"45-Terungkap"

1.2K 134 30
                                    

.
.

Seokjin berlari dengan raut wajah khawatir di koridor Rumah Sakit. Dia baru saja mendapatkan kabar dari Namjoon tentang keadaan Taehyung yang kembali drop dan tak sadarkan diri.

"Appa!" Panggil Namjoon.

"Apa yang terjadi pada adikmu Joon?" Tanyanya masih dengan wajah penuh kecemasan.

"Aku tak tahu appa, aku hanya datang menemuinya dan dia-"

Plak!

"Siapa yang mengizinkanmu menemuinya hah!" Sembur Minah yang baru saja menampar pipi mulus Namjoon.

Shock? Banget, Minah itu sayang pada Namjoon. Tapi untuk kali ini, dia tidak bisa menahan amarahnya.

"Minah" Yoongi berusaha menenangkan sang istri. Bahkan tangannya sudah meraih pinggang itu.

"Noona apa yang kau lakukan!" Amuk Seokjin.

"KIM SEOKJIN JAGA BICARAMU!" teriak Yoongi tak mau kalah.

"Bagaimana aku bisa terima anakku di tampar olehnya hyung?! Ingat hyung! Dia masih keponakanmu!" Lanjut Seokjin.

"Paman! Jangan kasar pada eomma dan appa!" Teriak Jungkook. Remaja kecil itu sudah tak sanggup menahan amarahnya meskipun Jimin sudah menahannya.

"Lagipula kalianlah yang salah! Kalian yang tak sadar diri! Bagaimana perasaan kalian ketika seseorang yang
Telah menyakiti kalian tiba-tiba datang di saat kalian sudah memutuskan untuk memulai hidup yang baru! Bagaimana jika sesuatu yang membuat kalian Trauma datang kembali dan menemui kalian yang sudah akan melupakan semuanya. Bagaimana!" Ujar Jungkook yang berhasil membekukan Namjoon dan Seokjin.

"Tae-Hyung sudah akan lupa, Tae-hyung sudah akan memulai kehidupan barunya. Tapi kenapa kalian datang! Sadar tidak kalau kalian lah yang membuatnya hancur! Kalian yang membuatnya trauma dan berakhir seperti ini. Apa kalian sadar!" Lanjut Jungkook lagi yang semakin membuat mereka beku.

"Kook, sudah,," Jimin berusaha menenangkan sang adik yang sudah hampir lepas kendali. Diraihnya bahu itu dan dipeluknya wajah yang sudah merah akan tangisan itu.

"Hyung, paman, kuharap kalian mengerti" ujar Jimin. Singkat, padat dan jelas. Namun menusuk. Tepat sekali.

"Jimin, jaga adik dan eommamu"

"Seokjin, Namjoon, bisa kita bicara sebentar?" Ajak Yoongi yang berjalan lebih dulu. Meninggalkan beberapa orang yang terdiam sebelum berakhir mengikutinya.

Namun tak hanya itu, sepasang mata ternyata menatap mereka sedari tadi. Menyaksikan kekacauan yang di harapkannya dapat segera menemui titik terangnya.

Yoongi menatap adik ipar dan keponakannya. Kini mereka tengah berada di salah satu kafetaria Rumah Sakit.

"Apa yang ingin hyung bicarakan?" Seokjin mencoba membuka percakapan.

"Hah..." Yoongi menghela nafas panjang sebelum memulai ucapannya.

"Aku tahu ini sulit untuk kalian. Tapi ini juga sulit bagi Taehyung"

"Bersabarlah, semua orang butuh waktu" lanjutnya yang membuat Seokjin dan Namjoon terdiam.

"Aku tidak memiliki kata-kata lagi jika kalian menolak. Tapi kumohon, pikirkanlah apa yang telah Taehyung lalui. Aku tahu kalian mengetahuinya dengan pasti. Jadi silahkan renungi dan fikirkanlah"

"Aku hanya bisa mengatakan itu" lanjutnya sebelum beranjak meninggalkan dua orang ayah dan anak itu. Namun sebelum itu, dia menyempatkan menepuk pelan dua bahu itu. Memberikan mereka kekuatan dan menyadarkan bahwa bukan hanya mereka yang tersakiti. Tapi semuanya.

Time For The Moonlight (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang