CHAP 13 - MYSTERY

56 7 1
                                    



Ketukkan jam telah menunjukkan pukul 7 malam, hal ini menandakan bahwa kedua orang tua Qilla sudah tiba di rumah.

"Besok pagi jam 7 kita ketemuan disini lagi yaa, ada yang mau aku tunjukkin," ucap Qilla semangat.

"Apa ituu? kasih tau sekarang aja, kalau engga gue gak bisa tidur ntar malam," ucap Kiev penasaran. Kiev tidak bisa menahan rasa penasarannya itu.

"Kepo, besok aja aku kasih tau," ucap Qilla.

"Yaudah deh," ucap Kiev lesu.

"Kalau gitu aku mau pulang duluan ya, udah malam takut dicariin papah  sama mamah," ucap Qilla.

"Kebetulan rumah kita searah, pulang bareng gue aja," ucap Arsen menarik tangan Qilla. Padahal rumah Arsen memiliki jarak yang lumayan jauh dengan rumah Qilla.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Hyades langsung menarik tangan Qilla untuk berjalan di sebelahnya.

"Ehh, aku pulang dulu yaa," ucap Qilla kaget melihat tangannya ditarik tiba-tiba Oleh Hyades.

Arsen yang melihat hal tersebut, langsung menyusul Qilla dan Hyades. Saar ini hanya tersisa Kiev dan Faren yang berada disitu. Kebetulan sekali rumah mereka berdekatan, jadi mereka memutuskan untuk pulang bersama.

Sesampainya di rumah Qilla, ia melihat sudah ada mobil kedua orang tuanya di halaman rumah.

"Kalian mau masuk dulu?" tanya Qilla menawarkan untuk masuk.

"Boleh banget," ucap Arsen semangat.

Ketika Arsen ingin masuk, Hyades langsung menghadangnya. Tidak akan membiarkan Arsen masuk ke dalam rumah Qilla.

"Pulang," ucap Hyades dingin kepada Arsen.

"Apaan sih, kok lo yang ngatur. Suka-suka gue lah, emang lo soaps gue?" ucap Arsen sewot.

Arsen nyelonong masuk ke dalam rumah Qilla, berasa rumah milik pribadi. Mau tidak mau Hyades pun juga ikut masuk, ia tidak akan membiarkan Arsen berduaan dengan Qilla. Membayangkannya saja sudah membuat Hyades frustrasi.

"MAMAH PAPAH, QILLA PULANGG," teriak Qilla, memang sudah menjadi kebiasaan Qilla berteriak di rumah.

"Ehh anak mamah sudah pulang, wahh siapa ini sayang?" ucap mamah Qilla berjalan dari dapur. Maklum, mamah Qilla sudah berumur sehingga kemampuan mengingatnya pun semakin berkurang seiring pertambahan usianya.

"Ini Arsen mah, yang kemarin kita ke rumahnya terus Qilla jatuh dari pohon," ucap Qilla menjelaskan sekaligus menyindir. Arsen hanya menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Sini duduk dulu, sambil kita kenalan," ucap mamah Qilla ramah. Mereka pun duduk di ruang tamu dengan posisi mamah Qilla duduk di single chair, sementara Qilla duduk di antara Hyades dan Arsen.

"Kalau tante tidak salah ingat, kamu itu anaknya Rio dan Vanessa ya?" tanya mamah Qilla.

"Iya tante," ucap Arsen mengiyakan.

"Kabar mamah sama papah kamu bagaimana nak?" tanya mamah Qilla lembut.

"Mamah sama papah baik tan," ucap Arsen tersenyum.

"Salam buat mereka ya," ucap mamah Qilla.

"Iya tante, nanti saya sampaikan ke mamah sama papah," ucap Arsen sopan.

"Kalau yang ini, Hyades kan?" ucap mamah Qilla.

"Iya tante, saya Hyades," ucap Hyades tanpa menunjukkan senyum apapun. Datar.

"Kamu mirip sekali dengan papahmu, sangat irit bicara dan cenderung pendiam tapi begitu ketemu dengan mamah kamu sifat aslinya keluar. Dulu tante dekat sekali dengan mamah kamu, gak nyangka sampai sekarang masih bisa bertemu," ucap mamah Qilla mengingat masa lalu.

RAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang