Seokjin menatap frustasi tempat luas didepannya. Menjambak pelan rambutnya dan menghempaskan kedua tangannya keudara seakan membuang semua beban pikirannya.
"Sial!"
"Sial! Sial! SIAL!!" Teriaknya dimalam yang bisu itu.
"Hah,, apa yang terjadi padaku? Kenapa aku begini?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
Bugh,,
Kakinya perlahan melemas dan kehilangan kekuatannya. Membuatnya harus luruh dan menciumkan lututnya yang berselimut celana kain hitam panjang itu keujung rerumputan disana.
"Hiks,, Tae,, appa pasti sudah sangat jahat dimatamu"
"Maaf,, maafkan appa,,"
.
.Taehyung masih menangis dan merintih dalam tidurnya. Ya, kondisinya terlihat buruk setelah dokter menyuntikan suatu obat padanya.
"Paman, Taehyung kenapa? Apa dokter salah memberikan obat?" Cemas Namjoon. Dia tidak tega melihat adiknya yang nampak kesakitan dan menderita.
"Aku akan panggilkan dokter" mutlaknya.
"Jangan,," tahan Yoongi.
"Dokter sudah mengatakannya. Jika reaksi Taehyung seperti ini. Itu berarti obatnya bekerja dan Tubuhnya menerima respon obat itu dengan baik" jelas Yoongi yang membuat Namjoon mengerutkan keningnya bingung.
"Mana ada obat seperti itu appa" tolaknya.
"Ada"
"Dan itu obat adikmu"
"....."
"Jadi biarkan saja dan ikuti yang kukatakan" lanjut Yoongi.
Namjoon hanya diam dan menatap penuh tanya pamannya yang kini beranjak menuju sofa.
"Sebenarnya adikku sakit apa paman?"
"....." Yoongi menatap kaget Namjoon.
"Apakah dia memiliki sakit yang parah?" Lanjut Namjoon yang hampir meneteskan air matanya.
Ya, dia hanya takut tidak akan sanggup mendengar jawaban pamannya.
"J-jawab aku paman" lanjutnya yang terbata.
"Pa-"
"Hhhh,,, " semua mata langsung fokus pada seorang yang menciptakan rintihan itu.
"Tae,," ujar Yoongi dan Namjoon bersamaan.
"Tae,, ada apa? Ini hyung saeng" lirih Namjoon. Dia berharap adiknya akan mendengarnya dan membuka matanya. Dia takut terjadi sesuatu pada sang adik.
"Tae,,"
"Eomma,,,"
Deg!
"Eomma,,"
"A-andwae,,,"
.
.Kilauan ribuan lampu berwarna menyilaukan tempat berbau alkohol yang dibisingkan dengan musik keras yang seakan memcahkan gendang telinga mereka yang mendengarnya.
Kim Seokjin, duda dua anak itu nampak sudah setengah sadar setelah meletakkan botol minuman ke sepuluhnya.
"Hai tampan,, apa kau mabuk?" Ujar seorang wanita seksi sambil membelai dagu Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time For The Moonlight (Slow Up)
Fanfic"Hanya waktu dan cahaya bulan. Sangat sederhana dan jauh dari kata sulit. Tapi kenapa kami bahkan tak mampu memberikannya?"