"Sparkling Stars".
.Seorang namja kecil nampak menggeliat diatas kasurnya saat ruhnya tak mau lagi masuk kedalam alam mimpi yang penuh akan keindahan dan imajinasi.
Namja kecil itu nampak bangun dengan rambut teracaknya dan ekspresi wajahnya yang sangat lucu dengan half eyesnya.
Dipegangnya pakaiannya yang tadinya merupakan seragam sekolahnya kini sudah berubah menjadi piama putih berpadu dengan beberapa titik gambar simba lion kids.
Karena tak dapat melanjutkan tidurnya, namja kecil itu mulai menyibakkan selimutnya. Memutar tubuhnya 180 drajat dan menurunkan kaki kecil putihnya dari ranjang.
Perlahan kaki kecil itu mulai menyentuh lantai dan berjalan menuju kesuatu tempat dimana dia akan mendapatkan kenyamanan dan ketenangan. Dan selain itu dia juga akan merasa terhibur dan bahagia.
Namja kecil itu nampak menggeser pelan tirai jendela kamarnya dan menggeser jendela kamarnya yang lumayan besar, membiarkan angin malam masuk dan menghempas lembut beberapa rambut lurus nan lembutnya.
Bukan keluhan yang keluar saat angin dingin itu menyapanya. Namun, senyuman tipislah yang terukir dibibir tipisnya saat melihat titik-titik cahaya yang selalu dilihatnya tiap malam mulai berkedip seakan menyapanya.
Ceklrek,,,
Suara pintu tersebut berhasil membuat wajah manis namja kecil itu berpaling untuk sekedar melihat siapa yang datang.
"Tae,, kenapa disitu?" Tanya orang itu.
"Appa,,," ujar namja kecil itu yang ternyata Taehyung.
"Kenapa disini? Disini dingin. Jendela harus tertutup saat malam agar angin malam yang dingin tidak masuk dan membekukan kita" jelas Seokjin yang saat ini sudah ada didekat sang anak dan mengelus rambut lembut sang anak.
"Tae terbangun dan tidak bisa tidur lagi appa. Jadi Tae melihat bintang. Lagipula anginnya sama sekali tidak dingin appa, malah terasa sejuk" jawab Taehyung yang membuat Seokjin tersenyum tipis pada sang anak.
Seokjin segera meraih kursi belajar sang anak yang berukuran untuk orang dewasa dan meletakkannya didekat jendela dan memangku tubuh kecil sang anak.
"Mau dengar sebuah cerita?" Tanya Seokjin pada sang anak yang menatapnya dengan polos.
"Dulu,, ada seorang anak yang baik, manis, pintar dan tampan" ujar Seokjin yang mulai bercerita saat mendapat anggukan dari sang anak.
"Dia tinggal jaaaaaaauh,, didalam hutan. Sehingga dia tidak memiliki teman"
"Kasihan sekali,, apakah dia juga tinggal sendiri appa?" Tanyanya pada sang appa yang tersenyum hangat.
"Tae lupa? Tidak boleh memotong pembicaraan orang lain" tegur Seokjin dengan lembut.
"Ah,, maaf appa" jawab Taehyung.
"Kalau begitu lanjutkan lagi appa. Tae penasaran" lanjutnya yang kembali mengembangkan senyum Seokjin.
"Anak itu memang tinggal sendiri, tapi dia tidak kesepian. Karena dia punya banyak teman, bahkan ribuan teman dilangit"
"Setiap malamnya anak itu selalu menatap teman-temannya, menceritakan keluh kesahnya dan kebahagiaannya. Hingga suatu malam,, dia kehilangan semua teman-temannya"
"Mwo? Semuanya appa?" Tanya Taehyung dengan nada kaget.
"Uumm,, semuanya" jawab sang appa yang membuat Taehyung menatap sang appa dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time For The Moonlight (Slow Up)
Fanfiction"Hanya waktu dan cahaya bulan. Sangat sederhana dan jauh dari kata sulit. Tapi kenapa kami bahkan tak mampu memberikannya?"