"15"

2.3K 271 51
                                    


"It's Back"


.
.

Taehyung memukul pintu kamarnya dengan brutal dan juga dengan tangisannya setelah sang ayah menutup pintu berwarna cokelat kemerahan itu.

"Appa!! Appa buka pintunya appa!! Appa!!" Begitulah teriakannya.

"Hiks,, appa,, buka pintunya,,, hiks,, aku tidak mau eomma lain. Hiks,, aku hanya mau eommaku" isaknya yang mulai luruh dan menghentikan aksinya. Terdiam dengan isakannya hingga dia memasuki alam mimpi.

Cukup lama Taehyung tertidur sambil bersandar pada  pintu kamarnya dengan mata sembabnya.

Perlahan langit mendung diluar sana mulai menangis dan membasahi malam. Suara rintikan mulai terdengar dan bernada, hingga rintikan itu semakin banyak dan menerpa apapun dengan kerasnya. Menghilangkan nada beraturan yang sebelumnya terdengar.

Taehyung, namja kecil itu mulai membuka mata sembabnya saat tidurnya terusik dengan suara hujan yang kian deras malam ini. Netranya menatap kain horden yang terterpa angin. Seketika tatapannya beku saat melihat warna gelap dari langit yang tak dihiasi bintang diluar jendelanya. Anginpun mulai memasuki kamarnya dari jendela kamarnya yang terbuka. Menyentuh kulit putih Taehyung dan memberikan sensasi menusuk bagi pemiliknya.

TYAR!!!!

"Hah!!" Taehyung menutup telinga dan matanya saat kilatan itu kembali menyambar dihadapannya, membuat deru nafasnya tak beraturan karena terkejut dan takut. Meskipun jaraknya dengan jendela terbilang jauh, namun cahaya terang dengan gemuruh yang mengerikan itu cukup untuk membuatnya ketakutan.

"A-appa,,, a-appa,,," panggilnya sambil menutup telinganya dengan tubuh dan suara gemetarnya yang timbul karena takut.

Sesekali dia menunduk dan mengalihkan pandangannya. Namun cahaya putih seperti cambuk dan bergemuruh itu selalu saja bisa mengambil alih fokusnya.

TYAR!!!

TYAR!!!

TYAR!!!

Tepat tiga kali berturut turut cahaya itu berhasil membekukan tubuh Taehyung yang semakin gemetar dan menegang. Ingin rasanya dia berteriak, namun rasa  takutnya membuatnya tak berkutik. Bahkan sekarang dia sudah kesulitan bernafas.

"Ahk,, hah,, hah,, hiks,, a-appa,,, h-hyung,, to-tolong aku,," Taehyung meremas erat dadanya  yang terasa sesak.

Brugh,,,

Kini tubuhnya yang terduduk tumbang dan membuatnya tidur meringkuk diatas dinginnya lantai.

"Uhuk,, uhuk,, ahk,, se-sak,, a-appo,, hiks,, uhuk,, uhuk,," isaknya.

"Hah,,, hah,, to-tolong,, hiks,, hyung,, ap-appa,,, hiks,," lagi, Taehyung masih setia meminta tolong kepada dua orang yang sangat disayanginya itu.

"Hah,,, a-a-app-a,," dan akhirnya mata sayu itu tertutup sempurna.

.
.

Keesokan paginya Namjoon berjalan menuju kamar adiknya setelah berhasil mendapatkan kunci kamar Taehyung dari sang ayah. Bukan hal yang mudah untuk mendapatkannya, karena pasalanya Namjoon harus menggunakan berbagai cara untuk membujuk sang ayah agar mau memaafkan Taehyung dan membiarkannya keluar dari kamar.

Ceklrek,,,

Namjoon membuka pintu kamar dengan tergesa karena takut terjadi apa-apa pada adiknya.

"Taehyung,,," dan kamar itu kosong. Bahkan ranjang Taehyung nampak rapih dengan seprei dan bantal yang sama sekali tak kusut dan berpindah dari tempatnya.

Time For The Moonlight (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang