"Lo ngapain disini?" tanya Qilla tanpa menutupi keterkejutannya, pasalnya ia pikir tidak ada seorang pun yang akan datang ke tempat ini. Namun, sepertinya dugaan gadis itu salah. Buktinya saat ini, Arsen berada di hadapannya.Arsen berlalu pergi meninggalkan Qilla tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Ehh non Qilla sudah datang," ucap seorang wanita paruh baya, sepertinya ia merupakan ibu panti.
"Panggil Qilla aja bu," ucap Qilla ramah, ia merasa tidak enak bila dipanggil seperti itu. Yaa walaupun, Qilla merupakan donatur dari panti itu namun tetap saja itu bukan berarti ia adalah seorang terhormat yang patut dihormati. Meskipun faktanya memang begitu.
"Tidak apa-apa, sudah tidak perlu dibahas lagi. Silahkan duduk dulu," ucap ibu panti mempersilahkan Qilla duduk.
"Kamu sudah pulang dari luar negeri?" tanya ibu panti tersebut.
"Sudah bu, Qilla ada urusan di Jakarta bu," ujar Qilla menjawab pertanyaan wanita paruh baya itu.
"Itu tadi ada cowok, siapa bu?" tanya Qilla, pria yang dimaksud oleh Qilla adalah Arsen.
"Ohh itu, namanya Arsen. Anaknya baik sekali, dia memang hampir setiap hari mengunjungi panti. Bermain dengan anak-anak disini, setiap datang pasti selalu membawa sesuatu entah itu makanan ataupun mainan," ujar ibu panti tersenyum senang, ternyata masih ada remaja yang memiliki hati sebaik Arsen.
Sementara Qilla yang mendengar cerita dari ibu panti terkejut bukan main, jadi selama ini Arsen sering mengunjungi panti ini? hampir setiap hari? pantas saja pria itu jarang sekali terlihat di sekolah. Sepertinya Qilla salah menilai seorang Arsen, benar kata pepatah 'jangan menilai seseorang hanya dari luarnya saja'. Walaupun Arsen terlihat galak dan nakal, ternyata ia memiliki hati yang baik.
"Ibu mau lanjut memasak untuk anak-anak," ucap Ibu panti beranjak dari tempat duduknya.
"Perlu bantuan Qilla bu?" tanya Qilla kepada wanita paruh baya itu.
"Tidak perlu nak, sudah ada Cikha, Nurul dan Yanti yang membantu ibu," ucap ibu panti menolak secara halus tawaran Qilla. Ia tidak ingin merepotkan gadis itu. Perlu kalian ketahui bahwa Cikha, Nurul dan Yanti adalah pekerja yang disewa oleh Qilla untuk membantu ibu panti dalam mengurus semua keperluan panti.
"Ibu tinggal sebentar ya nak. Ada danau di belakang panti, Kamu lihat-lihat dulu saja disana," saran ibu panti.
Qilla hanya mengangguk mengerti. Setelah ibu panti pergi, Qilla memutuskan untuk pergi ke danau yang dikatakan oleh ibu panti itu.
Setibanya di sebuah danau yang tidak begitu luas namun sangat indah sehingga membuat Qilla tidak dapat memutuskan pandangannya dari danau itu. Lagi dan lagi, ia melihat seorang pria yang sedang menatap dalam ke arah sesuatu. Qilla melihat arah tatapan pria itu dan ternyata pria itu sedang menatap bayangannya yang terpantul dari danau.
"Lo ngapain?" tanya Qilla kepada Arsen, yaa pria yang sedari tadi menatap bayangannya sendiri adalah Arsen. Entah apa yang sedang ia lakukan.
Arsen hanya menunduk dalam tidak tertarik menjawab pertanyaan yang untuk kesekian kali gadis itu tanyakan padanya.
"Gue minta maaf," ucap Qilla.
"Buat?" suara bariton Arsen terdengar.
"Gue selama ini udah salah sangka sama lo," ucap Qilla menatap Arsen dalam, ia ingin melihat sebenarnya apa yang selama ini telah Arsen alami dari balik mata hitam milik pria itu. Qilla tidak dapat menemukan apapun dari mata itu, satu hal yang dapat ia lihat yakni kesepian.
"Hm," ucap Arsen mengalihkan pandangannya, pria itu seperti sedang menahan sesuatu keluar dari matanya.
"Gimana kabar tante?" tanya Qilla memecah keheningan, ia ingin tahu kondisi sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQILLA
RomanceUPLOAD SETIAP HARI!! - Raqilla Sequoia Aurora Rossler - seorang gadis cantik bak dewi yunani, rambut coklat, mata sebiru lautan siapapun yang melihatnya pasti terpesona akan kecantikannya. Akan tetapi, kehidupannya tidak semulus kedengarannya. Perci...