CHAP 37 - BERITA PANAS!

41 5 0
                                    



Bug

Bug

Bug

"PERGI ATAU MATI!" ucap Arsen menatap kedua orang tersebut tajam, seperti ingin mengguliti mereka hidup-hidup. Beraninya mereka menyentuh orang yang paling Arsen cintai, ia saja tidak pernah menyentuh Qilla sedikit pun. Lihat saja nanti! Arsen akan membuat mereka mati tanpa ampun.

Kedua orang tersebut langsung lari ketakutan setelah melihat seseorang yang berada di hadapan mereka, siapa sih yang tidak mengenal Arsenio Nathaniel Alexander? anak dari mafia terkuat di dunia. Seluruh kalangan di dunia hitam itu pasti mengenal keluarga Alexander dan tidak ada satu pun dari mereka yang berani mengganggu keluarga itu. Jika kalian masih ingin hidup dengan tenang, maka jangan pernah menyentuh orang dari keluarga Alexander.

"Shhh udah I'm okay," ucap Qilla menyentuh lengan Arsen lembut berusaha menenangkan pria itu.

Arsen mendekati Qilla kemudian meletakkan kepalanya perlahan di bahu gadis mungil itu, jantungnya berdetak sangat kencang. Ia takut kehilangan Qilla untuk kedua kalinya, ia takut, sangat takut. Bagaimana jika ia tidak datang tepat waktu? entah apa yang akan terjadi dengan Qilla.

Qilla mengusap kepala Arsen perlahan, tanpa gadis itu sadari sebulir air bening jatuh dari pelupuk mata Arsen. Ia merasa tidak becus menjaga gadisnya, walaupun selama ini ia bersikap dingin. Ia tetap mengawasi Qilla secara diam-diam.

Pria itu mengangkat kepalanya kemudian menatap Qilla sekilas sebelum melajukan motornya pergi meninggalkan Qilla sendiri.

Sejujurnya Qilla sendiri pun bingung melihat sikap Arsen yang kadang dingin dan kadang juga manis. Arghh sangat membingungkan.

Brum Brum

Sebuah motor sport berhenti di hadapan Qilla dengan gagahnya, ia sudah lama tidak menaiki motor itu.

"Naik," ucap seorang pria tertutup helm.

"Gue bisa pulang sendiri," ucap Qilla ketus, ia tahu bahwa pria yang berada diatas motor tersebut adalah Arsen.

"Naik!" ucap Arsen penuh penekanan, sementara Qilla terus berjalan tanpa memperdulikan perkataan Arsen.

"AAAAA ARSEN TURUNIN GUE," teriak Qilla kaget melihat tubuhnya yang tiba-tiba melayang. Arsen menurunkan Qilla di atas motor sportnya.

"Makan yang banyak," ucap Arsen menyetil kening Qilla, tubuh Qilla sangat ringan layaknya kapas bahkan rasanya ia seperti sedang menggendong anak bayi.

"Lo ngatain gue kurus?" tanya Qilla kesal, bisa-bisanya tubuh ideal seperti ini dikatakan kurus.

"Pegangan," ucap Arsen tanpa menjawab perkataan Qilla.

"Gak"

"AAAAAAA," teriak Qilla kencang kemudian mengeratkan pegangannya kepada Arsen, ia kaget karena Arsen melajukan motornya tanpa aba-aba.

Arsen tesenyum tipis melihat wajah Qilla yang menggemaskan dari kaca spion.

"Udah sampe, keenakan ya lo," ucap Arsen menggoda.

"Keenakan dari hongkong, jantungan gue yang ada," ucap Qilla kesal kemudian turun dari motor sport milik Arsen.

Cekrek

"Gue pergi," ucap Arsen melajukan motornya.

"Maka-" baru saja Qilla ingin mengucapkan terima kasih, motor Arsen sudah pergi lebih dulu.

***

Hari ini Qilla datang lebih pagi dari biasanya, ia menyusuri setiap lorong yang masih kosong. Belum ada seorang pun yang datang. Sebuah musik mengalun indah di telinga Qilla, cocok sekali dengan suasana hati gadis itu hari ini. Jika tahu bahwa datang lebih pagi akan terasa menyenangkan, maka Qilla akan terus melakukan hal ini setiap hari.

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang