CHAP 18 - THALASEMIA?

55 9 0
                                    



Mamah dan papah Qilla berjalan mengikuti dokter tersebut dengan perasaan resah. Mereka merasa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Tap Tap Tap

Sesampainya di ruangan yang terlihat asing, sangat rapi untuk ukuran seorang pria, minimalis tapi nyaman untuk ditinggali. Siapapun akan betah untuk tinggal di ruangan ini.

"Silahkan duduk bapak ibu," kata Dokter tersebut, sebut saja namanya Dokter David.

"Baik terima kasih Dok," ucap papah Qilla tegas, khas seorang bapak-bapak.

"Apakah sebelumnya bapak atau ibu memiliki penyakit turunan?" tanya Dokter David dengan raut muka serius. Sepertinya masalah ini tidak mudah untuk ditangani.

Papah Qilla kaget mendengar pernyataan sang Dokter, pasalnya hanya ia dan istrinya yang mengetahui bahwa ia memiliki penyakit turunan.

"Saya mengidap penyakit Thalasemia Dok," jujur papah Qilla, apakah anaknya juga mengidap penyakit tersebut? tapi bagaimana hal ini dapat terjadi, umur Qilla saat ini belum genap 11 tahun sedangkan ia mendapat kabar bahwa dirinya mengidap penyakit ini ketika ia berumur 21 tahun.

"Sama halnya dengan bapak, Qilla pun mengidap penyakit tersebut. Akan tetapi kondisi Qilla saat ini cukup serius. Selain mengidap Thalasemia, terdapat kerusakan ringan pada bagian kepala akibat benturan yang cukup keras. Hal ini akan mengganggu pertumbuhan otak pasien, sehingga kemungkinan anak bapak atau ibu kurang cepat memahami sesuatu untuk anak seusianya," jelas Dokter David.

"Apa yang perlu kami lakukan Dok agar anak kami sembuh?" tanya papah Qilla tetap tenang, sementara mamah Qilla tidak dapat berkata apapun. Tubuhnya lemas, tidak menyangka hal ini akan menimpa putri semata wayangnya.

"Sayangnya, hingga saat ini Thalasemia belum dapat disembuhkan Pak. Maka, pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan transfusi darah rutin yang akan dilakukan setiap bulan hingga ia tumbuh dewasa," ucap Dokter David.

"Apakah tidak ada cara lain Dok?" kata mamah Qilla, ia tidak sanggup melihat putri semata wayangnya mengidap penyakit ini dan harus terus-terusan melakukan transfusi darah.

"Kami menyarankan bapak dan ibu untuk melakukan pengobatan di luar negeri karena dapat dipastikan bahwa pengobatan disana jauh lebih memadai, kemungkinan penyakit pasien dapat disembuhkan secara total," ucap Dokter David memberikan harapan baru. Mamah Qilla merasa lega, ada cara lain untuk menyembuhkan penyakit putrinya.

"Baik Dok," ucap papah Qilla tersenyum lega.

"Untuk saat ini, pasien perlu menjalani perawatan intens selama kurang lebih 2-3 hari untuk mengetahui keadaan pasien lebih lanjut," jelas Dokter David.

"Apakah sekarang kami boleh mengujungi anak kami Dok?" tanya papah Qilla dengan raut wajah memohon, ia ingin melihat kondisi putrinya. Setidaknya, ia tahu bahwa putrinya baik-baik saja.

"Tentu saja boleh, mari saya tunjukkan jalannya," kata Dokter David ramah.

Mereka berjalan menyusuri lorong dengan Dokter David di depan sebagai pemandu jalan Selama mereka berjalan, banyak sekali orang yang menyapa Dokter ganteng tersebut. Sepertinya Dokter David cukup populer di kalangan para Dokter.

"Silahkan masuk bapak ibu," ucap Dokter David mempersilahkan. Mamah dan papah Qilla pun masuk ke dalam ruangan tersebut, mereka melihat sosok anak kecil dengan rambut coklat panjang sedang tertidur pulas tepat di hadapan mereka. Wajahnya pucat dengan infus yang melekat pada tangan mungilnya.

Mengapa Qilla masih setia menutup kedua mata indahnya? Apakah kondisinya memburuk?

"Pasien sedang berada dalam pengaruh obat bius, sekitar 2-3 jam pasien akan segera bangun," ucap Dokter David seakan-akan mengetahui apa yang sedang mereka pikirkan.

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang