CHAP 21 - PERPISAHAN

49 8 0
                                    



"Iya sayang, kita harus pergi sekarang," ucap mamah Qilla sendu, ikut sedih melihat anaknya bersedih. Akan tetapi, ia tidak dapat berbuat apa-apa.

Qilla kaget mendengar perkataan sang mamah, ia harus memilih antara pergi penyakitnya sembuh atau tetap tinggal akan tetapi ada kemungkinan penyakitnya bertambah serius atau bahkan dapat merenggut nyawa. Apa yang harus ia pilih? apakah tetap tinggal atau pergi? ini adalah pilihan tersulit yang pernah ia alami.

"Papah sama mamah sudah persiapkan semua kebutuhan kamu disana," ucap papah Qilla.

"Aku boleh ketemu sama teman-teman aku dulu gak pah?" tanya Qilla sedih.

Papah dan mamah Qilla saling menatap, bingung harus menanggapi apa. Pasalnya sebentar lagi mereka akan pergi. Waktunya tidak akan cukup bila Qilla bertemu dengan mereka dulu.

"Gak boleh ya?" ucap Qilla menahan air matanya.

"Kalau gitu Qilla nulis surat untuk mereka aja," ucap Qilla tersenyum sendu.

Banyak sekali muncul pertanyaan aneh di dalam benak Qilla, ia sangat khawatir bila apa yang ia pikirkan akan terjadi. Bagaimana jika benar terjadi? apa yang harus ia lakukan? hanya Tuhan yang tahu.

Apakah dapat bertemu teman-teman lagi?

Apakah mereka baik-baik saja jika aku pergi?

Bagaimana dengan Hyades?

Bagaimana jika mereka melupakan aku?

"Qilla sayang, nanti disana kamu akan bertemu teman-teman baru dan mamah yakin mereka akan menjadi teman yang baik untuk kamu," ucap mamah Qilla menghibur.

"Iya mah," ucap Qilla mengiyakan ucapan sang mamah, mungkin secara fisik Qilla akan berada di Canada akan tetapi hatinya hanya untuk Indonesia. Ia tidak akan melupakan keempat temannya.

Beberapa kertas Qilla ambil sebagai salam perpisahan darinya. Ralat, bukan perpisahan akan tetapi ini hanya sementara. Qilla yakin ia akan bertemu kembali dengan teman-temannya.

Qilla menuliskan nama Faren pada kertas tersebut, yang berarti surat itu untuk Faren teman perempuan satu-satunya yang ia miliki.

Dear Faren

Hai Faren! bagaimana kabar kamu? aku berharap kamu baik-baik saja. Kalau kamu buka surat ini, berarti aku sudah meninggalkan kalian. Aku berharap kita masih bisa menjadi sahabat. Kamu adalah teman perempuan pertama yang aku punya, jadi I will never forget you. Kamu tau? aku senang banget punya teman yang selalu mengerti aku. Yaa walaupun pada awalnya kamu gak suka sama aku tapi satu hal yang perlu kamu tahu, i like you. Aku suka semua hal tentang kamu, aku suka kepribadian kamu.

Maaf aku tidak bisa memberikan surat ini secara langsung karena pesawatnya sudah mau berangkat sekitar 1 jam lagi. Aku mau ke suatu tempat yang jauh, ada hal yang perlu mamah sama papah aku urus. Mungkin saja aku akan kembali 5 tahun lagi, aku pun tidak tahu kapan aku dapat bertemu kembali dengan kalian. Akan tetapi aku pasti akan kembali ke Indonesia. Jaga kesehatan dan jangan terlalu overthinking, kalau kamu membutuhkan teman curhat, kirim email aja ke aku ya. Aku akan selalu mendengarkan semua keluh kesah kamu. Ohh iya dan satu lagi, banyak orang yang sayang sama kamu, ada aku, Kiev, Hyades dan juga Arsen. Kita semua sayang sama aku. Kamu tidak sendiri kok.

Kamu mau aku beliin oleh-oleh apa? Canada banyak aksesoris cantik loh. Nanti setelah aku pulang, aku akan memberikan aksesoris itu kepada kamu. Kita juga akan memiliki gelang couple-an, khusus untuk kita berdua. Tunggu aku pulang yaa. Love you so much<3

Dari temanmu yang paling cantik
Raqilla Sequoia Aurora Rossler.

Qilla melipat kertas tersebut kemudian memasukkannya ke dalam amplop kecil. Setelah itu ia tidak lupa menulis nama Faren tepat di sampul surat.

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang