CHAP 40 - PERNYATAAN CINTA

39 6 0
                                    



Ting Ting Ting

Terdengar sebuah bunyi keluar dari speaker sekolah, hal ini menandakan bahwa sekarang adalah waktu untuk istirahat. Seluruh siswa/i berhamburan keluar kelas, ini adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh murid Sequoia International High School. Mereka berbondong-bondong menuju cafetaria untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi berbunyi.

Sementara seorang gadis tidak beranjak dari tempat duduknya, ia tetap memfokuskan seluruh pandangannya pada laptop yang ada di hadapannya.

"Gue sama Hazel mau ke cafetaria, nitip gak?" ucap gadis berambut pirang, Cella.

"Gak," ucap Qilla tanpa basa-basi, jika sedang dalam mode serius. Tidak ada seorang pun yang boleh mengganggu Qilla atau nyawa kalian taruhannya.

Hazel dan Cella berlalu pergi meninggalkan Qilla di kelas sendiri.

Sesampainya di cafetaria, kedua gadis itu memilih tempat duduk di paling ujung dekat jendela. Tempat Itu adalah tempat duduk favorit mereka.

"Lo pesenin Qilla apaan?" tanya Cella kepada Hazel, yaa walaupun Qilla tidak mengatakan bahwa ia ingin dibawakan makanan. Tetapi sebagai teman yang baik, mereka tidak akan lupa untuk memesan makanan untuk Qilla. Ini sudah menjadi kebiasaan Hazel dan Cella, bila Qilla sedang sibuk maka mereka lah yang akan memperhatikan makanan Qilla. Begitulah teman sejati.

"Kayak biasa," ucap Hazel kemudian mengambil salad kesukaan Qilla. Yaaa.. makanan kesukaan Qilla adalah sayuran hijau dengan mayonase dan sebagainya. Biasanya kita menyebutnya salad.

Perlu kalian ketahui bahwa, sistem memesan makanan di cafetaria sekolah ini sudah canggih. Tidak seperti sekolah biasa yang perlu mengantri terlebih dahulu untuk memesan makanan. Mereka tinggal pencet monitor yang sudah disediakan di tiap meja kemudian makanan tersebut akan dibawakan oleh para pramusaji. Jadi, mereka tidak perlu repot-repot mengantri.

Apakah kalian masih mengingat insiden dimana seorang gadis menumpahkan sesuatu ke baju Faren yang berujung Hyades menarik tangan Faren kasar? sejak kejadian itu, Faren tidak pernah menginjakkan kakinya di cafetaria lagi. Bahkan gadis berambut blonde itupun tidak pernah menunjukkan batang hidungnya di hadapan Qilla.

Jika kalian bertanya-tanya, lantas mengapa Kiev dan Arsen tidak pernah terlihat lagi? dimana mereka? Kiev sedang pergi bersama dengan keluarganya ke luar negeri, sementara Arsen menghilang seperti ditelan bumi. Tidak ada yang tahu dimana keberadaannya.

AAAAA OH MY GOSHHH

MAKIN CAKEPP ANJIRRR

JADIKANLAH DIA SUAMI HAMBA

ARGHHHH GILAAAA

Begitulah kira-kira teriakan kaum hawa, apakah mereka tidak capek teriak seperti itu setiap hari? sepertinya suara mereka tidak akan habis jika itu untuk Hyades.

Hazel dan Cella makan dalam diam, mereka tidak menghiraukan semua teriakan yang sejujurnya sangat mengganggu pendengaran mereka. Kedua gadis itu sudah terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Akan tetapi ada satu hal yang menarik perhatian mereka sedari tadi.

Seorang gadis berjalan mendekat ke arah Hyades dengan langkah takut, sepertinya akan ada kejadian yang menarik. Mari kita saksikan.

"A-aku su-su-suka sama kamu, to-tolong jadi pacarku," ucap gadis itu kepada Hyades sambil memberikan sepucuk surat.

WOOOOOO

BERANI BANGET ANJIR

GILAAAAA KERENN

MUKA LO SECAKEP APA SIH SAMPE BERANI NEMBAK HYADES

HAHAHAHAHHA

Hyades hanya menatap gadis itu dingin kemudian berlalu pergi meninggalkannya.

"AKU GAK RELA KAMU SAMA ANAK BARU ITU," teriak gadis itu terengah-engah, semenjak kedatangan Qilla. Sikap Hyades berubah dan ia tidak suka itu.

"DIA ITU CUMA PELACUR," ucap gadis itu dengan lantang.

Dadanya memburu mendengar seseorang menghina sang pujaan hati, tangannya mengepal. Ia membalikkan badannya kemudian mendekat ke arah gadis itu, menatap tajam tepat di manik matanya seolah-olah berkata i will killl you.

Hap

Hyades mencengkram erat leher perempuan itu dengan erat, siapapun yang berani menghina wanitanya akan mati.

"Say it again!" bisik Hyades dengan suara rendah, sepertinyaa saat ini ia benar-benar marah dan tidak akan ada yang dapat menghentikan Hyades jika sudah seperti ini.

"Pe-pe-pela-cur," ucap gadis itu dengan berani.

Grek

Pria itu semakin mengeratkan cengkramannya, sebenarnya bisa saja ia membunuh gadis itu sejak awal. Namun, ia tidak ingin musuhnya mati dengan mudah. Ia akan menyiksa gadis itu dengan perlahan.

"Udah anjir, anak orang itu," ucap Kezio, teman Hyades. Ia berusaha menyelamatkan gadis itu sebelum nyawanya melayang.

Sementara Alvaro berusaha melepaskan cengkraman Hyades dari leher perempuan tersebut namun kekuatan Hyades jauh lebih besar darinya. Hyades dengan mudah menghentakkan tangan Alvaro sehingga membuat sahabat karibnya terjatuh.

"SHUP UP!" ucap Hyades tersenyum smirk, tidak ada keraguan di setiap ucapannya. Saat ini, Hyades terlihat sangat mengerikan seperti malaikat pencabut nyawa yang siap untuk membunuh siapapu yang berani menghalanginya. Apakah Hyades benar-benar akan membunuh gadis itu? sepertinya iya.

Amarahnya memuncak, cengkramannya semakin erat. Mata Hyades memerah menunjukkan bahwa saat ini ia sangat marah, keringat dingin bercucuran dari dahi setiap orang yang melihat kelakuan Hyades yang tidak manusiawi itu. Namun satu hal yang perlu kalian tahu, tidak ada yang dapat menghentikan seorang Hyades kecuali-

"Cukup," suara lembut seorang gadis mengalun indah di telinga Hyades, dia adalah sang pujaan hati, Qilla.

Gadis bertubuh mungil itu mendekati Hyades kemudian mengusap wajahnya lembut, ia dapat melihat dengan jelas bahwa kedua bola mata Hyades memerah seperti menahan amarah yang sebentar lagi mungkin saja akan meledak.

Untungnya tadi Hazel buru-buru menelpon Qilla dan menyuruhnya untuk datang. Jika Qilla tidak datang tepat waktu, entah apa yang akan terjadi.

"Shhh I'm okay," ucap Qilla lembut sambil mengusap wajah Hyades membuat sang empunya merasa tenang.

Hyades melepaskan cengkramannya dari gadis tidak tahu diri itu kemudian teman-teman sang gadis membawanya pergi ke uks untuk mendapatkan pengobatan. Cengkraman Hyades membuat leher perempuan itu memar, mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan agar membaik.

Qilla menarik tangan Hyades lembut kemudian membawanya ke tempat favoritnya, lapangan basket. Jika perempuan seumurannya menyukai hal-hal berbau romantis seperti taman atau rooftop layaknya di dalam cerita novel. Hal ini tidak berlaku dengan Qilla, justru ia merasa jijik dengan hal-hal semacam itu.

"Kamu kenapa hm?" tanya Qilla lembut, Hyades sangat baik dalam hal mengendalikan diri dan hari ini ia melihat secara langsung kemarahan seorang Hyades yang mengerikan. Ia tahu dibalik itu semua pasti ada suatu alasan mengapa Hyades melakukan hal tersebut.

"Dia bilang kamu pelacur," ucap Hyades menatap lekat mata Qilla.

Whatt?!

Hati Qilla terenyuh mendengar alasan Hyades, ia tidak menyangka bahwa sampai segitunya Hyades melindungi dirinya.

Qilla mengusap kepala Hyades lembut membuat sang empunya merasa nyaman. Sentuhan tangan Qilla membuatnya seperti terbang di awan-awan. Memang terdengar berlebihan, namun begitulah kenyataannya.

"Kamu gak boleh mukul orang lagi kecuali ada yang ganggu kamu, okay?" ucap Qilla, sementara Hyades hanya mengangguk patuh seperti seekor anjing yang menerima perintah dari majikannya.

"Good," ucap Qilla tersenyum tipis melihat sikap Hyades yang berbeda dari biasanya. Saat ini, Hyades terlihat sangat menggemaskan.

Arghhh kuatkanlah hamba, ya Tuhan.

- 1067 Words -

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang