"Should I be a Sparkling Star?"
Flashback on.Suasana hening dan gemercik air serta semilir angin lembut nampak.mendominasi keadaan di Sungai Han siang ini. Langit cerah, dan angin yang berhembus lembut. Mata sayu dengan tatapan memilukan nampak fokus menatap air mengalir dihadapannya.
"Hah,,, Apa aku disini saja? Aku takut kembali" lirihnya seraya memeluk kedua lututnya dan meyandarkan dagunya diatas tangannya yang bertumpu dengan lututnya.
"Ekhem,,," suara deheman mengalihkan fokus remaja itu.
Matanya membulat dan tubuhnya menegang takut saat melihat dua orang yang tak dikenalnya dan terlihat menakutkan baginya.
"Si-siapa kalian?" Tanyanya terbata.
"Yak! Kau ini bodoh atau apa! Kenapa kau berdehem!" Amuk rekan orang tersebut.
"Yak! Kau tidak tahu bagaimana cara mendramatisir keadaan ya?"
"Apa?"
"Ah,, sudahlah. Sebaiknya kita menyelesaikan niat kita..." lanjut orang itu terbata saat melihat remaja yang tadi akan digertaknya sudah melarikan diri jauh didepannya.
"YA!! JANGAN LARI!" teriaknya.
"Yak! Ini semua salahmu!" Amuknya pada rekannya.
"Kau yang kuno! Tidak mengetahui apa-apa. Sudah ayo kita kejar dia!" Titah satu orang lainnya yang akhirnya membuat kedua orang itu mulai berlari dan mengejar remaja yang mungkin merupakan targetnya.
"Hah,, hah,,," Taehyung mulai terengah karena harus berlari cukup jauh dengan waktu yang lumayan lama.
Ya, remaja itu adalah Taehyung.
"Ha!" Taehyung mendadak menghentikan aktivitas larinya dan meremat dadanya keras.
"Ahk,, kenapa? Kenapa harus disaat seperti ini?" Erangnya.
Taehyung berbalik kebelakang untuk melihat apakah dua orang tadi masih mengejarnya. Dan yah, dia tidak melihat mereka, tapi suara pertengkaran mereka cukup untuk memastikan bahwa mereka masih mengikutinya.
Taehyung menatap sekeliling dengan wajah menahan sakitnya. Matanya terfokus pada salah satu rumah dengan pintu gerbang yang nampak terbuka. Tanpa buang waktu Taehyung segera menuju rumah itu. Yah, tentu saja setelah mengumpulkan semua tenaganya yang masih tersisa.
Taehyung menyandarkan tubuhnya dibalik dinding pagar rumah. Waspada dan mulai mendengarkan langkah kaki dan semua perkataan dua orang tadi dengan nafas terengah dan menahan sakit.
"Sial! Kemana anak itu!" Kesal salah satu orang itu.
"Ini semua salahmu! Karena kau berdehem!"
"Kau selalu mengungkitnya!"
"Itu memang benar!"
"Sudah! Kita cari kesebelah sana saja!"
"Ahk!"
Dan setelah salah satu dari dua orang itu mengakhiri percakapan dengan erangan keadaan menjadi hening. Taehyung perlahan memberanikan diri untuk melihat keadaan.
"Hah,,," dan helaan nafas lega dapat iya hembuskan saat melihat dua orang tadi sudah pergi.
"Ahk,,," tapi sialnya sakit itu malah datang kembali.
Taehyung nampak merabah kedua sakunya.
"Hah,, apa aku tidak membawanya?" Ujarnya saat tak mendapati obatnya.
"Ahk,,,"
Brugh!
Tubuh Taehyung limbung dan akhirnya terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time For The Moonlight (Slow Up)
Fanfiction"Hanya waktu dan cahaya bulan. Sangat sederhana dan jauh dari kata sulit. Tapi kenapa kami bahkan tak mampu memberikannya?"