"Saya mengucapkan selamat kepada Computer Science and Information Technology dan Divinity School telah memenangkan perlombaan tahun ini" ucap Ms.Clarissa, hal ini dikarenakan perolehan nilai dari kedua kelas tersebut sama. Bagaimana bisa? Qilla mendapatkan nilai sempurna oleh karena itu perolehan nilai kedua kelas tersebut menjadi setara yakni dengan perolehan nilai 1000.WHAT?!
Pemenangnya ada 2 gitu?
Apa-apaan nih
Gak bisa gitu dong
Harusnya yang menang cuma 1
Gak fair banget anjir
Beberapa siswa/I tidak setuju dengan keputusan dewan juri yang menurut mereka tidak adil, hal ini membuat ruangan yang tadinya hening menjadi tidak terkendali.
"Mohon perhatiannya! Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat, tahun ini kita memiliki 2 pemenang yaitu Computer Science and Information Technology dan Divinity School. Perlombaan ditutup!" ucap kepala sekolah aka kakek Qilla.
"OHH MY GOD GUE GAK NYANGKA KITA MENANG," teriak salah satu teman sekelas Qilla.
"Pliss cubit gue," ucap Revan, teman sekelas Qilla yang sifatnya 11 12 dengan Cella.
Hazel mencubit Revan dengan sekuat tenaga,"Awww anjir tenaga lo kayak babon," ucap Revan sambil mengusap tangannya yang merah akibat perbuatan Hazel.
"Ini semua berkat Qilla," ucap Cella berusaha memeluk sahabatnya itu. Namun Qilla berhasil mengelak sehingga Cella terjatuh.
"HAHAHAHAHAHA," tawa seisi kelas melihat keadaan Cella yang saat ini sangat mengenaskan. Qilla hanya tersenyum kecil melihat hal itu.
"ANJIRRRRR PANTAT GUEE," teriak Cella mengusap bagian pantatnya yang sakit. Setelah dirasa cukup, ia beranjak dari tempatnya kemudian mendekati Raven secara perlahan seperti seorang pencuri.
Raven dan Cella saling menatap satu sama lain, sepertinya mereka sedang merencanakan sesuatu. Bila kedua orang tersebut sudah merencanakan sesuatu, maka jangan harap akan selamat dari rencana kejam mereka.
Tiba-tiba...
Hap
Ada seseorang yang memeluk tubuh Qilla kemudian mengangkatnya, "RAVENN GUE BUNUH LO!" teriak Qilla marah bercampur kaget, pasalnya ia paling tidak suka dipeluk.
"WOI BANTUIN GUE," ujar Raven yang sudah tidak tahan karena sedari tadi Qilla terus memberontak.
Cella mengangkat kaki Qilla dengan Raven yang memegang kepala Qilla, sehingga saat ini Gadis bertubuh mungil itu tidak dapat berbuat apa-apa. Sementara Hazel dan teman-teman sekelasnya yang lain hanya menonton pertujukkan itu, mereka tidak berani berbuat macam-macam dengan Qilla.
"ANJIR MALAH BENGONG LO PADA, BANTUIN BEGO," ujar Cella kesal melihat teman-temannya yang malah asik melihat mereka kesulitan. Padahal Qilla memiliki tubuh yang mungil namun jangan pernah meremehkan tubuh kecilnya itu, Raven dan Cella saja merasa kesulitan menangani Qilla.
"Gak papa nih?" tanya salah seorang teman sekelas Qilla, sebut saja namanya Dina.
"Sekali-kali gak papa lah ya," ucap Dini, kembaran Dina. Ia pun ikut bergabung bersama dengan Cella dan Raven walaupun pada awalnya ia merasa ragu.
Teman-teman sekelas Qilla yang lain pun ikut membantu begitu pula dengan Hazel, menurutnya ini adalah hal yang menarik dimana ia bisa mengerjai Qilla. Kesempatan langka ini tidak boleh ia lewatkan begitu saja.
"TURUNINN GUE BANGSAT," ucap Qilla memberontak, berusaha melepaskan diri.
"HITUNGAN KETIGA LEMPAR KEATAS!" ucap Cella sebagai komando.
"1...2...3 LEMPAR," mereka pun melempar Qilla ke atas secara bersamaan. Ini adalah suatu hal yang sangat menyenangkan.
Sementara kedua orang tua dan kakek Qilla yang melihat anaknya diperlakukan seperti itu hanya tertawa puas. Pasalnya selama ini, tidak ada seorang pun yang berani memperlakukan Qilla seperti itu.
"SEKALI LAGII," teman-teman sekelas Qilla hanya cekikikan geli melihat wajah kusut Qilla seperti baju yang belum di setrika.
"1...2...3 LEMPAR," ujar Cella tersenyum penuh kemenangan, ia merasa puas telah mengerjai sahabatnya itu.
***
"Mah, pah Qilla berangkat duluu," ucap seorang gadis dengan pakaian yang sudah rapi. Saat ini, Qilla menggunakan baju crop top dengan celana joger ditambah lagi cepolan rambut Qilla yang membuat gadis itu terlihat lebih cantik.
Cup
Cup
Tidak lupa ia mencium pipi kedua orang tuanya, hal ini sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu.
Hari ini, Qilla ingin pergi ke sebuah tempat yang sering ia kunjungi dahulu bersama dengan teman-temannya untuk bermain. Namun, kali ini ia akan pergi seorang diri.
"Hati-hati sayang, jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya," ucap mamah Qilla mengingatkan sang anak, ia sangat hafal dengan kelakuan anaknya itu. Walaupun, ia tahu bahwa gadis itu tidak akan mendengarkan perkataannya.
"Love you sweetie," ucap papah Qilla.
"Love you too dad," ucap Qilla membalas perkataan sang papah kemudian berlalu pergi, sementara mamah Qila memasang muka cemberut. Ia seperti tidak dianggap.
Sang suami melihat raut wajah istrinya,"I love you honey," ucap papah Qilla kemudian memeluk sang istri mesra.
Disisi lain seorang gadis terlihat melajukan mobilnya membelah sang ibu kota Jakarta, ia terlihat terburu-buru. Entah apa yang ingin ia lakukan. Setelah melewati beberapa kendaraan, finally Qilla sampai di tempat yang ingin ia tuju. Ia sangat tidak sabar bertemu dengan anak-anak panti.
Qilla turun dari mobil kemudian melihat sebentar tempat yang sudah lama sekali tidak ia kunjungi, walaupun begitu gadis itu tidak pernah absen memberi bantuan kepada anak-anak tersebut. Bantuan itu dapat berupa sembako, makanan, mainan, pakaian dll. Qilla pun mengirim uang tiap bulan untuk kebutuhan panti.
Hal ini membuatnya bernostalgia, dahulu tempat ini merupakan sebuah tempat yang paling sering ia kunjungi bersama dengan sahabat-sahabatnya antara lain Hyades, Kiev, Faren dan Arsen. Ia tidak akan pernah melupakan kenangan indah itu. Panti Asuhan Bina Harapan ini terletak jauh dari perkotaan, lingkungannya pun masih asri.
"C'monn girl, sudah cukup memikirkan masa lalu!" ucap Qilla kepada dirinya sendiri. Masa lalu cukup untuk dikenang saja, yang terpenting saat ini adalah masa depan.
Qilla melangkahkan kakinya masuk lebih dalam, ia dapat melihat anak-anak yang tertawa riang. Mereka terlihat sangat bahagia, tidak ada beban yang perlu mereka tanggung.
Semakin dalam semakin ia merasa sangat bahagia, ada sebuah perasaan yang bergelonjak di dalam hatinya yang tidak dapat ia jelaskan. Pandangan Qila berhenti pada seseorang yang tampak tidak asng, ia terlihat sedang bercengkrama ria dengan seorang anak dan sepertinya anak itu memiliki keterbatasan fisik.
"Arsen?" ucap Qilla terkejut melihat kehadiran pria itu dan benar saja ketika pria itu memutar tubuhnya sehingga terlihat dengan jelas perawakan pria itu. Pria tersebut adalah Arsenio Nathaniel Alexander, pria yang beberapa hari lalu menghilang setelah memiliki skandal dengan Qilla. Apa yang sedang ia lakukan disini?
- 997 Words -
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQILLA
RomanceUPLOAD SETIAP HARI!! - Raqilla Sequoia Aurora Rossler - seorang gadis cantik bak dewi yunani, rambut coklat, mata sebiru lautan siapapun yang melihatnya pasti terpesona akan kecantikannya. Akan tetapi, kehidupannya tidak semulus kedengarannya. Perci...