh rasanya saat ini ia ingin memakan gadis bertubuh mungil itu.

Qilla geram melihat Hyades,"Lo sengaja ngalah kan?" tanya Qilla menunggu jawaban dari pria itu.

"Hmm," ucap Hyades pura-pura berpikir, ia sangat senang menggoda Qilla.

"JAWABB HYADESS!" ucap Qilla dengan suara lantang.

"Shh telinga aku sakit nih," ucap Hyades sambil memegang telinganya.

"Just answer my question," ucap Qilla penuh penekanan, ia sudah muak dengan semua sikap Hyades.

"Lo sengaja ngalah supaya gue menang kan? awalnya gue bingung kok lapangan tiba-tiba rame. Padahal yang punya akses itu cuma gue, lo, Arsen, Kiev sama Faren dan kemungkinan besarnya adalah lo yang udah nyuruh mereka buat masuk ke lapangan. I don't know how but you did it, am I right? and one more gue paling gak suka dikasihanin. So, don't do that again or I'll hate you," ucap Qilla panjang x lebar x tinggi, mengeluarkan semua unek-unek yang sedari tadi ia tahan.

"Hey hey, calm down," ucap Hyades berusah menenangkan Qilla.

Memang benar, Hyades lah yang melakukan itu semua. Akan tetapi, ia hanya berusaha untuk membantu gadis Qilla.

"I'm sorry," ucap Hyades lirih, entah kenapa ia akan merasa lemah dan tidak berdaya bila berhadapan dengan gadis bertubuh mungil itu.

"Gue gak butuh maaf lo, gue cuma minta penjelasan," ucap Qilla kekeh.

"Okay fine, aku jelasin," ujar Hyades, mengalirlah cerita mengenai awal mula semua itu terjadi. Qilla menyimak dengan seksama, berbagai ekspresi ia keluarkan selama mendengarkan cerita Hyades.

Flashback on

"Anjirrr woii si anak baru," ucap teman Hyades heboh, siapa lagi kalau bukan Kezio, si tukang gosip.

Hyades bukanlah tipe orang yang suka bergosip, menurutnya itu adalah suatu hal yang membuang waktu dan tidak berguna. Ia tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu.

"Anak baru yang mana?" tanya Alvaro sambil menatap layar ponselnya, acuh tak acuh.

"Yang cakepp itu woi"

"Yaaa siapa anjir," ucap Alvaro mulai kesal.

"Raqilla Sequoia Aurora Rossler dari kelas Divinity, masa lo gak tau sih," jelas Kezio, jika berurusan dengan cewek cantik. Kezio nomor satu, bahkan ia menghafal semua nama cewek cantik yang ada di sekolah itu.

Hyades mendengar nama sang pujaan hati disebut pun menjadi penasaran, apa yang telah dilakukan Qilla sehingga ia masuk kedalam berita terpanas sekolah ini. Pasalnya, para pengambil berita hanya akan menayangkan berita tersebut bila ada sesuatu yang benar-benar heboh.

"OHHH ITUUU, ADA BERITA APAAN?" teriak Alvaro ikutan heboh, pasalnya ia juga merupakan salah satu fanboy dari Qilla. Sejak pertama kali ia bertemu dengan Qilla di lapangan basket, ia sudah mengagumi gadis itu.

"Dia katanya pacaran sama Arsen," ucap Kezio sambil menunjukkan layar ponselnya.

Deg

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang