CHAP 22 - TAK TERSENTUH

49 6 1
                                    



UPLOAD SETIAP HARI!!

Mauu spill foto apa lagi nihh? Aqilla? Arsen? boleh request<3

***

Papah Qilla terdiam, kaget mendengar perkataan sahabat yang sudah ia anggap sebagai keluarganya itu. Keringat dingin mengalir di sekitar tubuh tegap nya. Apakah ia akan kehilangan buah hatinya? selama ia masih hidup, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Apakah ada cara agar anakku sembuh?" tanya papah Qilla.

"Ada, tapi-"ucap Agra (papah Kiev) ragu-ragu, ia ingin mengatakannya akan tetapi ia tidak ingin membuat sahabatnya sedih.

"Tapi apa Agra?" tanya papah Qilla setengah membentak, muncul berbagai prasangka buruk mengenai kondisi Qilla.

"Membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk menyembuhkan penyakit Qilla secara total," jelas Agra.

"5 tahun?" tanya Aaron melotot kaget, 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Hatinya hancur mendengar kabar yang tidak mengenakkan mengenai anak semata wayangnya. Akan tetapi, ia harus tetap melakukan pengobatan tersebut demi kesembuhan sang buah hati.

Agra hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Aaron tanpa berniat untuk mengeluarkan suara.

"Mungkin bisa sampai 10 tahun, tergantung seberapa parah kondisi Qilla," ucap Agra menambahkan.

"Baiklah, lakukan yang terbaik. Aku bergantung padamu," ucap papah Qilla sambil menepuk bahu Agra dengan mata sayu menatap sosok Dokter dihadapannya.

"Jangan lupa janjimu" ucap Agra mengedipkan salah satu matanya kemudian berlalu pergi.

Papah Qilla hanya menggelengkan kepalanya, heran melihat sikap Agra yang belum berubah sejak mereka duduk di bangku Sma. Suka sekali bercanda, bahkan saat berada di situasi yang menegangkan sekalipun.

Kriet

Bunyi pintu kamar Qilla terbuka, menandakan ada seseorang yang berusaha masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Pah, ada apa? apakah Agra mengatakan sesuatu mengenai kondisi Qilla?" tanya mamah Qilla khawatir, ia merasa suami tercintanya itu menyembunyikan sesuatu dari dirinya.

"Kondisi Qilla baik-baik saja sayang, ia hanya kecapean dan membutuhkan istirahat," ucap papah Qilla tersenyum menenangkan, ia tidak ingin membuat sang istri khawatir.

"Syukurlah, mulai sekarang aku akan fokus menjaga anak kita. Tidak apa-apa kan pah?" tanya mamah Qilla sambil menatap sendu sang buah hati yang belum juga sadar.

"Tentu saja boleh sayang, aku juga akan membantu kamu menjaga Qilla," ucap Aaron mengiyakan permintaan sang istri dengan perasaan bahagia, sejak dahulu memang ini keinginannya. Ia ingin istrinya fokus menjaga Qilla, akan tetapi sang istri kekeh untuk terus melanjutkan kariernya. Oleh karena itu, ia hanya dapat mengiyakan permintaan sang istri.

3 jam kemudian

"Pah, mah," ucap seorang gadis berusia 10 tahun dengan suara lemas.

"Sayang, kamu mau apa? mau minum? mamah ambilkan ya," kata mamah Qilla dengan perasaan lega melihat putrinya sudah sadar.

"Mi-minum," ucap Qilla dengan suara pelan. Mamah Qilla bergegas mengambil minum kemudian membantunya minum. Kepala Qilla terasa pusing, semua benda di ruangan itu seperti berputar-putar. Bahkan untuk minum pun ia membutuhkan bantuan sang mamah.

"Sayang, kamu istirahat lagi ya nak," ucap papah Qilla sambil mengelus kepala putri kesayangannya.

Qilla hanya menggangguk mengiyakan perkataan sang papah tanpa membantah, padahal jauh di lubuk hatinya yang paling dalam. Ia sangat ingin keluar dari kamar, menikmati suasana Canada. Akan tetapi, Qilla mengerti bahwa papah dan mamahnya melakukan ini semua demi dirinya. Jadi sebagai anak yang baik, ia harus menuruti perintah kedua orang tuanya.

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang