CHAP 25 - MALAIKAT TAK BERSAYAP

42 6 1
                                    



Langit mulau memancarkan warna senjanya, ombak bertempur menghantam bebatuan. Angin berhembus tanpa henti dan di sepanjang pantai pohon kelapa berdiri menyambut ombak dan gelombang. Terlihat beberapa karang dan penyu berjalan menuju pantai.

Qilla membuka kaca mata hitam yang ia kenakan, sudah satu jam ia duduk di tepi pantai untuk menikmati suasana yang sangat indah ini, sayang untuk dilewatkan.

Qilla tersenyum senang saat melihat matahari dengan perlahan turun kearah ujung pantai. Hari ini, Qilla merasa sangat bahagia. Kebahagiannya sederhana, ia hanya ingin menikmati masa mudanya dengan orang terdekatnya. Sangat klise bukan?

Ia mengingat kembali perbincangan yang baginya sangat berkesan dengan kedua orang tuanya.

"What? are you serious, mom? " tanya Qilla dengan perasaan campur aduk antara terharu, kaget dan juga rasa bahagia yang tidak dapat terbendung.

"Of course darling," ucap mamah Qilla dengan gaya khas ibu-ibu sosialita.

"Kapan kita berangkat? besok? atau lusa?" tanya Qilla tidak sabar.

Qilla telah menantikan kabar ini selama hampir 5 tahun, ia tidak sabar untuk bertemu dengan teman-temannya. Apakah mereka masih ingat pada dirinya? ahh tentu saja. Pede sekali memang, sepertinya sifat pede Qilla tertular oleh Kiev.

"Kamu maunya kapan? "tanya papah Qilla tersenyum lembut, hatinya menghangat melihat putri tercintanya terlihat sangat bahagia.

"Hmm, Qilla pikir-pikir dulu," ucap Qilla sambil mengangkat jari telunjuk dan mengetukkannya ke dagu seperti orang yang sedang berpikir.

"Lusa aja gimana mah pah? soalnya Qilla juga mau beli oleh-oleh yang banyak buat teman-teman Qilla," ucap Qilla memberikan usul.

"Baiklah, anak cantik papah," ucap papah Qilla sambil mengelus pucuk kepala Qilla penuh sayang.

"Oh iya sayang, mamah sudah daftarkan kamu ke sekolah terbaik yang ada di Jakarta," ucap mamah Qilla.

"Hah? aku harus sekolah lagi mah?" tanya Qilla lesu.

Tahun ini, umur Qilla genap 15 tahun dan apakah kalian tahu bahwa diumurnya yang ke 15 tahun, Qilla berada di kelas 12. Ia loncat kelas karena Qilla merupakan anak yang genius jadi ia dapat menyelesaikan masa smp nya dengan cepat. Beberapa bulan lagi ia akan lulus, akan tetapi karena mamah dan papahnya memberikan kabar bahwa mereka akan pulang ke Indonesia, jadi ia tidak dapat menyelesaikan kelulusannya bersama dengan teman-temannya yang di Canada dan yang lebih parahnya lagi ia harus mengulang kelas 12 nya lagi di Indonesia. Sangat membosankan.

Qilla tiba-tiba teringat akan suatu hal, bukankah teman-temannya juga sedang menjalani masa abu abu? lebih baik Qilla satu sekolah dengan mereka. Ahh betapa menyenangkannya, walaupun hanya 1 tahun tetapi setidaknya ia dapat menghabiskan waktu yang sudah terlewat dengan mereka.

"Mah, Qilla mau satu sekolah sama teman-teman Qilla," ucap Qilla tanpa penolakan.

"Sudah mamah atur sayang, pokoknya anak mamah belajar yang rajin," ucap mamah Qilla.

Apakah mamahnya lupa siapa dirinya? bahkan tanpa belajar pun Qilla selalu mendapatkan nilai sempurna.

"Thank you, my gorgeous mom," ucap Qilla geli mendengar ucapannya sendiri.

"Tapi lebih cantikkan Qilla," lanjut Qilla dengan suara pelan.

"What are you saying?" tanya mamah Qilla berlagak seperti orang bule.

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang