CHAP 33 - RUANG OSIS

46 7 0
                                    



[Beberapa Part di private, follow terlebih dahulu untuk dapat membaca]

Jadilah pembaca yang bijak! Mohon maaf bila terdapat kesamaan tokoh, latar dan tempat.

{Mulmed foto ruangan osis yang ada di Sequioa International High School}

***

Jantungnya berdebat tak karuan, ia merasakan kehangatan dan kenyamanan dari pelukan itu. Rasanya seperti ada banyak kupu-kupu yang terbang bebas berkeliaran di dalam perutnya, sangat menggelikan. Gadis cantik itu berusaha melepaskan dirinya dari pelukan yang mendebarkan itu, akan tetapi saat ini ia tidak memiliki tenaga untuk melakukan hal itu. Bahkan bergerak pun sangat sulit. Perasaan ini...arghhh sangat aneh, apakah penyakitnya kambuh kembali? tidak tidak, kata dokter penyakitnya sudah sembuh total.

"Lo-lo-lo nga-ngapain?" ucap Qilla terbata-bata, ia sangat gugup saat ini.

Hyades tidak menjawab pertanyaan Qilla, ia semakin mengeratkan pelukannya sambil mengendus leher Qilla sehingga membuat gadis bermata biru itu merasa geli.

"Shhh geli," ucap Qilla kegelian karena Hyades terus saja mengendus leher Qilla. Bulu kuduknya merinding akibat napas berat milik Hyades yang menyapu leher Qilla.

"Leher kamu wangi," ucap Hyades sambil terus mengendus leher Qilla membuat sang empunya merasa terganggu.

"Stop it," ucap Qilla tegas, sudah cukup ia dipermainkan.

Hyades memutar badan Qilla sehingga menghadap ke arahnya, ia menatap tepat di manik mata Qilla.

Deg Deg Deg

Tatapan mata Hyades membuat Qilla seakan-akan hanyut ke dalam pesonanya, bagaimana bisa ada makhluk yang sangat mempesona?

Sama halnya dengan Qilla, Hyades pun merasa bahwa hanya gadis dihadapannya ini yang dapat membuat dirinya terlena dan jatuh dalam pesonanya.

Hyades menarik pinggang Qilla sehingga saat ini kedua mata mereka semakin dekat, bahkan hidung mereka pun sudah bersentuhan.

"I miss you," ucap Hyades menatap Qilla sendu, ia sangat merindukan gadis pujaan hatinya itu.

Selama ini, Hyades sangat tersiksa tidak dapat bertemu dengan Qilla dan ia merasa kesal dengan dirinya sendiri karena tidak dapat menahan dirinya sehingga tadi di koperasi ia menyakiti gadis pujaan hatinya itu. Oleh karena itu, ia pergi meninggalkan Qilla karena Hyades tidak ingin menyakiti Qilla lebih dalam.

Hyades meletakkan kepalanya di pundak mungil Qilla, hanya dengan menghirup aroma gadis itu. Rasanya semua masalah yang ia alami, hilang dalam sekejap. Ajaib bukan? Itulah yang dinamakan the power of love.

Qilla mengangkat tangannya kemudian mengusap kepala Hyades perlahan, penuh kelembutan.

"Are you okay?" tanya Qilla, Hyades hanya menggelengkan kepalanya pertanda ia sedang tidak baik-baik saja. Qilla terus mengusap kepala Hyades berusaha menenangkannya.

"Mau cerita?" tanya Qilla lagi, Hyades kembali menganggukkan kepalanya.

Qilla gemas mellihat sikap Hyades yang sangat manja itu, perlu kalian ketahui bahwa. Hanya kepada Qilla saja, ia akan menunjukkan sikap seperti itu. Jadi, jangan berharap untuk mendapat perlakuan yang sama dengan Qilla. Tidak akan pernah, catat itu.

"Please don't leave me again," ucap Hyades dengan suara serak.

Deg

Deg

Deg

Lagi dan lagi, tanpa dapat Qilla hentikan. Jantungnya terus berdetak kencang tak karuan jika sedang bersama dengan Hyades, ia tak bodoh untuk menyadari apa yang terjadi pada dirinya. Ia yakin Hyades pun merasakan hal yang sama.

Qilla mengangkat kepala Hyades perlahan untuk melihat lebih jelas muka tampannya, kedua manik mata mereka kembali bertemu dan jantung Qilla berdetak semakin cepat.

Tatapan mata sayu Hyades menyiksa Qilla, terlihat jelas bahwa selama ini Hyades tidak dapat hidup tanpa kehadiran Qilla. Seperti manusia yang tidak dapat hidup tanpa adanya oksigen, begitulah Hyades bila tidak ada Qilla.

"I just want you here, close to me," ucap Hyades sendu, ia menatap mata Qilla dalam.

"I'm here with you," ucap Qilla tersenyum manis.

Hyades menarik tangan Qilla untuk kearahnya, kemudian memeluk dirinya sangat erat bahkan sampai Qilla pun tidak dapat bernapas karena hal itu.

"I'm sorry," ucap Qilla di dalam pelukan Hyades.

"Karena tadi ngomong kasar, harusnya aku gak bersikap kayak gitu"

"Will you forgive me?" tanya Qilla.

"No," ucap Hyades tersenyum miring kemudian berlalu pergi ke tempat duduknya.

WHAT?!

Gila ni orang, tadi aja lembut sekarang balik lagi ke sifat asalnya.

Arghhh

Heran Gue

Gerutu Qilla dalam hati, ia merasa sangat kesal melihat sikap Hyades yang berubah-ubah. Sebenarnya Hyades menyukainya atau tidak sih.

Lebih baik ia pergi, daripada naik darah berhadapan dengan Hyades. Qilla pun mengabaikan Hyades dan menuju pintu keluar akan tetapi ketika Qilla ingin membuka pintu tersebut, pintunya tidak dapat terbuka. Apa yang terjadi?

Qilla menoleh ke arah Hyades "buka pintunya," ucap Qilla kesal, merasa dipermainkan. Hyades beranjak dari kursinya kemudian mendekat ke arah Qilla.

"Kiss me," ucap Hyades mendekatkan wajahnya.

"Gue gak mau," ucap Qilla memalingkan wajahnya.

Hyades geram melihat Qilla yang tidak mau menuruti perintahnya, ia paling tidak suka melihat orang yang membantah dan belum pernah ada seorang pun yang berani membantah dirinya. Ia menarik tangan Qilla kuat kemudian mendekatkan wajah mereka, Qilla memberontak dengan seluruh tenaga. Beruntungnya dulu ia pernah mengikuti pelatihan karate, sehingga ia cukup kuat untuk melawan Hyades. Akan tetapi, sebagai seorang wanita. Ia tahu bahwa tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan Hyades. Tidak ada salahnya mencoba.

Plak

"I HATE YOU," ucap Qilla kemudian berlalu pergi dari hadapan Hyades. Pria itu terdiam menyadari bahwa apa yang ia perbuat itu adalah suatu kesalahan.

Ia mencoba membuka pintu kembali akan tetapi tetap tidak dapat dibuka.

Qilla berjalan ke meja Hyades dan mencari cara untuk membuka pintu tersebut, ia yakin pasti ada sesuatu yang dapat ia gunakan untuk membuka pintu laknat itu.

Terdapat sebuah remot seperti pengontrol ruangan dan Qilla tahu bahwa itu adalah remot canggih yang dikembangkan oleh China. Fungsinya adalah mengatur seluruh ruangan secara otomatis hanya dengan sekali pencet. Sangat canggih bukan? bahkan remot tersebut dapat kita gunakan untuk memberikan perintah apapun selama masih berada dalam ruangan tersebut.

Qilla menekan salah satu tombol yang ada di remot tersebut kemudian sebuah pintu terbuka, Qilla bersorak dalam hatinya. Akhirnya ia dapat menyelamatkan diri dari ruangan yang sangat mencekam ini.

Gadis rupawan itu berlalu pergi meninggalkan Hyades seorang diri. Sementara, Hyades hanya dapat menatap sendu kepergian Qilla. Ia telah menyakiti dunianya. Qilla adalah dunianya dan ia bahkan tidak dapat menjaga dunianya sendiri. Hyades menjambak rambutnya kasar, ia sangat bodoh, seharusnya ia tidak melakukan hal tidak senonoh itu kepada Qilla.

ARGHHHHH

***

Halooo semuaa! pliss gaiss jadilah pembacaa yang baik dan berbudi luhur WKWKWKWK. 

Sedihh puoll! sepii bangett tapii gapapaa. Semangatt kaliann<3

- 1011 Words -

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang