.
.4 Desember 20xx
Taehyung menatap kue yang sudah dihiasi lilin diatasnya. Mata indah itu berbinar dan senyuman tak pernah luntur dari wajahnya. Hari ini adalah hari ulang tahun sang ayah, dan dia berinisiatif untuk memberikan kejutan sederhana. Yah, hanya menunggu sang ayah pulang di ruang keluarga dan menyambutnya dengan kue dan senyuman. Kado? Tenang, Taehyung sudah menyiapkannya.
10 menit...
20 menit...
40 menit...
Hingga tiga jam berlalu.
Taehyung sudah menguap untuk kesekian kalinya. Matanya nampak memberat dan tubuhnya membutuhkan istirahat sekarang. Dilihatnya jam yang sudah menunjukkan pukul 02.40 dini hari.
"Apa appa tidak akan pulang?" Sedihnya.
"Aku sudah mengantuk. Tapi kuenya bagaimana?" Sedihnya lagi.
Hatcih!
Taehyung mengusak hidungnya yang mulai memerah. Sepertinya dia terkena flue akibat begadang menanti sang ayah yang tak kunjung pulang.
"Sepertinya appa tak pulang" gumamnya lagi.
"Baiklah, aku simpan di kulkas saja. Besok baru kuberikan" senyumnya seraya beranjak dari tempatnya.
.
.Pagi tiba, Taehyung sedikit mengeluh saat sinar mentari menyinari wajahnya. Mengerjap dan berusaha mengumpulkan nyawa. Taehyung segera bangun saat mengingat sesuatu.
"Ah!" Dipegangnya kepalanya yang berdenyut. Taehyung sempat demam semalam. Tapi karena terlalu semangat ingin menemui sang ayah dia jadi lupa jika kepalanya sedang berdenyut.
Tak mau buang waktu, Taehyung segera bergegas menuju kamar mandi untuk membasuh wajah dan menggosok gigi. Dia ingin memeluk ayahnya dan memberikan banyak kecupan di hari lahir ayahnya. Diraihnya kotak biru dengan pita indah di mejanya dan bergegas menuju kamar sang ayah.
Slap!
Langkah itu terhenti, dan senyum itu terukir saat melihat punggung seorang yang dinantinya. Tangannya bergerak untuk menyembunyikan kotak yang di bawanya tadi ke belakang punggungnya. Langkah itu sudah akan melangkah, dan bibir itu sudah akan terbuka. Hinggaa,,
"Taehyung?" Tanya Seokjin yang kini sudah berbalik dan menatap heran sang ayah.
"Sedang apa kau disini? Kenapa tak bersiap kesekolah?" Lanjutnya.
"Eh, itu appa, aku sedikit demam semalam" kekehnya.
"Kau begadang kan semalam?"
"Iya appa" jawabnya penuh binar.
"A-"
"Kenapa kau begadang? Dan kekacauan di ruang keluarga. Kau juga yang membuatnya? Kau makan kue disana dan tak membereskannya? Apa kau tahu jika coklatnya itu berjatuhan di meja dan membuat meja itu di kerumuni semut pagi ini" omel Seokjin di pagi hari. Membuat Taehyung menunduk dan memeluk erat kotak yang ada di balik punggungnya.
"Jangan jorok Taehyung! Belajarlah bertanggung jawab. Jangan kau ulangi. Kembali saja ke kamarmu jika tak enak badan" tegas Seokjin.
"Baik appa" dan Taehyung hanya bisa merunduk dan kembali ke kamarnya. Melupakan niatnya yang ingin memberikan kado ulang tahun sang ayah.
.
.Taehyung menekuk lututnya dan memeluknya. Malam ini anak baik itu kembali menempatkan dirinya untuk duduk di dekat jendela. Menikmati langit malam dan cahaya bulan yang sangat tepat menyinarinya. Tubuh kecil itu terbalut dengan selimut tebal dan menatap lurus kearah langit malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time For The Moonlight (Slow Up)
Fanfiction"Hanya waktu dan cahaya bulan. Sangat sederhana dan jauh dari kata sulit. Tapi kenapa kami bahkan tak mampu memberikannya?"