Hyades berjalan mendekat, semakin dekat lalu ia berdiri di depan Qilla. Tinggi mereka sangat berbeda jauh sehingga Qilla perlu mendongkakkan kepalanya agar dapat melihat wajah Hyades dengan jelas. Hyades mendekatkan wajahnya, melihat ke dalam mata biru anak perempuan di hadapannya ini. Qilla gugup dibuatnya, ia sadar bahwa dirinya telah memegang barang milik Hyades tanpa persetujuan dari sang pemilik barang.Astaga kamu bodoh banget Qilla, habislah aku. Ucap Qilla dalam hati.
Hyades mengangkat tangan kanannya perlahan, Qilla menutup matanya tidak berani memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Qilla merasakan ada seseorang yang mengusap rambutnya perlahan lalu menyampirkan helaian rambut yang menutupi mukanya ke belakang telinga. Ia membuka matanya dan merasakan sapuan hangat nafas Hyades menggelitik telinganya.
"Gue udah peringatin lo, panggil gue Alvi," bisik Hyades lembut. Qilla tidak menjawab sepatah kata pun. Ia belum pernah sedekat ini dengan seorang laki-laki kecuali papahnya.
"O-oke aku lupa, maaf," ucap Qilla tidak berani menatap mata Hyades. Sepertinya hal ini sudah menjadi kebiasaan Qilla untuk tidak menatap lawan bicaranya ketika berbicara.
"Tatap gue," ucap Hyades tegas tanpa bantahan.
Qilla mengangkat kepalanya perlahan, menatap tepat di kedua bola mata biru itu. Ia baru menyadari bahwa Hyades memiliki mata yang sama dengan dirinya. Akan tetapi, jika dilihat kembali mata Hyades itu unik karena di bagian tengahnya terdapat warna abu-abu bercampur dengan coklat. Sangat Indah. Qilla hanyut dalam mata indahnya, tidak bisa melepaskan pandangannya dari mata itu bahkan untuk 1 detik pun.
Hyades memegang dagu Qilla dan menariknya lembut untuk mendekat.
"Cantik," ucap Hyades tersenyum menganggumkan.
Awas aja lo, ucap Faren geram dalam hati
"Banyak nyamuk yaa disini, kamar lo udah di semprot baygon belom si?" ucap Kiev bergurau. Sepertinya ia tidak bisa melihat orang yang sedang kasmaran. Iri? Bilang bos.
Hyades menatap tajam Kiev, merasa terganggu dengan kehadirannya.
"Weits santai aja dong bos," ucap Kiev cengengesan.
Arsen sudah muak melihat perlakuan Hyades terhadap Qilla.
Qilla cuma punya gue, ucap Arsen dalam hati. Egois memang, tetapi jika tidak egois bukan Arsen namanya.
Ia menarik tangan Qilla secara paksa dan ingin membawanya keluar dari kamar Hyades. Akan tetapi, Hyades tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Hyades menarik tangan kiri Qilla, jadi posisinya Hyades menarik tangan kiri Qilla sedangkan Arsen menarik tangan kanan Qilla. Hyades dan Arsen saling menatap seolah-olah ingin mengatakan 'she is mine, pergi lo'. Kiev merasakan bahwa atmosfer di sekitarnya menjadi menegangkan.
Ya Tuhan, selamatkanlah hamba. Ucap Kiev dalam hati. Ia tidak tahan dengan situasi seperti ini.
Tok Tok Tok
"Hyades, mamah bawa makanan untuk teman-teman kamu," ucap mamah Hyades.
Tante, aku padamu. Ucap Kiev dalam hati. Sepertinya Tuhan telah menjawab doanya.
"Silahkan masuk tante," ucap Kiev seolah-olah ia adalah tuan rumah.
Ceklek
Mamah Hyades memasuki kamar dan merasakan suasana yang tidak menyenangkan.
"Loh, ini lagi pada ngapain. Kok berdiri semua?" ucap mamah Hyades bingung.
"O-oh ini, tadi kita lagi main game tan," ucap Kiev memecah keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQILLA
RomanceUPLOAD SETIAP HARI!! - Raqilla Sequoia Aurora Rossler - seorang gadis cantik bak dewi yunani, rambut coklat, mata sebiru lautan siapapun yang melihatnya pasti terpesona akan kecantikannya. Akan tetapi, kehidupannya tidak semulus kedengarannya. Perci...