CHAP 31 - ARSEN DAN HYADES

44 7 0
                                    



Qilla hanya diam tanpa berniat untuk meminta maaf, ia tidak salah lantas untuk apa ia meminta maaf? Arsen maju mendekat ke arah Qilla kemudian mereka saling bertatapan satu sama lain, tidak ada di antara mereka yang berniat untuk memutuskan tatapan intens itu. Qilla menjelajahi mata Arsen, terlihat kesedihan yang amat sangat mendalam di dalam mata itu. Ia ikut merasa sedih melihat kondisi sahabatnya ini.

"Minta maaf, Raqilla Sequoia Aurora Rossler." ucap Arsen penuh penekanan.

"What are you hiding from me?" ucap Qilla semakin mendekatkan wajah mereka, kemudian ia menyentuh rahang Arsen dengan tangan kanannya, mengusapnya perlahan. Ia prihatin melihat kondisi sahabatnya saat ini. Arsen menutup kedua matanya, merasakan setiap sentuhan tangan mungil Qilla yang lembut. Arsen merasa tenang dan nyaman, rasanya ia ingin menggenggam tangan itu erat tetapi keadaan memaksanya untuk berbuat sebaliknya.

Qilla menatap Arsen dengan mata berkaca-kaca, sementara Arsen yang tidak tahan melihat Qilla seperti ini pun menghempaskan tangan Qilla secara kasar dari wajahnya.

"Pergi," ucap Arsen tegas dan penuh penekanan, ia mengalihkan pandangannya dari Qilla.

Kiev merasa suasana sudah semakin mencekam pun menarik tangan Qilla untuk kembali ke kelas.

Sesampainya di kelas, Qilla duduk di kursinya kemudian termenung. Ia merasa semua yang terjadi saat ini itu karena dirinya, Qilla merasa bersalah. Arsen menjadi seperti ini, Hyades menjadi dingin dan kasar, Kiev kesepian bahkan Faren menjadi egois. Itu semua karena dirinya, ia patut disalahkan.

Tanpa Qilla sadari, sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan tingkah lakunya. Ia memegang tangan Qilla lembut, memberikan semangat. Orang tersebut adalah si jahil Kiev, ternyata ada sisi dari Kiev yang Qilla belum ketahui. Walaupun Kiev merupakan sosok yang selalu ceria, jahil dan narsis. Ternyata ia bisa menjadi sosok yang lembut dan penuh perhatian.

Qilla memberikan senyuman terbaiknya kepada Kiev, ia tidak ingin membuat sahabatnya itu khawatir akan keadaannya.

"I'm okay" ucap Qilla tersenyum manis.

Untuk sesaat Kiev tertegun akan senyum tulus yang diberikan oleh Qilla.

"Baju lo basah, ganti baju dulu sono. Ntar lo masuk angin, gue yang kena semprot nyokap lo," ucap Kiev sambil mengalihkan pandangannya.

Qilla terkekeh melihat wajah Kiev, "mau ganti pake apaan? daun?" ucap gadis bermata biru itu.

"Iya juga ya hehehe," ucap Kiev cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Mau beli di koperasi dulu ga?" usul Kiev.

"Gak ah, mager gue," ucap Qilla.

"Ntar lo sakit anjir, kucing, monyet, kudanil," ucap Kiev mengabsen nama-nama binatang, ia khawatir jika Qilla jatuh sakit. Kan tidak lucu, baru pulang ke Indonesia sudah sakit lagi.

"Kok lo sewot," ujar Qilla ketus.

"Bodo ah, cape gue." ucap Kiev kesal sambil meletakkan kepalanya diatas meja.

"Yaudah ayo," jawab Qilla malas-malasan.

"Nah gitu kek dari tadi," ucap Kiev tersenyum mengejek.

Mereka pun meminta ijin kepada guru terlebih dahulu kemudian berjalan menuju koperasi untuk membeli baju. Just info ya gais, di sekolah ini itu tidak ada yang namanya seragam jadi mereka ke sekolah menggunakan baju bebas. Nah di koperasi sekolah, disediakan berbagai macam jenis baju mulai dari yang harganya selangit sampai yang harganya murah.

"Miss, saya mau beli baju ini," ucap Qilla kepada penjaga koperasi sambil memberikan black card miliknya.

"Gile, beli baju doang pake black card. Horang kaya mah bebas," ujar Kiev dalam hati. Padahal Kiev juga tidak kalah kaya, yaa walaupun lebih kaya Qilla sih.

"Thank you for coming" ucap miss penjaga koperasi tersebut sambil tersenyum ramah usai menggesek black card itu, ia tahu bahwa Qilla merupakan anak dari orang terkaya di dunia, tentu saja ia harus memberikan servis yang terbaik. Pasalnya, black card hanya dimiliki oleh orang paling berpengaruh/kaya di dunia dan hanya 5 keluarga yang memiliki kartu itu.

Setelah Qilla mengganti baju, ia pun keluar dari ruang ganti. Baju tersebut terlihat cocok di tubuh Qilla, menambah kesan anggun untuk gadis cantik itu.

"Dah kelar gue," ucap Qilla membuyarkan lamunan Kiev yang sedari tadi menatap Qilla tidak berkedip.

"Terpesona lo sama kecantikan gue?" tanya Qilla dengan kepedean tingkat dewa, tapi hal itu memang benar adanya. Kiev memang terpesona akan kecantikan Qilla, hanya saja ia tidak mau mengakuinya.

"Muka kayak pantat ayam begitu, cantik dari mana," ucap Kiev mengelak. Bila gadis secantik Qilla saja disamakan dengan pantat ayam, lalu bagaimana dengan author? mungkin author bisa disamakan dengan tai ayam kali yaa?

"Buta ya lo," ucap Qilla sarkastik.

"Jelas-jelas gue bisa liat gini, lo kali yang buta" ucap Kiev tidak mau kalah.

"Bacot," ucap Qilla memasang wajah cemberut. Kiev tersenyum riang karena ia berhasil menjahili Qilla, terasa menyenangkan melihat muka cemberutnya. Sangat menggemaskan. Kiev yang gemas pun mencubit pipi Qilla tanpa ampun.

"ANJIRRRR Kievv lepasin, sakit tolol," ucap Qilla kesal karena Kiev dengan seenak jidatnya mencubit pipi Qilla gemas.

"HAHAHHAHAHA KOMUK LO NGAKAK," ucap Kiev tertawa terbahak-bahak.

"Diem anjir, gue yang malu diliatin orang," ucap Qilla.

Sangking asiknya bercanda dengan Kiev, tanpa Qilla sadari ia menabrak seseorang yang lebih tinggi darinya sehingga Qilla hampir saja terjatuh bila tidak ada tangan yang menangkap dirinya.

"Lah kok gue gak jadi jatuh?" tanya Qilla dalam hati sambil terus menutup kedua matanya.

Ia pun membuka kedua mata indahnya perlahan melihat apa yang sedang terjadi.

Dann apakah kalian tahu? saat Qilla membuka matanya, tepat di hadapannya ada dua pasang mata biru gelap yang menatap dirinya intens. Kedua mata indah itu seakan tidak ingin melepaskan pandangannya dari Qilla, ia terpaku dengan keindahan yang ada di hadapannya.

Deg Deg Deg

Jantung Qilla berdetak tak karuan, tanpa bisa Qilla kontrol. Ia mendekatkan wajahnya kemudian memegang alis tebal sang empunya mata biru gelap itu, kemudian turun ke rahang tegasnya, mengusapnya perlahan. Ia sangat rindu dengan sosok di hadapannya itu. Siapakah sosok itu? pemiliki mata biru gelap itu adalah Healvito Hyades Miller, Most Wanted No 1 di Sequoia International High School, idaman kaum hawa sekaligus teman masa kecil Qilla.

Teman-teman Hyades kaget melihat interaksi antara Qilla dengan Hyades, pasalnya Hyades tidak suka disentuh oleh siapapun bahkan kedua orang tuanya. Ia akan membunuh orang yang dengan berani menyentuh dirinya pengecualian untuk Qilla.

Hyades menarik badan Qilla untuk semakin mendekat ke arahnya. Jarak antara wajah Hyades dan Qilla sangat sangat dekat, jika Qilla bergerak sedikit saja maka tamatlah riwayatnya.

"Welcome back, baby girl," bisik Hyades tepat di telinga Qilla sambil tersenyum miring. Sepertinya wajah Qilla saat ini sudah memerah seperti tomat, "oh my gosh ini sangat memalukan," ucap Qilla dalam hati.

- 1033 Words -

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang